Syawalan: silaturahmi dengan sesama untuk keragaman bumi
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Masih di bulan Syawalan.
Perayaan bulan syawalan dilakukan selama satu bulan di mulai dihitung
sejak perayaan Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri 1433 H di Indonesia dimulai
tanggal 20 Agustus 2012. Tahun ini bulan
syawalan dimulai dari tanggal 20 Agustus sampai dengan 20 September 2012. Sekalipun puncak acaranya ditetapkan seminggu
sesudah Idul Fitri, ketika perayaannya ditandai dengan ketupat yang dibawa oleh
umat ke mesjid. Di kampung Karanggayam,
perayaan hari raya ketupat biasanya diikuti hanya oleh warga asli Karanggayam
baik Muslim maupun Kristiani. Pak Darmin, tetangga kami yang merawat kebun,
seorang Kristiani selalu membawa ketupat yang dimasak oleh isterinya di mesjid.
Perayaan ketupat sangat sarat makna. Kata ketupat atau kupat terdiri dua
suku kata yaitu pat atau lepat yang berarti kesalahan. Jadi memakan ketupat
merupakan tanda komitmen untuk melepaskan diri dari kesalahan, terutama karena
sudah menerima kefitraan, kemurniaan hidup dari Allah SWT. Seorang sepuh, tetangga kami pernah mengatakan
bahwa perayaan hari raya ketupat tidak diikuti oleh semua warga
Karanggayam. Misalkan muslim Muhammadiah
berlatar belakang akademisi, jarang hadir pada perayaan hari raya ketupat.
Sementara penduduk asli Karanggayam, mereka juga pengikut Muhammadiah tetapi terlibat dan mengikuti perayaan hari raya
ketupat.
Sesudah hari ketupat, warga dusun akan merayakan halal bil halal atau disebut syawalan. Tujuan perayaan syawalan adalah untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang
belum pernah bertemu sesudah Idul Fitri supaya bisa menyatakan permohonan maaf
apabila dalam kehidupan sehari-harinya ada banyak kesalahan yang dilakukannya.
Perayaan Halal Bi Halal diikuti seluruh warga kampung.
Tradisi syawalan yang dipelihara oleh warga Karanggayam
adalah tradisi yang ada di seluruh Jawa.
Dikatakan tradisi syawalan sangat khas Indonesia, tidak ada dalam
tradisi muslim di negara lain. Keluasan praktek tradisi syawalan tidak saja
dilakukan untuk menjaga silaturahmi kampung, tetapi juga dirayakan di banyak
organisasi sosial dan masyarakat. Sesudah Idul Fitri, hampir setiap minggu ada
setidaknya dua kali acara syawalan yang harus saya hadiri. Ketika Idul Fitri,
saya sedang berada di Ambon, sehingga acara silaturahmi menggunjungi keluarga
juga harus ditunda. Di bulan syawalan inilah, kami mengejar hari-hari berkah
untuk mengunjungi sanak keluarga memohonkan maaf lahir dan bathin.
Kata silaturahmi merupakan konstruksi yang terbentuk
dari kosa kata bahasa Arab dan serapannya dari bahasa Sansekerta. Sila adalah kata dari bentukan bahasa Arab- Sansekerta
yang berarti pokok, prinsip, jongkok atau mendudukan suatu fondasi.
Sedangkan kata rahmi yang juga
adalah bahasa Arab berarti rahim (kandungan). Jadi silturahmi secara bebas dapat
diterjemahkan sebagai kesempatan untuk duduk bersama sebagai orang-orang yang
berasal dari satu kandung, atau orang-orang yang saling bersaudara. Tetapi
makna silaturahmi juga makin diperluaskan untuk menunjukkan jalinan kasih
sayang yang berkembang di antara mereka yang hidup bersama dalam satu kampung,
ataupun bekerja bersama di dalam satu organisasi sosial. Kebersamaan
mendekatkan manusia bahkan bisa melebihi saudara sendiri. Amsal mengatakan “lebih
baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh” (Amsal: 27: 10b). Kalau
tidak merawat silaturahmi, saudara jauh akan terlupakan.
Silaturahmi tahun ini sangat spesifik terutama
memperhatikan tema percakapan yang dimunculkan dalam syawalan. Di pedusunan
Karanggayam, panitia memilih tema “pererat silaturahmi jalin kerukunan”. Sesudah
menjelang 14 tahun tinggal di kampung Karanggayam, untuk pertama kalinya
saya baru mendengar sesepuh kampung ketika menyampaikan sambutan mereka tentang
pentingnya silaturahmi selain untuk saling memaafkan tetapi terutama juga untuk
mempererat hubungan antar umat beragama. Kefitraan yang diterima sebagai
kemenangan dalam Idul Fitri sesudah sebulan berpuasa kiranya memberikan
landasan baru untuk saling menguatkan meneguhkan kesempatan membangun hidup
yang bersih. Memberikan dan meluaskan
pintu maaf kepada sesama menolong kita bangkit membangun kehidupan bersama di
kampung maupun dalam pekerjaan masing-masing.
Syawalan adalah silaturahmi kolektif yang memberikan
kesempatan kepada setiap orang dalam suatu komunitas mengalirkan tindakan dukungan satu sama lain
dengan secara bersama mengakui kesalahan sebagai pengakuan untuk memulai hidup
baru lagi. Khotbah yang disampaikan Haji
Muji Harno yang menggunakan model penyampaian salawat mendorong warga
masyarakat di dusun Karanggayam untuk meneruskan meniru tradisi yang baik
seperti yang sedang berlangsung saat itu.
Rahmatan lil alamin yang merupakan bagian dari inti ajaran Islam bisa
diwujudkan apabila umat meniru melakukan yang “apik”, yang baik. Ustad Harno bukan saja mengkhotbahkan tentang
rahmat tetapi ia pun hidup berkelimpahan dalam berkah Allah karena tausiah
Islamiah yang dilakukan juga diselang seling dengan nyanyian salawat dengan syair
yang indah memuji cinta kasih Allah dan kasih sayang manusia untuk mengikuti
jalanNya.
Keteduhan dalam Islam, kebaikan dari ajarannya bisa
dirasakan menggetarkan meneteskan air mata saya sesudah satu demi satu
lagu-lagu salawat dinyanyikan oleh penyanyi dari kelompok Tausiah Islami
pimpinan Ustad Haji Harno.
Saya mengutip salah satu syair dari lagu berjudul "Pintu
Taubat"
Tersadar ku
dari khilafku
Bersujud memohon
ampunan
Atas segala
dosa-dosaku
Yang telah
khilafkan hatiku
Ref: Kebesaranmu Ya Allah
Kasih
sayang dan rahmatMu
Dalam sadarku
tak lupa mengucap syukur
Dalam sujudku berdoa, dalam tangisku mengesah
Astafirlah
bukalah pintu taubatMu
Entah kapan ajal menjemputku
Mungkin esok hanya Kau yang tau
Mungkin usiaku tak cukup lagi
Untuk hapus segala dosaku
Aku hina dan tak pantas
Memohon ampunan
Tapi hanya engkau
Tempatku untuk meminta
Oooo...oooo
Saya terharu karena seolah-olah ingat pernah mendengar
lagu ini di mana. Kemudian saya ingat lagu tersebut dinyanyikan oleh anak-anak
Kristiani pada saat buka puasa bersama di gedung PKK di Mardika, kota Ambon. Acara itu merupakan
kegiatan dari Heka Leka, suatu pergerakan masyarakat yang mengundang saya bersama dengan mereka mengevaluasi
kegiatan mereka membangun Maluku Cerdas. Berada
di Ambon, berada di Yogyakarta, berada di mana-mana, lagu Pintu Taubat
mengingatkan saya tentang kerentanan manusia terhadap dosa, yang membawa pada
keluasan rahmat Allah untuk mengampuni ketika pintu hati membuka pada diri
masing-masing. Sebagai seorang Kristiani, pesan taubat itu mengingatkan saya
tentang cinta kasih Yesus Kristus, nabi Isa yang menunjukkan dalam cara
hidupNya di dunia dengan mengasihi sesama manusia termasuk musuhnya sendiri.
Pintu Taubat terbuka ketika manusia melepaskan gengaman dirinya mengunci pada
dirinya sendiri untuk diserahkan ke dalam tangan kasih Allah yang mengubah dan
memperbaharui.
Nada pertobatan menjadi bagian yang sangat penting masih
terasa bergema juga pada berbagai syawalan yang saya hadiri. Tetapi saya ingin
menceritakan tentang syawalan yang diselenggarakan oleh Koalisi Perempuan
Indonesia Wilayah DI. Yogyakarta. Acara
di hadiri oleh teman-teman yang mewakili Balai Perempuan di seluruh DI.
Yogyakarta, pengurus dari Sekretariatan Cabang-cabang, dan Presidium Wilayah (Preswil ) Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah
DI. Yogyakarta.
Kefitraan yang sudah
diraih oleh perempuan, sebagai bagian dari melintasi pintu taubat, akan
mendorong perempuan menjadi kuat bukan saja untuk membagi dirinya melayani
keluarga, tetapi juga mendorong munculnya kesadaran memperjuangkan keadilan dan
demokrasi yang belum sepenuhnya di raih oleh perempuan di Indonesia. Koordinator Preswil, mba Titik Iswayatun
Khazanah mengingatkan tentang persiapan Pemilu tanggal 9 April 2014 yang sudah
harus dimulai sekarang. Inilah kesempatan perempuan membangun bersama.
Kefitraan sebagai landasan untuk melakukan pembaruan terhadap kebijakan yang
belum adil bagi perempuan.
Pesan mba Titik Iswayatun Khazanah diteruskan dalam
khotbah yang dipimpin oleh mba Isti Atun. Mba Isti Atun adalah salah satu
komisioner dari Komisi Informasi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang juga anggota
senior Koalisi Perempuan Indonesia. Sambil
mengingatkan tentang situasi yang bergolak di Indonesia, mba Isti Atun bertanya
kepada semua yang hadir tentang bagaimana beriman dalam kehidupan bangsa Indonesia
saat ini.
Merujuk kepada peristiwa
kekerasan atas nama agama, keberagaman menjadi isu yang perlu renungan dalam
beriman. Lebih lanjut dikatakannya
tentang rahmat Allah SWT yang diberikan dalam Islam bukan hanya terlihat pada saat
seseorang memenuhi kewajiban menjalankan sholat lima waktu. Pengajaran tentang rahmatan lil alamin yang
hanya memusat pada rukun Islam ternyata menyempitkan tentang maksud dari
kerahmatan Allah SWT. Rukun Islam adalah
ajaran untuk membangun kerukunan dengan Allah yang harus berdampak kepada
sesama. Kerukunan di antara umat manusia sangat penting karena Allah menjadikan
manusia dalam keragamannya.
Dari kiri ke kanan, mba Istiatun dan mba Titik duduk berjejeran |
Surah Al Hujuraat ayat 13
mencatat perintah Allah untuk manusia bertagwa kepada Allah dalam keberagaman
baik secara biologis, gender maupun secara suku bangsa. Dikatakan: “Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”. Surah Al Hujuraat sangat
menarik karena bukan saja Allah dijelaskan sebagai Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal, tetapi manusia yang diciptakan dengan berbagai bangsa-bangsa dan
suku-sukunya adalah untuk saling mengenal.
Beriman dalam beragama menurut mba Isti Atun sangat
terkait dengan kemampuan untuk saling mengenal.
Cara manusia beriman sangat
ditentukan oleh caranya memperoleh pengetahuan tentang beriman. Sumber
pengetahuan yang menjelaskan cara beriman sangat beragam. Keragamaan bisa terlihat dalam Islam karena
ada banyak cara memperoleh pengetahuan mengenai beriman kepada Allah. Firman Allah
SWT untuk mengajak umat saling mengenal termasuk juga mengundang setiap orang
beragama untuk mengenal keragaman dalam tradisi keagamaannya. Tradisi dengan
pola budaya untuk merawat kebiasaan-kebiasaan beriman tampil berbeda-beda.
Tetapi Allah SWT memberikan petunjuk tentang jalan benar
untuk mengenal Allah SWT adalah bertaqwa menurut kebaikan yang dimaksudkan oleh
Allah SWT sendiri bukan menurut pengertian manusia. Jalan Allah SWT adalah
jalan taqwa, yaitu jalan kehidupan bukan jalan kematian. Jalan kematian
cenderung memusuhi, merusak karena menggunakan otak manusia yang melulu melihat
kebenaran dalam diri sendiri dengan hal-hal negatif pada orang lain. Pembiasaan penggunaan otak dengan
tekanan-tekanan negatif akhirnya menyebabkan manusia menolak untuk mengenal
orang lain kecuali mengenal dirinya sendiri.
Tanggungjawab membangun kehidupan beriman yang benar
bukan hanya tugas lelaki tetapi juga menjadi penugasan yang harus diterima
perempuan. Perempuan bertanggungjawab
membesarkan anak-anaknya, sehingga pemahaman yang benar tentang cara beriman
harus juga dimengerti oleh perempuan untuk bisa mendidik anak-anaknya tentang
cara beriman menurut jalan taqwa seperti yang difirmankan oleh Allah SWT.
Keragaman dalam beriman dengan keluasan rahmatan lil alamin merupakan perintah
Allah SWT yang harus dipraktekan setiap saat dalam hidup beragama. Hanya dengan
cara inilah, manusia bisa mengenal sesamanya, termasuk mengenal Allah yang
lebih dulu mengetahui semua di dalam diri manusia. Di dalam tugas inilah,
perempuan juga terpanggil mendewasakan diri dan anggota keluarganya terhadap
cara-cara beriman yang positif sesuai dengan jalan taqwa yang diturunkan Allah
SWT.
Sambil menyinggung nilai-nilai dari Koalisi Perempuan
Indonesia, mba Isti Atun mengajak semua teman-teman untuk setia beriman, dengan
mendorong menghayati nilai-nilai keagamaan di dalam hidup yang nyata.
Nilai-nilai keagamaan memang perlu dibuka, digali sehingga kebenarannya bisa
tampil lebih konkrit untuk dapat dipraktek dalam hidup sehari-hari. Seperti ketika nilai-nilai dan prinsip-prinsip Koalisi
Perempuan Indonesia dibentangkan sehingga setiap perempuan mengenal tentang hak
dan kewajibannya seperti yang dirumuskan
dan bersedia melakukannya. Nilai-nilai organisasi sangat eksplesit, sama
penting dengan itu, nilai-nilai ini juga
adalah roh dari orang beriman, roh dari keislaman, jalan taqwa yang perlu
dilakukan terus menerus sehingga memungkinkan manusia yang beragam saling
mengenal dan menguatkan.
Bulan syawalan adalah bulan rahmat kepada saya, karena
teman-teman, perempuan muslim bisa
menyampaikan khotbah dan sambutan yang mendalam sehingga hati seorang
Kristiani, hati saya tergugah. Saya menulis catatan ini untuk merayakan cinta
kasih perempuan muslim kepada keragamaan dan perdamaian di bumi Indonesia yang
dicintai semua. Rahmat sudah diberikan oleh Allah supaya perempuan menerimanya,
lelaki mendapatkan, anak-anak menyambutnya, sesepuh menjalaninya. Semua ingin mengenal setiap waktu kedalaman
Firman Allah SWT dalam tindakan sehari-harinya. Berbahagialah mereka yang
mendengar karena hidupnya menjadi ringan menuju jalan taqwa yang dibimbing
sendiri oleh Allah SWT. Amin.
Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Koalisi Perempuan Indonesia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar