Papua sebagai primadona politik Indonesia 2013
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Jarang dibayangkan ada orang yang bernama Papua.
Kadang-kadang kata Papua dipakai sebagai celotehan yang bersifat menegur
cenderung diskriminatif. Hahaha, tapi MOP Papua sangat laku karena kekhasannya
Papua. MOP Papua adalah cara melucu orang Papua. Dalam tekanan karena
ketidakadilan yang sedang terjadi di tanah Papua, orang Papua masih tetap bisa
melucu. Cara lelucon orang Papua disebut MOP Papua. Ini adalah karakteristik
orang Papua.
Tahun 2013 sangat penting untuk Petisi Warganegara NKRI
untuk Papua karena Papua bisa menjadi nama diri yang setara dalam perjuangan
rakyat Palestina mencari keadilan. Untuk merenungkan perayaan Natal saya
menulis artikel yang membandingkan penghayatan orang-orang Palestina dan orang
Papua untuk meneruskan perjuangan mereka dengan mendapatkan kekuatan dari Yesus
Kristus.
Perjuangan penegakkan keadilan dan perdamaian Papua terus
mengalir seperti derasnya sungai yang dipenuhi dari beratnya volume hujan dalam
setahun. Semakin banyak ketidakadilan terjadi dengan orang Papua semakin banyak
orang Indonesia terpanggil untuk meminta pemerintah Indonesia bertanggungjawab
terhadap kekerasan yang terus terjadi di tanah Papua.
Di akhir tahun, kekerasan yang menyita perhatian masa
terlihat menurun. Tetapi penurunan kekerasan militer tidak sendirinya
menghilangkan ketakutan dalam masyarakat Papua. Saat ini ada sekitar seratus
orang Papua yang berada di penjara menunggu proses pengadilan. Sementara
persidangan sudah menetapkan lebih dari 50 orang dengan hukum penjara dengan
waktu 10 sampai dengan 20 tahun. Laporan ini dihimpun oleh Papua Behind Bars,
yaitu lembaga swadaya masyarakat orang asli Papua yang memberikan laporan
setiap bulan tentang penangkapan dan penjeblosan orang Papua ke penjara.
Mengakhir tahun 2013 tanpa melakukan tindakan penegakkan
keadilan dan perdamaian yang menjadi tanggungjawab pemerintah Indonesia,
sungguh sangat disayangkan. Papua adalah primadona politik Indonesia saat ini.
Saya sebut “primadona” politik karena persoalan keadilan dan perdamaian terkait
dengan meluruskan sejarah Papua dalam keindonesiaan yang belum diselesaikan
oleh pemerintah Indonesia.
Kematian Nelson Mandela memberikan inspirasi untuk Indonesia
terpanggil meninjau kembali kewajiban moral kenegaraannya untuk membentuk
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Sekalipun Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
telah dihapuskan sesudah pembentukannya menuaikan protes dari masyarakat yang
meminta Mahkamah Konstitusi untuk meninjau ulang, tetapi Papua dan Aceh
mempunyai dasar hukum untuk meminta pemerintah memfasilitasi pembentukan Komisi
Kebenaran dan Perdamaian.
Saya telah menulis tentang Papua sejak keluar dari rumah
sakit, dan saya akan terus menulis sampai keadilan dan kebenaran ditegakkan di
Papua. Hari ini saya memutuskan mulai melukis tentang Papua. Tahun 2013, ketika
pameran blog dan seni Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua dilakukan
di Bentara Budaya Yogyakarta, saya menciptakan dua karya kawat terkait dengan
Papua yaitu “Bumi Torang Terbelah” dan “Hukum Rimba”. Hari ini saya melukis
orang Papua yang badannya dirantai dengan rambut keriting berwarna putih.
Tubuhnya merah dari teriakan karena ketidakadilan yang dialaminya. Orang Papua hidup pada tanah yang subur
dikelilingi lautan yang membiru mendalam.
Dulu Papua sama dengan daerah lainnya di Indonesia yang terisolasi.
Sekarang di Papua, sekalipun belum ada jalan raya yang mulus, tetapi semua
orang Papua tahu menggunakan internet. Papua bersama dengan sesama warganegara
NKRI dan warga dunia lainnya berjejaring untuk memperkuat perjuangan bersama
meminta pemerintah Indonesia menegakkan keadilan dan perdamaian di tanah Papua.
Petisi Warganegara NKRI untuk Papua sekarang berusia satu
setengah tahun. Dalam usia yang masih balita, Petisi Warganegara NKRI untuk
Papua terus melakukan penyebaran pendidikan tentang Papua, permasalahan konflik
dan upaya penyelesaiannya kepada sesama warganegara NKRI. Saat ini menutup
tahun 2013, ada 781 orang yang memberikan jempol sebagai tanda suka dan
sekaligus mendukung perjuangan bersama mendorong pemerintah Indonesia
menegakkan keadilan dan perdamaian di tanah Papua. Jumlah 781 pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua,
menurut statistik dari Google terdiri dari perempuan sebanyak 36% dan lelaki
sebanyak 64 % yang bukan secara langsung adalah teman-teman saya dari
Facebook. Sementara perhitungan tentang
jaringan saya dari Facebook dikatakan pendukung sebagai perempuan berkisar 46%
dan lelaki sekitar 54%. Artinya di antara pendukung Petisi Warganegara NKRI
untuk Papua, sekitar 10% dari pendukung pria tidak ada hubungan dengan
pertemanan langsung yang menunjukkan komitmen mereka sungguh-sungguh pada
persoalan penegakkan keadilan dan perdamaian di tanah Papua. Sementara sekitar 10% pendukung dari kalangan
perempuan punya hubungan langsung dengan pertemanan dalam jaringan Facebook.
Baik mereka yang berada dalam jaringan pertemanan di
Facebook maupun yang tidak, ternyata para pendukung Petisi Warganegara NKRI
untuk Papua berasal dari Indonesia sebanyak (737 orang), Amerika Serikat 12 orang,
Malaysia sebanyak 7 orang, Belanda sebanyak 5 orang, Jerman sebanyak 4 orang,
Singapura sebanyak 2 orang, Canada sebanyak 2 orang, Norwegia sebanyak 1
orang dan Jepang sebanyak 1 orang.
Melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih
kepada para pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua seperti pencirian
yang sudah saya jelaskan di atas. Pada
artikel yang terpisah saya juga telah menyampaikan terima kasih kepada Google
yang telah mendukung perluasan gerakan perdamaian ini. Saya juga menyampaikan
terima kasih kepada bung Nano Apituley yang bersama-sama dengan saya
memoderator Petisi Warganegara NKRI untuk Papua. Harapan kami semua bahwa
pengalaman pengawalan kebijakan pemerintah RI akan diteruskan sampai keadilan
dan perdamaian di tegakkan di tanah Papua. Jika itu akan menjadi pekerjaan rumah dari pemerintah
Indonesia, maka baiklah dipenuhi dalam tahun depan, 2014.
Selamat merayakan Tahun Baru 2014, tahun mendatang ada
sekarang dalam semangat untuk meneruskan perjalanan yang sudah dimulai sampai
tiba di tujuan yang direncanakan, yaitu perdamaian untuk semua anak bangsa
Indonesia. Tetap kuat dan bersemangat dalam keceriaan MOP Papua melepaskan
tahun 2013 dan meneruskan perlayaran ke tahun 2014. Tuhan berserta kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar