Translate

Kamis, 26 Desember 2013

Hadiah Natal, Mengenal Bonnie Lewkowicz dan Paul Church


Hadiah Natal, Mengenal Bonnie Lewkowicz dan Paul Church

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta

Besok kami kembali ke Boston. Natal mengizinkan saya berbagi kebahagiaan bersama dengan keluarga di Berkeley. Selama 10 hari kami bisa memperbaharui tali persaudaraan di antara keluarga.  Suami saya dipanggil grandpanesia oleh cucu-cucunya. Menghabiskan waktu bersama mereka dan anak-anak adalah berkat.

Berkat lain yang saya ingin tulis adalah tentang Bonnie. Bonnie dan Paul adalah tetangga dari Rina dan Glen di Berkeley. Saya menulis artikel ini di rumah Bonnie yang mengundang kami tinggal dengan mereka selama kami di Berkeley pada saat merayakan Natal. Rumah mereka saling bersebelahan.

Saya ingat pada bulan September 2011 ketika ibunda dari suami saya meninggal, Bonnie memberikan kue yang saya kemudian membuatnya di Indonesia. Kue itu dibuat dari apel, yang dicampur dengan kayu manis. Tetapi kue ini bukan applie pie melainkan Jewish apple tart. Campuran kue menggunakan orange juice dan potongan walnut. Ketika kue ini dimasak, dapur saya berbau enak sekali.  Saya buat kue ini untuk acara-acara besar di rumah saya di Yogyakarta atau diberikan sebagai hadiah.

Bonnie seorang Yahudi yang hidup berdampingan dengan keluarga Kristiani, Rina dan Glen. Saya pernah diajak untuk mendengar paduan suara dari kelompok Bonnie, terdiri dari orang-orang Yahudi yang sedang  melakukan gladik resiki  sebelum mereka tampil pada acara panggung gembira di musim panas di Solano, California.

Musiknya sangat gembira, sehingga orang-orang yang menyanyi bisa menari-nari juga sekaligus. Saya pada waktu itu tidak bisa memenuhi undangan Bonnie untuk menonton mereka bernyanyi. Setiap tahun di Berkeley, selama musim panas ada banyak kegiatan untuk masyarakat umum, di taman-taman dan juga di beberapa pusat pertokoan di sepanjang jalan. Salah satu yang paling saya sukai adalah Solana Stroll Street Festival.  Pada festival ini,  orang-orang bisa menari, menyanyi sambil makan.  Suami dan saya pernah menari dengan kelompok Swing pada suatu saat jalan-jalan menikmati festival di Solano. 

Tetapi suatu waktu, sesudah ibunda Ruth dimakamkan,  saya menghabiskan waktu seharian dengan Bonnie ke pasar petani yang  mengambil lokasi di  tengah kota Berkeley, CA. Saya sangat bahagia belajar tentang gerakan petani dan tanggungjawab masyarakat untuk melindungi tanaman dan produksi lokal yang dihasilkan dari petani di sekitar Berkeley. Di pasar ini, pengunjung bisa beli keju yang enak, dengan berbagai campuran eksotik yang tidak pernah dijual di supermarket. Kami juga bisa merasakan berbagai makanan yang dijual murah, oleh orang-orang yang berasal dari berbagai dunia. Saya ingat menikmati seorang musisi perempuan bermain biola di sini.

Berkeley dan masyarakatnya, sangat khusus. Boston dikatakan Berkeleynya di pantai timur Amerika Serikat. Tapi keduanya punya keindahan dan kekuatan sendiri. Di Berkeley ada banyak hal yang kuat muncul dari masyarakat sebagai suatu gerakan sebelum menyebarkan ke seluruh Amerika Serikat. Gerakan yang paling berhasil adalah gerakan aksesitas kepada anggota masyarakat yang difabel. Bonnie dan suami, Paul adalah pengerak yang sangat militan untuk menegakkan hak-hak anggota masyarakat yang difabel.

Paul yang segera akan pensiun bekerja di pemerintah kota khusus mengatur kebijakan yang terkait dengan disabilitas. Mereka membuat jalan-jalan untuk memberikan akses kepada anggota masyarakat yang difabel. Rumah Bonnie dan Paul terletak di bukit kecil di bagian selatan dari kota Berkeley. Dari sini, kami ke pusat kota. Saya berjalan kira-kira 25 menit dan Bonnie mengendarai kursi rodanya tanpa ada penghalang. Seluruh kota Berkeley mempunyai akses kepada kursi roda. Ramp ke dalam ruang-ruangan untuk masuk ke semua bangun publik harus dibuat sehingga anggota masyarakat difabel juga bisa mendapat kesempatan untuk menghadiri kuliah, berbelanja, ke rumah sakit dll sendiri.

Lebih mengagumkan lagi, adalah Bonnie telah menulis beberapa buku tentang aksesitas untuk difabel ke taman-taman kota atau juga taman nasional sehingga mereka bisa menikmati alam. Untuk sahabat-sahabat yang ingin melihat bukunya, Bonnie memberikan link sehingga bisa diakses gratis.
<http://www.wheelingcalscoast.org/download/A-Wheelchair_Riders_Guide-San_Francisco_Bay_and_Nearby_Coast.pdf>

 
Saya bercerita kepada Bonnie tentang pengalaman mistis melihat bulan dikelilingi leh lingkaran biru. Ketika itu kami sedang berkemah di Grand Teton, Wyoming yaitu suatu taman nasional dengan pemandangan menghadap gunung yang berbentuk payudara perempuan. Karena itu disebut dalam bahasa Perancis oleh seorang ekspedisi dari Prancis dengan sebutan Grand Teton. Kami berkemah dekat danau dengna pemandangan ke Grand Teton. Malam terakhir kami di sana, ketika semua sedang tidur, saya sesudah api unggun mati, pindah ke dalam mobil untuk menonton bintang-bintang. Saya kaget karena ternyata selama lebih dari dua jam saya lihat dengan sangat dekat bulan yang dikelilingi cahaya biru. Saya mengucak mata karena tidak percaya. Bulan itu masih di sana dalam lingkaran biru.

Bonnie mengatakan kepada saya apakah pernah mendengar  lagu  “Ones in blue moon”, yang berarti sesuatu yang tidak biasa terjadi dalam hidup tetapi memang itu terjadi. Kami bercerita tentang banyak hal yang terjadi dalam hidup kami. Bonnie melakukan banyak hal untuk membela orang-orang difabel.  Ia juga menunjukkan tentang kerjanya untuk menguji diskriminasi kebijakan pembangunan  kepada orang-orang difabel. Hanya orang-orang difabel yang bisa memperjuangkan hak-haknya. Tujuannya supaya masyarakat memberikan penghormatan kepada mereka yang difabel.

Bonnie bisa mengendarai kendaraannya tanpa harus dibantu oleh siapapun. Kursi rodanya masuk ke dalam mobil dan ia duduk dibelakang stir dengan sangat percaya diri. Suatu malam Bonnie mengatakan akan ke pesta seorang temannya, dan ia memutuskan menggunakan mobil. Tetapi sehari-hari, Bonnie cukup puas mengendarai kursi rodanya ke mana-mana di seluruh kota Berkeley.

Ketika kami baru bertemu kembali, saya ingin mencium pipinya. Tetapi Bonnie katakan, ia bisa menaikan kursi rodanya supaya saya tidak harus membungkuk karena sedang memakai body brace. Bonnie juga memasak sendiri makanannya. Saya sangat kagum dengan keahliannya memasak termasuk membuat kue bronies yang dibagikan kepada Rina, ketika kami baru tiba. Memasak sama indahnya dengan menulis, begitu yang dikatakan Bonnie.
                                             Bonnie sedang memasak

Saya sudah ke rumah Bonnie sebelum Rina meminta Bonnie menerima kami di rumahnya karena rumah mereka terlalu padat dengan tamu lainnya. Ketika kami datang, suami saya yang belum pernah ke rumah Bonnie sangat terkagum-kagum dengan pilihan barang-barang seni yang diletakkan di rumahnya. Bonnie dan Paul punya jiwa seni yang tinggi.

Di kamar yang kami tempati ada tujuh bebek yang dibuat dari kayu. Ayah Paul seorang seniman kayu. Saya katakan kepada mereka bahwa itulah nasib saya bisa tinggal bersama bebek-bebek. Untuk hadiah Natal saya melukis kelinci dan kaktus kepada mereka. Mengapa kaktus dengan pemandangan salju? Depan rumah mereka ada kaktus. Tetapi saya tidak tahu bahwa mereka suka kelinci. Ini hanya perasaan saya saja. Kemudian saya melukis kelinci. Mereka sangat suka sekali. Ternyata di kamar yang kami tempat ada satu patung keramik terbuat berbentuk kelinci. Bonnie senang bahwa saya melukis kelinci sekalipun tidak lihat ada kelinci yang tersembunyi di sudut ruang dari kamar tidur yang kami sedang tempati.

Pada sore hari sebelum malam pada malam Natal, sekitar  jam14:00, Bonnie sedang mencari suami saya, pak Bernie untuk mengundang ke pertemuan tetangga yang sedang menyiapkan lilin yang disebut "luminaria" di sepanjang trotoar di kampungnya. Saya sangat senang untuk pergi dengan Bonnie karena suami saya tidak ada di rumah pada saat itu. Pada pertemuan tersebut saya bisa melihat Bonnie, seorang Yahudi yang sangat lembut hidup bersama-sama untuk membangun sebuah komunitas saling menghormati di lingkungannya dan Berkeley.


  
                                 Bonnie sedang membantu membawa tas  luminaria keliling 
                                                                kampungnya Berkeley                                                    

Bahkan cahaya lilin kecil akan terus bersinar sebagai kekuatan yang ada di Bonnie. Terima kasih Bonnie dan Paul untuk berbagi hadiah Natal dengan saya sehingga saya bisa berbagi dengan teman-teman saya di Indonesia dan di mana-mana di dunia. Saya sedang menunggu Bonnie dan Paul untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, karena di rumah kami, kami membuat jalan untuk kursi roda  bisa  masuk ke rumah kami. Juga akses untuk kursi roda sudah mulai terlihat di jalan-jalan kota di Yogyakarta. Hidupmu  adalah sebuah kegembiraan yang selalu berbagi dengan orang lain sehingga cinta selalu baru setiap hari. Silahkan melihat website Bonnie dengan gerakan komunitas difabel yang berjalan di seluruh California dan juga di seluruh dunia.  Access Northern California - http://accessnca.org/ dan
Wheeling California's Coast - http://www.wheelingcalscoast.org/
Saya menulis untuk mengucapkan terima kasih kepada Bonnie, teman saya yang memungkinkan saya untuk tinggal bersama dia dan suaminya untuk belajar tentang bagaimana mereka hidup dengan banyak rahmat, cinta dan kasih untuk berbagi dengan orang-orang. Bonnie juga seorang penari yang menciptakan sebuah perusahaan menari untuk melayani komunitas besar di sekelilingnya. Di ruang kami tidur,  kami mengatur meja di mana saya bisa mengetik dan melukis  sambil duduk di kursi roda nya. Dia menggunakan kursi roda ini untuk menari.  Pada profil Axis Dance Company akan terlihat Bonnie dengan kursi rodanya sedang menari (http://www.axisdance.org)

Bonnie menjadi difabel  ketika dia berumur 15 tahun setelah mobil hancur yang mematahkan lehernya. Suaminya, Paulus juga mengalami kecelakaan mobil sehingga melumpuhkannya. Jadi mereka setuju bahwa Allah memiliki rencana bagi kami karena kami keluar dari kecelakaan mobil kami di Ventura tanpa  kesakitan yang fatal pada tubuh kami. Saya berterima kasih kepada Tuhan untuk memiliki kesempatan bisa menulis tentang kisah Bonnie seseorang bertahan hidup yang terus berbagi semangatnya kepada orang lain. Semuanya memiliki waktu sendiri dan sekarang saatnya saya untuk mempublikasikan cerita ini untuk memperkuat semua orang di seluruh dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar