Translate

Selasa, 31 Desember 2013

Papua sebagai primadona politik Indonesia 2013



Papua sebagai primadona politik Indonesia 2013

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta

 

Jarang dibayangkan ada orang yang bernama Papua. Kadang-kadang kata Papua dipakai sebagai celotehan yang bersifat menegur cenderung diskriminatif. Hahaha, tapi MOP Papua sangat laku karena kekhasannya Papua. MOP Papua adalah cara melucu orang Papua. Dalam tekanan karena ketidakadilan yang sedang terjadi di tanah Papua, orang Papua masih tetap bisa melucu. Cara lelucon orang Papua disebut MOP Papua. Ini adalah karakteristik orang Papua.

Tahun 2013 sangat penting untuk Petisi Warganegara NKRI untuk Papua karena Papua bisa menjadi nama diri yang setara dalam perjuangan rakyat Palestina mencari keadilan. Untuk merenungkan perayaan Natal saya menulis artikel yang membandingkan penghayatan orang-orang Palestina dan orang Papua untuk meneruskan perjuangan mereka dengan mendapatkan kekuatan dari Yesus Kristus.

Perjuangan penegakkan keadilan dan perdamaian Papua terus mengalir seperti derasnya sungai yang dipenuhi dari beratnya volume hujan dalam setahun. Semakin banyak ketidakadilan terjadi dengan orang Papua semakin banyak orang Indonesia terpanggil untuk meminta pemerintah Indonesia bertanggungjawab terhadap kekerasan yang terus terjadi di tanah Papua.

Di akhir tahun, kekerasan yang menyita perhatian masa terlihat menurun. Tetapi penurunan kekerasan militer tidak sendirinya menghilangkan ketakutan dalam masyarakat Papua. Saat ini ada sekitar seratus orang Papua yang berada di penjara menunggu proses pengadilan. Sementara persidangan sudah menetapkan lebih dari 50 orang dengan hukum penjara dengan waktu 10 sampai dengan 20 tahun. Laporan ini dihimpun oleh Papua Behind Bars, yaitu lembaga swadaya masyarakat orang asli Papua yang memberikan laporan setiap bulan tentang penangkapan dan penjeblosan orang Papua ke penjara.

Mengakhir tahun 2013 tanpa melakukan tindakan penegakkan keadilan dan perdamaian yang menjadi tanggungjawab pemerintah Indonesia, sungguh sangat disayangkan. Papua adalah primadona politik Indonesia saat ini. Saya sebut “primadona” politik karena persoalan keadilan dan perdamaian terkait dengan meluruskan sejarah Papua dalam keindonesiaan yang belum diselesaikan oleh pemerintah Indonesia.

Kematian Nelson Mandela memberikan inspirasi untuk Indonesia terpanggil meninjau kembali kewajiban moral kenegaraannya untuk membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Sekalipun Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi telah dihapuskan sesudah pembentukannya menuaikan protes dari masyarakat yang meminta Mahkamah Konstitusi untuk meninjau ulang, tetapi Papua dan Aceh mempunyai dasar hukum untuk meminta pemerintah memfasilitasi pembentukan Komisi Kebenaran dan Perdamaian.

Saya telah menulis tentang Papua sejak keluar dari rumah sakit, dan saya akan terus menulis sampai keadilan dan kebenaran ditegakkan di Papua. Hari ini saya memutuskan mulai melukis tentang Papua. Tahun 2013, ketika pameran blog dan seni Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua dilakukan di Bentara Budaya Yogyakarta, saya menciptakan dua karya kawat terkait dengan Papua yaitu “Bumi Torang Terbelah” dan “Hukum Rimba”. Hari ini saya melukis orang Papua yang badannya dirantai dengan rambut keriting berwarna putih. Tubuhnya merah dari teriakan karena ketidakadilan yang dialaminya.  Orang Papua hidup pada tanah yang subur dikelilingi lautan yang membiru mendalam.  Dulu Papua sama dengan daerah lainnya di Indonesia yang terisolasi. Sekarang di Papua, sekalipun belum ada jalan raya yang mulus, tetapi semua orang Papua tahu menggunakan internet. Papua bersama dengan sesama warganegara NKRI dan warga dunia lainnya berjejaring untuk memperkuat perjuangan bersama meminta pemerintah Indonesia menegakkan keadilan dan perdamaian di tanah Papua.

Petisi Warganegara NKRI untuk Papua sekarang berusia satu setengah tahun. Dalam usia yang masih balita, Petisi Warganegara NKRI untuk Papua terus melakukan penyebaran pendidikan tentang Papua, permasalahan konflik dan upaya penyelesaiannya kepada sesama warganegara NKRI. Saat ini menutup tahun 2013, ada 781 orang yang memberikan jempol sebagai tanda suka dan sekaligus mendukung perjuangan bersama mendorong pemerintah Indonesia menegakkan keadilan dan perdamaian di tanah Papua.  Jumlah 781  pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua, menurut statistik dari Google terdiri dari perempuan sebanyak 36% dan lelaki sebanyak 64 % yang bukan secara langsung adalah teman-teman saya dari Facebook.  Sementara perhitungan tentang jaringan saya dari Facebook dikatakan pendukung sebagai perempuan berkisar 46% dan lelaki sekitar 54%. Artinya di antara pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua, sekitar 10% dari pendukung pria tidak ada hubungan dengan pertemanan langsung yang menunjukkan komitmen mereka sungguh-sungguh pada persoalan penegakkan keadilan dan perdamaian di tanah Papua.  Sementara sekitar 10% pendukung dari kalangan perempuan punya hubungan langsung dengan pertemanan dalam jaringan Facebook.

Baik mereka yang berada dalam jaringan pertemanan di Facebook maupun yang tidak, ternyata para pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua berasal dari Indonesia sebanyak (737 orang), Amerika Serikat 12 orang, Malaysia sebanyak 7 orang, Belanda sebanyak 5 orang, Jerman sebanyak 4 orang, Singapura sebanyak  2 orang,  Canada sebanyak 2 orang, Norwegia sebanyak 1 orang dan Jepang sebanyak 1 orang.

Melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada para pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua seperti pencirian yang sudah saya jelaskan di atas.  Pada artikel yang terpisah saya juga telah menyampaikan terima kasih kepada Google yang telah mendukung perluasan gerakan perdamaian ini. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada bung Nano Apituley yang bersama-sama dengan saya memoderator Petisi Warganegara NKRI untuk Papua. Harapan kami semua bahwa pengalaman pengawalan kebijakan pemerintah RI akan diteruskan sampai keadilan dan perdamaian di tegakkan di tanah Papua.  Jika itu akan menjadi pekerjaan rumah dari pemerintah Indonesia, maka baiklah dipenuhi dalam tahun depan, 2014.  

Selamat merayakan Tahun Baru 2014, tahun mendatang ada sekarang dalam semangat untuk meneruskan perjalanan yang sudah dimulai sampai tiba di tujuan yang direncanakan, yaitu perdamaian untuk semua anak bangsa Indonesia. Tetap kuat dan bersemangat dalam keceriaan MOP Papua melepaskan tahun 2013 dan meneruskan perlayaran ke tahun 2014. Tuhan berserta kita semua.

 

Google Promosikan Perdamaian Dunia. Go Google! Selamat Tahun Baru 2014!



Google Promosikan Perdamian Dunia.
Go Google! Selamat Tahun Baru 2014!

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
 

Segera tahun 2013 berlalu. Menjelang pergantian tahun, ketika jam, menit dan detik terus bergerak mengubah, saya ingin menulis artikel ini. Tahun 2013, saya merayakan 2 tahun blog Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua dan setahunn Page Petisi Warganegara NKRI untuk Papua.  Perayaan itu saya tandai dengan melakukan Pameran blog dan Seni Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua di Bentara Budaya Yogyakarta.  Ide melakukan pameran tersebut adalah membagikan pergerakan perdamaian dan toleransi hidup berbangsa dan bernegara dari dunia maya ke “real time”. Yogyakarta menjadi kota yang nyata menebarkan pergerakan perdamaian dan keadilan kepada sesama warganegara NKRI di tanah Papua. Pelaksanaan pameran yang berlangsung selama sepuluh hari dalam rangka merayakan hari Gerakan Reformasi di Indonesia, juga menyampaikan pesan perdamaian dari perjuangan saudara-saudari Palestina.

Saya tak menyangka bahwa pergerakan yang dimulai dari dunia maya di kembalikan dalam “real time” ke komunitas di Yogyakarta sekarang masih diteruskan sampai ke Boston. Saya sesudah kecelakaan mobil, mempunyai banyak kesempatan untuk menulis tentang perjuangan keadilan dan perdamaian di Papua dengan menggali semangat gerakan perdamaian yang telah dicatat dalam sejarah bersama, peristiwa pameran blog dan seni Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua.  Kesadaran saya makin kuat sesudah tercelik bahwa pergerakan ini dimungkinkan karena GOOGLE.

Kejadiannya sangat mengharukan. Sehari sesudah perayaan Natal, kami masih di Berkeley, California, pagi hari ketika saya mau mempersiapkan tulisan terbaru, saya kaget membaca berita tentang hadiah Natal dari Google. Saya membuka  tanda merah berkedip-kedip itu dan sangat kaget ketika saya mengklik ternyata Google membuat video dengan lagu untuk summary dari kegiatan saya tahun 2013. Dokumennya belum pernah dipublikasikan sebagai video. Jadi saya menulis pengantar untuk video tersebut kemudian mengklik tanda “Share” untuk bisa berbagi ke jaringan Google + maupun lainnya. Ini kata pengantar saya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggeris.

“Good morning, friends around the world. Hope you are all having a good time  with your families and networks during this holiday season. Google gives surprise and Christmas gifts to the world. I woke up and was surprised to receive an automatic video seen on google + on me. Google has deployed a call for peace and justice in the human struggle in the world, as I use the blog and google + to write my anxiety about violence, war that continues to happen in this world. As an Indonesian, I am grateful to Google. Christmas gift from Google I want to share with all those affordable by the virtual world relationship. We all want to live a just, prosperous and peaceful place in the world. I congratulate the Christmas and New Year to all my sisters and brother, our fellow human beings who live in different parts of the world but connected by Google. Thank you Google! Greetings of peace. Visit my English blog http://www.farsijanaforpizza.blogspot.com or Indonesian blog http://www.farsijanaindonesiauntuksemua.blogspot.com. Getting my notification through my Tweets <Farsijana Adeney-R@FarsijanaAR>

 

Selamat pagi, sahabat-sahabat di seluruh dunia. Harap sahabat-sahabat sedang menikmati bersama keluarga dan jejaringnya  selama liburan panjang ini.  Google memberikan kejutan dan hadiah Natal kepada dunia. Saya bangun dan terkejut mendapat video otomatis yang terlihat pada google + saya. Google telah menyebarkan panggilan perdamaian dan keadilan dalam perjuangan manusia di dunia sebagaimana saya gunakan blog dan google + untuk menulis kegelisahan saya tentang kekerasan, perang yang terus terjadi dalam dunia ini. Sebagai seorang Indonesia, saya berterima kasih kepada Google. Hadiah Natal dari Google saya ingin bagikan kepada semua orang yang terjangkau oleh hubungan dunia maya. Kita semua ingin hidup yang adil, sejahtera dan damai terjadi di dunia ini. Saya mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru untuk semua saudara saya, sesama manusia yang tinggal di belahan dunia berbeda tetapi dihubungkan oleh Google. Terima kasih Google! Salam damai. Silahkan kunjungi blog saya dalam bahasa Inggeris http://www.farsijanaforpizza.blogspot.com atau dalam bahasa Indonesia http://www.farsijanaindonesiauntuksemua.blogspot.com Dapatkan pemberitahuan dari saya melalui Twitter saya <Farsijana Adeney-R@FarsijanaAR>”.

Dunia berubah dari gerakan sosial yang dilakukan sejak Gandhi berada di Afrika Selatan dan menulis pada majalah-majalah independen untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang kolonialisme dan pembebasan darinya. Sekarang pergerakan yang sama bisa dilakukan dengan lebih sistematis melintasi bangsa, negara, etnis, agama menyentuh nurani umat manusia karena ketersediaan teknologi komputer dan jaringan yang luar biasa di abad milinium ini. Google telah berperan sangat besar dalam pengembangan sistem jaringan yang memungkinkan gerakan-gerakan perdamaian di seluruh jagad raya saling mengikat untuk menghadirkan wajah ramah dan kasih umat manusia.

Sisi gelap dari kemanusiaan manusia yang terjadi dalam riel time dengan sangat gampang mengkorupsi manusia karena dinding itu juga tersedia dalam dunia maya. Jaringan komputer digunakan untuk menebarkan kebencian antara sesama umat manusia, memuaskan ego sang manusia, memusatkan diri pada seksualitas manusia, membohongi dan merampok hak manusia untuk tenang pada dirinya sendiri. Segi positif dari jaringan komputer menjadi sangat sia-sia ketika secara tiba-tiba di ruang dari layar pribadi muncul iklan-iklan yang memaksa untuk melihat dan membelinya. Sesudah proses integrasi sistem penulisan saya, melalui blogger dengan google + dan fasilitasi lainnya yang dioperasikan oleh Google, saya merasa harus berterima kasih tetapi juga panik karena terus dikejar-kejar untuk meminta izin foto-foto dipamerkan ke dunia maya. Foto-foto yang saya tidak pilih dalam smarthphone saya seolah-olah sudah dikuasai oleh Google. Saya ingat teman saya mengatakan bahwa perkembangan teknologi informasi sangat menggampangkan kaum difabel untuk menggerakkan dirinya dengan warga dunia senasib untuk meneruskan perjuangan hak-hak mereka, tetapi sekaligus membuat menakutkan.  Orang ngeri apabila hak-hak privasinya direbut oleh sistem intervensi dari teknologi canggih yang bisa masuk dalam sistem seseorang dan mendesak supaya materi yang ditemukannya harus dipublikasikan.

Penghargaan saya kepada Google dalam mendorong gerakan sosial melalui jaringan maya, seperti Facebook, Google +, Twitter, dan fasilitas lainnya sangat besar. Saya hampir tidak pernah membayangkan sebelumnya, bahwa dalam dua tahun lebih, pembaca blog saya, Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua telah mencapai 31.000 orang.  Pembaca blog saya datang dari Indonesia, Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Jerman, Finlandia, Rusia, Inggeris, Australia, Malaysia, Singapore, Jepang dan sebagainya. Blog saya dalam bahasa Inggeris, PIZZA (Peace Incredible Zoom Zone Authenticity) yang baru saja diluncurkan ketika saya tiba di Boston sekarang ini sudah mencapai pembaca lebih dari 3000 orang. Bringing PIZZA to Boston adalah komitmen saya untuk meneruskan gerakan perdamaian dari Yogyakarta ke Boston. Boston terpilih sebagai salah satu dari 10 gambar terbaik tahun 2013. Pemilihan foto Boston bukan karena di sini adalah pusat pendidikan dunia karena adanya universitas-universitas TOP di dunia tetapi karena pada bulan April 2013 terjadi bom yang menyebabkan pelari maraton dan penonton meninggal dan luka-luka. Foto terbaik dari Boston tahun ini adalah jeritan luka akibat bom yang dialami oleh salah satu pelari maraton. Menjelang penutupan tahun 2013, melalui media maya, dengan sangat cepat berita bom di Rusia menebarkan ketakutan ke seantero dunia, terutama kontingen-kontingen dari berbagai negara yang akan menghadiri Olempiadi di Rusia.

Dunia terus makin menua, tetapi ketegangan kekuasaan dari warga dunia belum berhenti. Ketegangan diperburuk sesudah teknologi yang diciptakan dengan tujuan membawakan kebahagian kepada umat manusia menjadi alat untuk menghancurkan diri sendiri.  Banyak analisis telah menjelaskan asal mula ketegangan abad 21 sebagai bagian dari warisan dunia kuno.  Kekuasaan manusia yang berakar pada dirinya masih menerapkan sifat imperialisme dalam pergerakan membangun perdamaian di abad modern ini. Imperialme menyebabkan agama dijadikan kambing hitam dan pengikutnya diadudombakan. Imperialme agama sebenarnya jauh dari sifat agama-agama yang cinta perdamaian dan mengakui hak-hak setara manusia di hadapan Allah.

Google dan berbagai sistem jaringan komputer akan terus dipanggil untuk  membangun komitmen pada dunia manusia yang adil, sejahtera dan damai. Saya menulis ini untuk berterima kasih kepada Google karena blogger saya menjadi alat penyampaian perdamaian di muka bumi. Sekarang saya makin sadar, pameran blog dan seni Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua juga sedang dipamerkan secara publik di seluruh dunia karena dimungkinkan oleh Google.  Sebagai hadiahnya, saya melukis tanda perdamaian yang didorong oleh Google. Huruf “G” dari Google saya berikan tanda pohon kecil, yang berarti pertumbuhan dalam bahasa Indonesia. Google akan terus bertumbuh menyampaikan perdamaian di seluruh dunia. Saya memberikan judul blog saya PIZZA yang kepanjangan dari Peace Incredible Zoom Zone Authenticity, adalah merupakan bagian dari produk Google untuk perdamaian dunia. Pada “Zone” Google, dengan kemampuan melakukan Zoom terhadap berbagai peristiwa di dunia, perdamaian menjadi gerakan yang sangat asli dan luarbiasa penting untuk diperjuangkan terus oleh seluruh lapisan manusia tanpa pembedaan di muka bumi.

Selamat Tahun Baru 2014, bersama Google, umat manusia memasuki arena perdamaian  dari real time zone ke cyber zone kembali lagi ke real time. Gerakan perdamaian harus berakar pada manusia, pada komunitas, saya melakukannya dan kemudian menuliskan cerita-ceritanya untuk memberikan keyakinan kepada dunia bahwa perdamaian adalah berkat Tuhan yang diberikan kepada semua manusia tanpa perbedaan, yang haknya untuk diakui dan diketahui supaya bisa diperjuangkan dalam cara perdamaian untuk mewariskan keindahan cara Tuhan meneruskan penciptaan di dunia ini.  Inilah hadiah dari perjalanan tahun 2013 yang akan diteruskan pada tahun 2014.  

Senin, 30 Desember 2013

Catatan untuk 2013, Mama Kura-kura dan Perdamaian




Catatan untuk 2013, Mama Kura-Kura dan Perdamaian

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta

 

Tahun 2013 segera berlalu. Tahun berganti, bumi tetap berotasi. Saya masih menggunakan body brace, berjalan pelan-pelan seperti mama kura-kura. Hari ini sesudah hampir 2 bulan penuh, saya memasak makanan siang. Biasanya kami makan sandwich dan buah di siang hari. Tetapi saya masak karena ada tamu dari jauh, seorang Indonesia, mahasiswa ICRS Yogya yang membantu saya membawa kiriman dari Yogya. Saya masak brown rice, ikan yang dibumbui bawang putih, kunyit, sereh dan lada hitam digoreng dengan "butter", dan pear panggang. Sayurannya saya sebut buncis, ketimun dimasak dengan tomat, bawang bombai dan bawang putih panggang. 


Teknik pembuatan sayur diinspirasi dari roasted tomatoes orang Inggeris, cara masak ketimun orang Halmahera, roasted garlic and onion ala Italian and California saute green beans. Ide roasted pear dari  the best restaurant di New Haven ketika menjamu suami merayakn hari ulang tahunnya. Semuanya dipakai untuk membuat sayur enak sehat itu. tulah Farsijana's meals. Saya menjelaskan ketika semua bertanya tentang penampilannya yang cerah dan tidak biasa.

Saya masak makanan dengan sistem bakar karena saya suka harum alami dari bau sayuran yang dipanggang. Nasi terdiri dari beras dan biji-bijian yang sudah siap dalam paket brown rice medley produksi dari Trade Joe. Kami menikmati makan siang. Saya pergi istirahat, meninggalkan suami masih bercerita dengan pak Andreas Susanto.

Sekarang saya mau menulis tentang mama kura-kura untuk mengakhiri tahun 2013. Saya sudah memikirkan tentang topik ini lebih lama, sejak saya rela dipanggil sebagai mama kura-kura. Sebenarnya sebutan mama kura-kura dimulai sejak saya masih di Ventura County Medical Center ketika saya diharuskan menggunakan body brace setiap keluar dari tempat tidur. Body brace dibuat dari campuran bahan plastik, karet busa dan nilon.  Tekstur dari body brace adalah bahan licin, padat, keras dan  berbunyi ketika diketuk-ketuk.  Karena sifatnya yang padat, seperti kulit kura-kura.

Saya harus menggunakkannya supaya tulang belakang (T-11) dan (L-4) sembuh. Dua bulan lalu, kami mengalami kecelakaan, mobil hancur, hampir terbakar, tetapi Tuhan menyelamatkan kami. Saya tahu sejak dua hari sesudah keluar dari rumah sakit, tentang maksud Tuhan untuk saya menulis selama masa penyembuhan, karena hanya jari-jari tangan saya yang bisa dengan ringan mengetik. Saya menulis tentang penderitaan saudara-saudari saya di tanah Papua. Sejak itu saya sudah menulis lebih dari 28 artikel dalam bahasa Indonesia dan 28 artikel yang sama diterjemahkan dalam bahasa Inggeris.

Kekuatan yang saya terima, adalah kekuatan seekor kura-kura. Saya sudah lama menyukai kura-kura, kira-kira 13 tahun lalu, sesudah saya kembali dari perayaan milinium dengan suami di pulau Bunaken dan Lihaga, di Sulawesi Utara. Pada saat itu, saya terpesona kepada keindahan kura-kura di dasar laut di sekitar pulau Bunaken sebelum kami berkemah merayakan pergantian milinium di pulau Lihaga. Pulau Bunaken adalah pulau turis di mana orang dari seluruh dunia datang untuk menikmati keindahan bawah laut. Di sini saya juga menikmati keanggunan ikan Napoleon.

Sesudah saya kembali ke Yogyakarta, saya memutuskan memelihara dua kura-kura kecil yang saya berikan nama Buna dan Buni untuk mengingatkan saya kepada Bunaken di mana saya melihat kura-kura besar di dasar laut ketika saya sedang snorkling di tengah lautan mendalam sesudah dilepaskan oleh kapal yang membawa rombongan penyelam. Saya ingat sangat takut karena tidak ada tempat berpijak, tetapi saya bisa snorkling sampai kapal kembali menyemput kami, kira-kira sejam lamanya.

Buna dan Buni hidup bersama kami beberapa tahun di kolam depan rumah kami di Yogyakarta.  Suatu saat kami sedang di Amerika Serikat untuk waktu lama, kami pulang mendapat berita bahwa kedua kura-kura kecil meninggalkan kolam ketika air kolam penuh pada waktu hujan. Saya sangat sedih mendengarnya, tetapi tidak terburu-buru menggantikan Buna dan Buni. Saya senang menonton Buni dan Buna bekerjasama ketika mereka bergiliran akan berjemuran di atas kayu mangrove yang kami letakkan di dalam kolam.
 
Kira-kira hampir setahun kemudian sesudah kedua kura-kura kecil pergi, saya memutuskan memelihara lagi dua kura-kura kecil yang sampai saat ini masih berada di rumah kami. Saya memberikan nama mereka, Bumi dan Buma. Saya masih ingin nama yang mirip dengan Buni dan Buna, jadi kedua pasang kura-kura baru itu saya berikan nama Bumi dan Buma.  Bumi dalam bahasa Indonesia berarti “earth” dalam bahasa Inggeris. Bumi dalam kosa kata rumpun barat dihubungkan dengan sifat-sifat feminim karena itu, kura-kura betina saya sebut Bumi. Tapi menurut saya, bumi harus memiliki kedua komponen gender, sehingga saya berikan nama Buma kepada pejantan kura-kura, tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan Bumi, betina kura-kura.

Saya makin mengerti keterhubungan antara kura-kura yang saya lihat di dalam laut Bunaken di Sulawesi Utara, dengan kura-kura kecil saya yang bernama Bumi sesudah kami berada di Cina. Kura-kura dalam realitas ada hubungannya secara kosmik.
 
Di Xian, kota kuno Cina yang terkenal sebagai pusat perjalanan sultra dari timur ke barat, saya dikejutkan dengan filosofis bahwa bumi yang manusia hidup sebenarnya dipegang oleh kura-kura. Bahkan di mesjid besar, the Great Mosque di Xian, ada dua kura-kura yang memikul dua loh batu bertulisan Cina yang memuat Sahada. Islam kontektualisasi di Cina  seperti terlihat pada mesjid, menempatkan kura-kura sebagai  ciptaan Tuhan yang pertama-tama membawa Sahadat yaitu pernyataan keyakinan.
Sahadatnya pada batu pertama,  Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah. Pada batu kedua “ dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah”.

Dua batu yang diukir sebagai dua loh batu Sahadat mengingatkan saya kepada dua batu loh Musa yang dipilih Allah untuk menerima sepuluh perintah dari Tuhan. Kesepuluh perintah Tuhan ini disebut Hukum Torah dalam bahasa Ibrani. Sampai sekarang dalam ibadah orang Yahudi, Hukum Torah dikeluarkan, digiring dan dibacakan kepada jemaat Yahudi.  Hukum Torah juga dibacakan dalam tradisi Kristiani sebagai bagian dari perincian hukum yang diturunkan Tuhan kepada manusia.

1.     Jangan ada padamu Allah lain dihadapanku

2.     Jangan membuat patung untuk disembah

3.     Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan

4.     Kuduskanlah hari Sabat

5.     Hormatilah Orangtuamu

6.     Jangan membunuh

7.     Jangan berzinah

8.     Jangan mencuri

9.     Jangan berdusta

10.    Jangan mengingini milik orang lain.
 
Sebagai seorang Kristiani, mengamati kedua loh batu yang dibawa kura-kura, saya telah merefleksikan dua loh batu dari hukum Musa, yang membuat membawa saya kepada dua hukum yang disampaikan Yesus Kristus yaitu Kasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pengalaman saya mengerti kura-kura dan menamakannya sebagai Bumi sebelum saya ke Xian, kemudian menguatkan saya tentang ziarah manusia menuju kepada Allah.

Suatu hari sesudah saya pulang dari kantor dan diteruskan dengan kerja mengunjungi kelompok di akar rumput, saya sangat gelisah tanpa alasan. Kegelisahan itu mendorong saya menulis doa dan posting di blog saya, sehingga kapan saja saya merasa gelisah saya akan beristirahat di dalam tangan Tuhan. Saya memilih kura-kura yang sedang memikul dua batu sahadat sebagai foto dari blog saya yang berjudul “Farsijana’s journey to God”.  Saya memilih foto itu dengan sangat sadar tentang kata-kata Sahadat yang tertulis pada batu itu.



Mungkin akan ada banyak kebingungan seolah-olah dengan meletakan kedua batu yang berisi Sahadat Islam berarti saya berkeyakinan sama seperti ummah pada umumnya. Jawaban ini agaknya terlalu sederhana. Saya seorang Kristiani, yang melihat kebenaran dalam ekspresi ummah Islam di the Great Mosque yang mengingatkan saya tentang pengalaman sendiri menamakan kura-kura sebagai “Bumi” yang kemudian saya mengerti bahwa ada pandangan bahwa kura-kura berfungsi memegang bumi. Apakah penamaan kura-kura kecil saya adalah suatu kebetulan, saya tidak tahu, tetapi saya mengakui keterhubungan antara pengertian saya tentang Bumi dengan Kura-kura sama seperti yang terjadi dengan ummah Islam di Xian yang melihat kura-kura juga mengakui dan membawa sahadat pada punggungnya? Dalam benak muslim Xian, kura-kura berubah peran membawa sahadat karena itulah keyakinan yang membawa ummah Islam melihat Allah sang Pencipta bumi. Kura-kura membawa sahadat menunjukkan adanya transformasi dalam pengertian ummah Islam tentang Pencipta dunia yaitu Allah.

Sekarang saya menghayati diri saya sebagai seorang kura-kura, saya mengizinkan diri sendiri memanggil saya sebagai mama turtle. Manusia perlu simbol. Kecelakaan yang kami alami memungkinkan saya menggunakan perisai, jalan lambat. Sifat-sifat baru yang ada pada diri sendiri adalah bagian dari karakter yang ada pada kura-kura. Karakter ini saya sudah terima lama sekali sebelum kecelakaan terjadi.  Saya sudah dipersiapkan untuk mengerti kekuatan kura-kura baik yang saya temukan dalam mitologi Cina, maupun sehari-hari saya bergaul dengan kura-kura di kolam di rumah saya.

Bersama dengan anak-anak yang setiap hari Sabtu datang di rumah kami untuk menari, saya membawa mereka ke tempat konservasi kura-kura. Saya mendukung kegiatan anak-anak dan sekaligus anak-anak muda yang peduli kepada kura-kura. Ketika kami tiba di pantai Samas, anak-anak diberikan berbagai kegiatan, seperti penjelasan tentang hubungan tanggungjawab mereka di kota dengan pelestarian alam, terutama lingkungan yang membawa air dari sungai ke pantai. Anak-anak dinasihati untuk tidak membuat sampah pelastik di dalam sungai karena akan terhanyut ke laut di mana sangat mudah dimakan oleh kura-kura yang menyangka plastik seperti ubur-ubur. Kemudian anak-anak di bawah ke kolam perawatan dimana perawatan pemulihan diberikan kepada anak kura-kura yang ditangkap anggota kemudian mengalami luka yang perlu disembuhkan. Di kolam perawatan inilah anak kura-kura dipulihkan sampai siap dilepaskan kembali ke laut.

Saya mengajarkan tarian kura-kura kepada anak-anak di depan kolam perawatan tsb karena ada halaman berpasir yang cukup luas. Saya meminta anak-anak membayangkan gerakan ombak yang membawa mama kura-kura dari lautan ke pantai untuk mencari lokasi bertelur. Ombak yang bergulung-gulung dilewatinya pelan-pelan. Mama kura-kura merayap menghindari sinar mentari untuk mencari lokasi bertelur. Kami menari dan tarian ini menjadi salah satu tarian yang disukai anak-anak.

Pada saat saya sakit saat ini, saya menarikan kembali tarian kura-kura. Perbedaannya sangat terasa. Sekarang saya merasakan benar-benar seperti mama kura-kura. Gerakan lambat melewati goncangan ombak sambil terus bergerak ke arah pantai mencari tempat aman untuk menetaskan telur-telur menjadi tanda tentang situasi saya saat ini. Saya bergerak pelan untuk terus menulis karena dalam cara yang aman inilah saya menulis dengan bimbingan Tuhan untuk menyuarakan penderitaan dari sesama warganegara NKRI di Papua terhadap kekerasan yang terjadi selama ini kepada mereka.

Saya tuangkan imajinasi saya tentang mama kura-kura yang membawa globe di punggungnya bergerak sambil menebarkan perdamaian. Mukanya yang bahagia merupakan anugerah dari Tuhan sehingga tanggungjawab menebarkan perdamaian dilakukan dengan sukacita yang gemilang tanpa rasa lelah. Ketika mama kura-kura melewati setiap daerah, seolah-olah seluruh alam semesta dengan warna-warna yang indah dan cerah menyambutnya. Matahari dan bulan keluar menemaninya. Perdamaian disambut dan diterima sebagai kekuatan dalam diri sendiri, karena dari sini, pendamaian dalam Tuhan bisa menolong saya untuk terus menulis dan bergerak dengan bimbinganNya untuk menyuarakan keadilan dan hidup yang rukun di antara sesama warganegara dan bangsa di seluruh dunia.

Kamis, 26 Desember 2013

Hadiah Natal, Mengenal Bonnie Lewkowicz dan Paul Church


Hadiah Natal, Mengenal Bonnie Lewkowicz dan Paul Church

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta

Besok kami kembali ke Boston. Natal mengizinkan saya berbagi kebahagiaan bersama dengan keluarga di Berkeley. Selama 10 hari kami bisa memperbaharui tali persaudaraan di antara keluarga.  Suami saya dipanggil grandpanesia oleh cucu-cucunya. Menghabiskan waktu bersama mereka dan anak-anak adalah berkat.

Berkat lain yang saya ingin tulis adalah tentang Bonnie. Bonnie dan Paul adalah tetangga dari Rina dan Glen di Berkeley. Saya menulis artikel ini di rumah Bonnie yang mengundang kami tinggal dengan mereka selama kami di Berkeley pada saat merayakan Natal. Rumah mereka saling bersebelahan.

Saya ingat pada bulan September 2011 ketika ibunda dari suami saya meninggal, Bonnie memberikan kue yang saya kemudian membuatnya di Indonesia. Kue itu dibuat dari apel, yang dicampur dengan kayu manis. Tetapi kue ini bukan applie pie melainkan Jewish apple tart. Campuran kue menggunakan orange juice dan potongan walnut. Ketika kue ini dimasak, dapur saya berbau enak sekali.  Saya buat kue ini untuk acara-acara besar di rumah saya di Yogyakarta atau diberikan sebagai hadiah.

Bonnie seorang Yahudi yang hidup berdampingan dengan keluarga Kristiani, Rina dan Glen. Saya pernah diajak untuk mendengar paduan suara dari kelompok Bonnie, terdiri dari orang-orang Yahudi yang sedang  melakukan gladik resiki  sebelum mereka tampil pada acara panggung gembira di musim panas di Solano, California.

Musiknya sangat gembira, sehingga orang-orang yang menyanyi bisa menari-nari juga sekaligus. Saya pada waktu itu tidak bisa memenuhi undangan Bonnie untuk menonton mereka bernyanyi. Setiap tahun di Berkeley, selama musim panas ada banyak kegiatan untuk masyarakat umum, di taman-taman dan juga di beberapa pusat pertokoan di sepanjang jalan. Salah satu yang paling saya sukai adalah Solana Stroll Street Festival.  Pada festival ini,  orang-orang bisa menari, menyanyi sambil makan.  Suami dan saya pernah menari dengan kelompok Swing pada suatu saat jalan-jalan menikmati festival di Solano. 

Tetapi suatu waktu, sesudah ibunda Ruth dimakamkan,  saya menghabiskan waktu seharian dengan Bonnie ke pasar petani yang  mengambil lokasi di  tengah kota Berkeley, CA. Saya sangat bahagia belajar tentang gerakan petani dan tanggungjawab masyarakat untuk melindungi tanaman dan produksi lokal yang dihasilkan dari petani di sekitar Berkeley. Di pasar ini, pengunjung bisa beli keju yang enak, dengan berbagai campuran eksotik yang tidak pernah dijual di supermarket. Kami juga bisa merasakan berbagai makanan yang dijual murah, oleh orang-orang yang berasal dari berbagai dunia. Saya ingat menikmati seorang musisi perempuan bermain biola di sini.

Berkeley dan masyarakatnya, sangat khusus. Boston dikatakan Berkeleynya di pantai timur Amerika Serikat. Tapi keduanya punya keindahan dan kekuatan sendiri. Di Berkeley ada banyak hal yang kuat muncul dari masyarakat sebagai suatu gerakan sebelum menyebarkan ke seluruh Amerika Serikat. Gerakan yang paling berhasil adalah gerakan aksesitas kepada anggota masyarakat yang difabel. Bonnie dan suami, Paul adalah pengerak yang sangat militan untuk menegakkan hak-hak anggota masyarakat yang difabel.

Paul yang segera akan pensiun bekerja di pemerintah kota khusus mengatur kebijakan yang terkait dengan disabilitas. Mereka membuat jalan-jalan untuk memberikan akses kepada anggota masyarakat yang difabel. Rumah Bonnie dan Paul terletak di bukit kecil di bagian selatan dari kota Berkeley. Dari sini, kami ke pusat kota. Saya berjalan kira-kira 25 menit dan Bonnie mengendarai kursi rodanya tanpa ada penghalang. Seluruh kota Berkeley mempunyai akses kepada kursi roda. Ramp ke dalam ruang-ruangan untuk masuk ke semua bangun publik harus dibuat sehingga anggota masyarakat difabel juga bisa mendapat kesempatan untuk menghadiri kuliah, berbelanja, ke rumah sakit dll sendiri.

Lebih mengagumkan lagi, adalah Bonnie telah menulis beberapa buku tentang aksesitas untuk difabel ke taman-taman kota atau juga taman nasional sehingga mereka bisa menikmati alam. Untuk sahabat-sahabat yang ingin melihat bukunya, Bonnie memberikan link sehingga bisa diakses gratis.
<http://www.wheelingcalscoast.org/download/A-Wheelchair_Riders_Guide-San_Francisco_Bay_and_Nearby_Coast.pdf>

 
Saya bercerita kepada Bonnie tentang pengalaman mistis melihat bulan dikelilingi leh lingkaran biru. Ketika itu kami sedang berkemah di Grand Teton, Wyoming yaitu suatu taman nasional dengan pemandangan menghadap gunung yang berbentuk payudara perempuan. Karena itu disebut dalam bahasa Perancis oleh seorang ekspedisi dari Prancis dengan sebutan Grand Teton. Kami berkemah dekat danau dengna pemandangan ke Grand Teton. Malam terakhir kami di sana, ketika semua sedang tidur, saya sesudah api unggun mati, pindah ke dalam mobil untuk menonton bintang-bintang. Saya kaget karena ternyata selama lebih dari dua jam saya lihat dengan sangat dekat bulan yang dikelilingi cahaya biru. Saya mengucak mata karena tidak percaya. Bulan itu masih di sana dalam lingkaran biru.

Bonnie mengatakan kepada saya apakah pernah mendengar  lagu  “Ones in blue moon”, yang berarti sesuatu yang tidak biasa terjadi dalam hidup tetapi memang itu terjadi. Kami bercerita tentang banyak hal yang terjadi dalam hidup kami. Bonnie melakukan banyak hal untuk membela orang-orang difabel.  Ia juga menunjukkan tentang kerjanya untuk menguji diskriminasi kebijakan pembangunan  kepada orang-orang difabel. Hanya orang-orang difabel yang bisa memperjuangkan hak-haknya. Tujuannya supaya masyarakat memberikan penghormatan kepada mereka yang difabel.

Bonnie bisa mengendarai kendaraannya tanpa harus dibantu oleh siapapun. Kursi rodanya masuk ke dalam mobil dan ia duduk dibelakang stir dengan sangat percaya diri. Suatu malam Bonnie mengatakan akan ke pesta seorang temannya, dan ia memutuskan menggunakan mobil. Tetapi sehari-hari, Bonnie cukup puas mengendarai kursi rodanya ke mana-mana di seluruh kota Berkeley.

Ketika kami baru bertemu kembali, saya ingin mencium pipinya. Tetapi Bonnie katakan, ia bisa menaikan kursi rodanya supaya saya tidak harus membungkuk karena sedang memakai body brace. Bonnie juga memasak sendiri makanannya. Saya sangat kagum dengan keahliannya memasak termasuk membuat kue bronies yang dibagikan kepada Rina, ketika kami baru tiba. Memasak sama indahnya dengan menulis, begitu yang dikatakan Bonnie.
                                             Bonnie sedang memasak

Saya sudah ke rumah Bonnie sebelum Rina meminta Bonnie menerima kami di rumahnya karena rumah mereka terlalu padat dengan tamu lainnya. Ketika kami datang, suami saya yang belum pernah ke rumah Bonnie sangat terkagum-kagum dengan pilihan barang-barang seni yang diletakkan di rumahnya. Bonnie dan Paul punya jiwa seni yang tinggi.

Di kamar yang kami tempati ada tujuh bebek yang dibuat dari kayu. Ayah Paul seorang seniman kayu. Saya katakan kepada mereka bahwa itulah nasib saya bisa tinggal bersama bebek-bebek. Untuk hadiah Natal saya melukis kelinci dan kaktus kepada mereka. Mengapa kaktus dengan pemandangan salju? Depan rumah mereka ada kaktus. Tetapi saya tidak tahu bahwa mereka suka kelinci. Ini hanya perasaan saya saja. Kemudian saya melukis kelinci. Mereka sangat suka sekali. Ternyata di kamar yang kami tempat ada satu patung keramik terbuat berbentuk kelinci. Bonnie senang bahwa saya melukis kelinci sekalipun tidak lihat ada kelinci yang tersembunyi di sudut ruang dari kamar tidur yang kami sedang tempati.

Pada sore hari sebelum malam pada malam Natal, sekitar  jam14:00, Bonnie sedang mencari suami saya, pak Bernie untuk mengundang ke pertemuan tetangga yang sedang menyiapkan lilin yang disebut "luminaria" di sepanjang trotoar di kampungnya. Saya sangat senang untuk pergi dengan Bonnie karena suami saya tidak ada di rumah pada saat itu. Pada pertemuan tersebut saya bisa melihat Bonnie, seorang Yahudi yang sangat lembut hidup bersama-sama untuk membangun sebuah komunitas saling menghormati di lingkungannya dan Berkeley.


  
                                 Bonnie sedang membantu membawa tas  luminaria keliling 
                                                                kampungnya Berkeley                                                    

Bahkan cahaya lilin kecil akan terus bersinar sebagai kekuatan yang ada di Bonnie. Terima kasih Bonnie dan Paul untuk berbagi hadiah Natal dengan saya sehingga saya bisa berbagi dengan teman-teman saya di Indonesia dan di mana-mana di dunia. Saya sedang menunggu Bonnie dan Paul untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, karena di rumah kami, kami membuat jalan untuk kursi roda  bisa  masuk ke rumah kami. Juga akses untuk kursi roda sudah mulai terlihat di jalan-jalan kota di Yogyakarta. Hidupmu  adalah sebuah kegembiraan yang selalu berbagi dengan orang lain sehingga cinta selalu baru setiap hari. Silahkan melihat website Bonnie dengan gerakan komunitas difabel yang berjalan di seluruh California dan juga di seluruh dunia.  Access Northern California - http://accessnca.org/ dan
Wheeling California's Coast - http://www.wheelingcalscoast.org/
Saya menulis untuk mengucapkan terima kasih kepada Bonnie, teman saya yang memungkinkan saya untuk tinggal bersama dia dan suaminya untuk belajar tentang bagaimana mereka hidup dengan banyak rahmat, cinta dan kasih untuk berbagi dengan orang-orang. Bonnie juga seorang penari yang menciptakan sebuah perusahaan menari untuk melayani komunitas besar di sekelilingnya. Di ruang kami tidur,  kami mengatur meja di mana saya bisa mengetik dan melukis  sambil duduk di kursi roda nya. Dia menggunakan kursi roda ini untuk menari.  Pada profil Axis Dance Company akan terlihat Bonnie dengan kursi rodanya sedang menari (http://www.axisdance.org)

Bonnie menjadi difabel  ketika dia berumur 15 tahun setelah mobil hancur yang mematahkan lehernya. Suaminya, Paulus juga mengalami kecelakaan mobil sehingga melumpuhkannya. Jadi mereka setuju bahwa Allah memiliki rencana bagi kami karena kami keluar dari kecelakaan mobil kami di Ventura tanpa  kesakitan yang fatal pada tubuh kami. Saya berterima kasih kepada Tuhan untuk memiliki kesempatan bisa menulis tentang kisah Bonnie seseorang bertahan hidup yang terus berbagi semangatnya kepada orang lain. Semuanya memiliki waktu sendiri dan sekarang saatnya saya untuk mempublikasikan cerita ini untuk memperkuat semua orang di seluruh dunia

Selasa, 24 Desember 2013

Yesus Kristus dalam refleksi Palestina dan Papua untuk berkat Natal bagi perdamaian di dunia!


Yesus Kristus dalam refleksi Palestina dan Papua untuk berkat Natal bagi perdamaian di dunia!

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta

 

Natal tahun ini sangat istimewa kepada saya. Natal berarti lahir. Kata Natal masuk dalam bahasa Indonesia melalui bahasa Portugis yang berarti lahir. Kata Natal berakar pada bahasa Latin, Dieas Natalis yang juga digunakan dalam bahasa Indonesia pada saat pelaksanaan hari kelahiran suatu universitas, disebut merayakan Dies Natalis. Istilah Natal dalam bahasa Inggeris, Christmas berakar pada bahasa Inggeris kuno yaitu Cristesmaesse  yaitu ibadah yang dilakukan oleh gereja untuk merayakan hari kelahiran Yesus Kristus.

Hari Natal adalah hari istimewa buat umat Kristian di seluruh dunia. Pada hari ini, seluruh kemegahan kemanusiaan manusia seolah-olah tidak bermakna apa-apa. Makanan enak yang disiapkan oleh keluarga, yang ditawarkan oleh restoran terkenal termasuk perayaan di hotel-hotel seolah-olah hambar. Musik-musik yang bernyanyi di konser-konser termasuk di gereja-gereja seolah-olah belum memberikan kelegaan kepada manusia.  Semuanya menjadi sia-sia apabila perayaan itu tidak menggetarkan dengan sejarah kehidupan manusia sendiri.

Di Indonesia, gereja yang paling penuh adalah pada saat Natal. Selain Natal, umat Kristiani juga berbondong-bondong menghadiri kebaktian Paskah. Tetapi Natal sangat penting karena pada saat itu, setiap orang dihadapkan kepada kelahiran dirinya sendiri. Siapapun manusia, apapun latar belakangnya, dengan aliran agama yang berbeda, keyakinan ideologi yang bertentangan dari arus utama masyarakat, ketika diperhadapkan pada pusat dirinya, pertanyaan yang sering muncul adalah apa tujuan kelahiran saya?

Natal mengingatkan tentang tujuan kelahiran umat manusia. Kelahiran Yesus Kristus, sebagai bayi yang kudus dianugerahkan oleh Allah, kepada manusia supaya dari sini manusia bisa menggambarkan berulang-ulang kali perjalanan kehidupannya sendiri di muka bumi. Sejak menjadi bayi, Yesus Kristus telah berhadapan dengan tragedi, dilahirkan di kandang binatang sebagaimana dipahami oleh tradisi Kristiani.

Tradisi Islam menuliskan dalam kitab Maryam,  Isa Al-Masih dilahirkan di bawah pohon palem, bayi yang kuat ini dilahirkan dari perempuan suci, yang kuat, Maryam. Hanya ibu Maryam dengan bayi Isa Al-Masih terbaring tanpa tanda-tanda kemegahan seperti digambarkan pada Alkitab di mana ada orang-orang Majus, yang datang membawa persembahan sebagai tanda penghormatan kepada bayi Kristus yaitu sang Raja Penyelamat dunia.

Ketika semua kekuasaan dan kekuatan manusia tidak berarti sama sekali, di sanalah kemahakuasaan Allah menjadi sangat kuat.  Baik tradisi Kristiani dan tradisi Islam menggambarkan tentang penyertaan Allah kepada ibu Maryam. Maryam dalam tradisi Kristiani menyanyikan berita sukacita tentang misi Allah dalam tubuhnya yang tanpa mempunyai seorang suami akan melahirkan seorang bayi kudus, yang diberikan nama Yesus Kristus.  Maryam bernyanyi memuliakan kebesaran Allah, menuturkan kemegahan semesta raya. Kemuliaan Allah yang tidak tertandingi sedang dilakukan kepada dirinya, seorang perempuan, Maryam untuk membawa perdamaian kepada dunia ini.

Perdamaian menjadi berita yang sangat penting dari Allah kepada umat manusia. Ribuan tahun, puluhan ribu tahun, milyaran tahun, perdamaian menjadi pergumulan manusia. Manusia harus berlayar bahwa dirinya adalah ciptaan Allah yang memiliki hati Allah sehingga bisa berhenti untuk mengagumi keluarbiasaan langit, kengerian alam di bawah tanah, keindahan bulan dan bintang dan kekuatan teriknya mentari. Di bawah salju yang tebal, menguapkan panas tanah sehingga burung-burung dengan kaki-kaki mungil bisa berlari-lari.

Untuk Natal tahun ini saya melukis kartu-kartu Natal untuk merayakan sukacita saya. Kartu-kartu ini saya akan kirimkan kepada berbagai orang, mereka yang mendoakan saya ketika kecelakaan kenderaan menimpa pada kami sehingga tulang belakang saya patah. Kartu Natal pertama yang saya lukiskan adalah burung kardinal di atas pohon yang ditutupi salju. Salju juga menutupi tanah. Sesudah saya diberikan body brace untuk melindungi penguatan T-11 dan L-4, tulang belakang yang dikatakan oleh dokter tidak bisa lagi bertumbuh kecuali otot-ototnya dikuatkan untuk mendukung posturnya yang tegak, saya hanya bisa menulis.  Pada ruang kerja saya terpampang pemandangan kebun belakang dari rumah kami di Boston. Di sinilah saya mengamati burung-burung kecil, termasuk kardinal yang indah dengan warna merahnya yang kuat di antara salju memutih yang berkilauan.

Burung-burung kecil yang kuat, kemanakah mereka berumah ketika badai salju datang?  Saya selalu melihat-lihat mencari tahu kemanakah burung-burung kecil ketika potong-potongan salju seperti kapas dari yang kecil makin membesar menutupi tanah.  Saya pergi tidur sesudah malam turun dan salju masih jatuh. Pagi-pagi saya bangun membuka jendela kamar ingin melihat salju segar yang halus di tangan.  Hati saya bersorak, burung-burung kecil seperti sedang menunggu saya. Mereka sudah lebih dulu memuliakan Allah sang Pencipta. Bersiulanlah mereka, burung-burung kecil yang saya terus gambarkan dalam hati sampai saya melukis setiap garisan membentuk rupa mereka. Burung-burung kecil adalah bukti penyertaan Tuhan kepada saya.

                                     Lukisan saya: Burung kardinal dan salju

Bayi Yesus Kristus adalah tanda kesucian yang diperlukan oleh umat manusia untuk mengisi hati mereka. Kesakitan yang dirasakan oleh manusia, hanya bisa disembuhkan dalam cinta kasih Yesus Kristus. Saya ingat doa dari Amelia Jigabalom, seorang tokoh perempuan yang berjuang untuk keadilan di Papua. Amelia Jigabalom dan semua orang Papua mendapatkan kekuatan dari Yesus Kristus yang adalah prajurit kepada mereka. Yesus Kristus menjadi penegakan keadilan dan kebenaran untuk mereka terus berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran.

Tak berbeda dengan saudara-saudari di Palestina, mereka juga mendapatkan kekuatan dari Yesus Kristus. Pagi ini, saya membaca dari koran Israel, The Time of Isreal tentang artikel yang ditulis oleh Raphael Ahren. Dalam artikel ini, Raphael Ahren mempertanyakan keabsahan sejarah karena Atoritas Palestina, Presiden Mahmoud Abbas  mengklaim bahwa Yesus Kristus adalah seorang Palestina. Raphael Ahren mengatakan bahwa Presiden Mahmoud Abbas tidak mengerti sejarah Yesus Kristus yang sebenarnya adalah seorang Yahudi.  Presiden Mahmoud Abbas mengatakan Yesus Kristus seorang Palestina, untuk menjelaskan bahwa Israel menjadi penyebab pengusiran orang Kristen, yaitu orang Palestina dari tanah suci, Yerusalem. Raphael Ahren mengatakan bahwa Palestina sedang menulis kembali sejarah Yesus Kristus. Untuk mengingatkan Presiden Mahmoud Abbas, Raphael Ahren menulis judul artikelnya “Israel to Abbas: No, Jesus was not a Palestinian”.  Sambil mengejek, Ahren mengatakan bahwa Presiden Abbas mungkin ingin pelukan dari Santa Klaus karena kesalahan yang dilakukannya itu.


 

Sehari sebelum Natal 2013, Presiden Abbas mengatakan Yesus Kristus adalah seorang Palestina, sama saja dengan para pejuang Papua yang juga menganggap Yesus Kristus adalah orang Papua, seorang prajurit.   Yesus Kristus bagian dari sejarah Islam maupun Kristiani yang membawa kabar perdamaian kepada mereka yang lemah, tidak berkuasa. Orang-orang yang terpinggir, mereka yang memperjuangkan keadilan untuk mendapat hak-hak dasar kehidupan  yang dihilang oleh yang berkuasa. Mereka mendapatkan kekuatan dari Yesus Kristus, sang bayi yang sejak lahir sudah menghadapi tragedi yang darinya kehidupan benar dan utuh dibangun sendiri oleh Allah, sang Pemilik hidup sehingga Yesus Kristus bisa melayani dan melakukan keajaiban dalam dunia yang tidak adil. Dunia sekarang kehilangan maknanya apabila tidak melihat kerja Allah yang tetap menguatkan mereka yang lemah, tidak berdaya oleh kekuasaan yang lebih besar dari dirinya.

Saya menulis untuk menguatkan diri sendiri yang sedang dibalut oleh perisai, dan bersyukur karena kekuatan Yesus Kristus berada bersama-sama dengan saudara-saudari saya di Papua maupun saudara-i saya di Palestina. Ketika tangan kanan saya dibalut gibs karena sikunya bergeser, saya melukis tentang perdamaian di Gaza. Lukisan itu sangat mengharukan hati saya, karena saya seperti mendapat penerangan mendalam tentang kesuciaan dari tanah suci yang menjadi sumber penderitaan manusia. Saya melukis sambil meneteskan airmata saya.  Dalam bayangan saya, saya melihat di bawah tanah tidak ada batas-batas yang dibuat oleh manusia di atas tanah. Di bawah tanah dan di atas langit hanya ada kesucian, kekudusan yang diperlukan oleh manusia untuk hidup di dunia ini.

Untuk merayakan Natal tahun 2013, saya ingin menunjukkan lukisan berjudul “Tuhan berdamai di Gaza, Palestina!”. Lukisan ini bersama dengan lukisan, foto, patung, dan tulisan kritik di pamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta pada bulan Mei 2013. Lukisan ini adalah visualisasi dari puisi saya. Saya hadirkan baik puisi maupun foto dari lukisan saya dengan judul Tuhan berdamai di Gaza, Palestina!

Aksesitas ke puisi Tuhan berdamai di Gaza, Palestina! dipublikasikan di blog “Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua” pada tanggal 18 November 2012, yang bisa dilihat pada http://farsijanaindonesiauntuksemua.blogspot.com/2012/11/tuhan-berdamai-di-gaza.html
 

 

Saya salinkan kembali:

Tuhan berdamai di Gaza, Palestina!

Hujan lebat semalam
sunyi senyap
semua makhluk terlelap
senapas Sang Pencipta
bersama merebah
saling menjagai

Tuhan, Engkaukah di sana
berbaring dengan
anak-anak
di Gaza
bersisian dengan
perempuan
diTimur Tengah
Tuhan, Engkaukah di sana
dengan Palestina

Menjelang subuh
suara adzan
menjagai saya
di sini
mengingat
berita perang
di Gaza
dalam doa
saya menyebut namaMu
Tuhan, Engkau di sana
senapas dengan mereka!

Hujan mereda
tanah masih basah
laron beterbangan
sekali hidup
sesudah musim berganti
laron rapuh
sayap patah
sebelum lemas
lenyap
tak membekas

Tuhan, Engkaukah di sana
menitiskan
cinta kasih
melembutkan hati
semua makhluk
hidup saling menjagai

Seperti laron
beterbangan ke arah jalanan
mendarat kemudian tergilas
seperti manusia
berlarian menghindari diri
dari serangan
senjata modern
mereka sudah hilang
sebelum tiba di tempat aman

Saya bisa  apa untuk
mereka
Palestina
kecuali menulis puisi
meneguhkan jiwa
segeralah
Tuhan, ku mohon
hentikanlah perang di sana
bukankah Engkaupun
ingin damai?

Terima kasih Tuhan!

 

Sedangkan lukisan  saya berjudul “Tuhan berdamai di Gaza, Palestina!” yang merupakan visualisasi dari puisi  dengan judul yang sama bisa dilihat pada  link http://www.pinterest.com/pin/535083999447586878/
 

Dunia memerlukan perdamaian sehingga semua umat beragama, dengan berbagai manusia lain yang hanya mempercayai nilai-nilai humanis juga bisa hidup secara damai. Inilah harapan Natal untuk suatu kelahiran yang memberikan resolusi bagi perjalanan tahun baru yang semua orang sedang menghadapinya. Resolusi Tahun Baru adalah menjadikan bumi ini perdamaian untuk sesama, terutama menghentikan perang yang menyebabkan orang-orang kecil seperti di Papua dan Palestina mengalami penderitaan. Natal membawa pemerintah yang berkuasa seperti di Israel dan di Indonesia untuk melakukan negosiasi dengan Palestina dan Papua. Kiranya kekuatan damai Natal tahun 2013 memberikan perdamaian di tahun 2014 untuk kita semua.