Bertemu muka Sang Pencipta
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Di bulan suci Ramadhan
Ketika doa-doa menguduskan semesta
setiap detik setarik napas saya
melihat Tuhan menunggu
Hati saya merasa Dia di sini dalam diri sendiri
Hanya mereka seperti angin menduga percaya saya
Kegilaan
dan kebodohan
Yang menertawakan
dalam sejati diri
Peduli apa
tentang eksistensi Sang Pencipta
Orang-orang beriringan
menuntun tubuh
Membiarkan diri
dahaga
Mendekatkan
pada batas ketahanan diri
Melewatinya
mengubah lapar menjadi kebahagiaan
Bersama Engkau menziarah hidup
Mengapa daku melakukan?
Seorang dari tradisi berbeda
Sedang menghayati
mengulangi pengalaman
suci leluhur
Supaya mengenapi cerita menurun para kudus
Bukan karena selalu ritual berulang
Orang-orang suci merayakan
Ketika melewati batas keterbatasan
Yang sekarang saya sedang mengalami bersama
Supaya mengerti batas dirikah?
Supaya mengerti batas ilahikah?
Supaya menghayati pengalaman bersamakah?
Serupa mengerti pertanyaan semua insan
Mengapa saya dilahirkan?
Mengapa rindu mengoyak dada
Serupa merindukan Sang Kudus
Serupa kangen kepada hidup yang
Dilepaskan
Rindu kasih rindu ilahi
Tanpa rumusan
sudah mendalam di hati
Mulut saya memuji Engkau Sang Pencipta
Kelimpahan bukan milik saya
Ketika masih banyak mereka lapar
Bukan karena harus berpuasa
Mereka sudah lama tidak punya makanan
Mengapa saya mau merasakan
Kesengsaraan dari dahaga
Kalau kemudian
Saya masih lupa mereka yang selalu lapar
Karena lebih lihai mendapatkan akses untuk diri sendiri
Hati saya kemana disembunyikan
Juga kalau sekarang diri saya dikelilingi doa dan pujian
Ujilah saya sedalam lautan
Lemparkan saya dalam kesukaran mendalam
Supaya masih saya lihat keadilan Ilahi di sana
Di bulan suci Ramadhan
Seorang anak manusia
Dalam keyakinannya menuju Allah
Menguji dirinya
Menulis pengalaman hati
Di bulan suci Ramadhan
Seorang sepupu Islam, seorang Kristiani
Dalam kesengsaraan lapar
Menuliskan kebijakan dari pengalaman
Melupakan diri
Menguraikan kebaikan ilahi
Menguraikan kebaikan ilahi
Supaya kasih sejati menggenapi
Seperti pengalaman Kristus menyerahkan diri
Kepada sahabat supaya
mereka punya makanan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar