Menganalisis
Statistik Petisi Warganegara NKRI untuk Papua memasuki minggu kedua
Oleh
Farsijana Adeney-Risakotta
Pada portal
Petisi Warganegara NKRI untuk Papua ( http://www.facebook.com/petisi.untuk.papua),
tadi malam, Jumat, 6 Juli 2012, saya menulis tentang data statistik terkait
dukungan “user” jejaring sosial maya terhadap Petisi. Dari tanggal 22 sd 28
Juni 2012, minggu pertama, Petisi Warganegara NKRI untuk Papua diluncurkan
kepada publik jejaring sosial maya, bahwa informasi Petisi ini dibaca oleh
18.021 “user”. Penyebarannya terjaring melalui media FB, twitter, blog maupun
email. Ada 932 “user” yang kemudian membahasnya, sehingga menyebabkan ada
kurang lebih 300 “user” yang memberikan jempol mendukung Petisi Warganegara
NKRI untuk Papua pada akhir bulan Juni. Sekarang, tanggal 7 Juli 2012, jumlah
jempol sudah mencapai 439. Statistik FB
mencatat ada penurunan kurang lebih 20 persen dalam dukungan sesudah minggu
pertama. Data ini menunjukkan tentang penambahan jumlah jempol tetap
berlangsung tetapi melambat. Laporan statistik ini juga bisa dipergunakan untuk
menganalisis lebih lanjut beberapa isu yang sudah didiskusikan pada Forum
Petisi Warnanegara NKRI untuk Papua maupun pada account saya di FB ( http://www.facebook.com/farsijanaadeneyrisakotta/
)
Untuk
mendiskusikannya, saya bermaksud membaginya atas dua bagian. Pertama terkait dengan
pertanyaan siapakah pemberi jempol pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk
Papua. Informasi apa saja yang mereka telah menerima sehingga memutuskan untuk
mendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua. Bagian kedua berhubungan dengan
pembahasan tentang substansi aktivitas Forum Petisi Warganegara NKRI untuk
Papua. Pembahasan tentang bagian kedua akan dihubungkan dengan tulisan-tulisan
lain yang sudah disebarkan ke Forum Petisi Warganegara NKRI untuk Papua maupun
ke account FB saya (Farsijana Adeney-Risakotta). Selain profil dan pengantar
tentang Petisi Warganegara NKRI untuk Papua yang bisa ditemukan pada kotak
notes Portal Petisi Warganegara NKRI untuk Papua, ada banyak informasi yang
dibagikan ke Forum Petisi. Sumber utama
dari bahan-bahan ini diambil dari berbagai links yang disumbangkan oleh
teman-teman pendukung maupun diupaya oleh moderator Petisi Warganegara NKRI
untuk Papua. Untuk sumber-sumber informasi yang terhubung dengan links tertentu
bisa ditemukan langsung pada Wall dari Petisi dan tidak bisa disimpan pada
Notes. Mengantisipasi pentingnya pengumpulan materi yang terkonsentrasi terkait
dengan isu Papua, untuk para pendukung Petisi yang ingin mendalami isu bisa
mengakses informasi pada blog “Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua” (http://farsijanaindonesiauntuksemua.blogspot.com
).
Mengulang
sedikit tentang siapakah pendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua adalah
menyentuh kelompok target dari Petisi ini. Sudah dijelaskan dalam Profil
dan Pengantar, bahwa Petisi Warganegara
NKRI untuk Papua dibuat untuk menjaring warganegara NKRI di seluruh jejaring
sosial maya. Mereka adalah kelas menengah NKRI yang belum tergarap dengan baik
sesudah gerakan Reformasi mengulirkan demokratisasi yang memungkinkan
partispasi warganegara pada pembangunan nasional. Ada banyak cara seorang
warganegara berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Melibatkan diri dengan
organisasi masa berbasis isu budaya, pendidikan, sosial ekonomi, atau
pemberdayaan kapasitas politik, agama, merupakan bentuk-bentuk konkrit dari
upaya mendorong pencapaian partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional. Upaya nyata dari partisipasi ini kemudian bisa
dirasakan melalui program yang diturunkan dalam organisasi dimana ybs menjadi
anggotanya. Tetapi dukungannya bersifat
lokal dengan muatan berkepentingan terbatas. Keterlibatan dalam konteks luas
seorang warganegara baru terlihat hanya pada saat pelaksanaan Pemilu, atau
pemilukada, ketika seorang warganegara NKRI dimintakan partisipasinya dalam
memilih wakil rakyatnya.
Keterbatasan
akselerasi warganegara NKRI hanya pada Pemilu dan Pemilukada, tanpa
kemampuannya untuk terlibat mengawal kebijakan dan para wakil rakyat yang
didukungnya, perlu dipikirkan kembali.
Sudah lama saya bergumul tentang partisipasi warganegara NKRI yang penuh
terhadap pembangunan nasional bukan sekedar hanya memberikan suara pada saat
Pemilu dan Pemilukada. Pengalaman saya memberdayakan perempuan melalui
organisasi masa Koalisi Perempuan Indonesia di propinsi DIY mengajarkan tentang
banyak hal. Hal penting terkait dengan
pengawalan warganegara untuk memastikan bahwa negara dan wakil rakyat yang
berada pada jabatan publik melakukan kegiatan pembangunan yang tidak bertentang
dengan UU, Perda, Keputusan Gubernur, Walikota, Bupati dan lain-lain yang
dibuatnya. Demikian juga mekanisme pembuatan regulasi yang melibatkan
warganegara NKRI. Pada tingkat pengawalan inilah, kematangan bermasyarakat dan
kepercayaan diri dari seorang warganegara NKRI untuk mendukung pembangunan
nasional dipertaruhkan.
Apatisme
dari kalangan masyarakat terhadap upaya berpartisipasi tampil menguat karena
negara sendiri tidak memberikan kesempatan kepada warganegara untuk mengalami
pendewasaan secara politik. Rendahnya pendidikan politik yang direncanakan
dalam program-program kerja pemerintah maupun masyarakat sipil seperti Lembaga
Swadaya Masyarakat menyebabkan warganegara NKRI menjadi apatis. Tentu saja, apa
yang bisa diharapkan dalam partisipasi apabila kemampuan untuk berpartisipasi
belum terbangun secara sistematis. Tantangan inilah yang mendorong saya
memutuskan menggunakan jaringan Facebook dan blog, pertama-tama sebagai suatu
alat komunikasi yang dapat mendorong proses pendewasaan warganegara NKRI. Sejak
awal keterlibatan saya dengan jejaring sosial maya adalah untuk memperluas
kesadaran warganegara NKRI terhadap berbagai isu yang disebarkan ditengah
masyarakat. Pengalaman saya meneliti konflik dan kekerasan massa di Maluku
Utara, mengorganisir pemuda/i Kristen dan Muslim di Yogyakarta sehingga bersama-sama
memfasilitasi Dialog Maluku untuk
pemimpin akar rumput Kristen dan Islam di propinsi Maluku, pemberdayaan kemampuan advokasi dan
peningkatan ekonomi perempuan akar rumput di seluruh DIY, dan penguatan
kapasitas anak dengan praktek budaya sebagai agen perdamaian di DIY membuat
saya makin yakin bahwa warganegara NKRI perlu mendapat kesempatan mengasah
kesadarannya sebagai “warganegara”.
Setiap orang
di Indonesia terlahir dalam satu keluarga, yang menjadi bagian dari keluarga
besar tertentu dalam etnis khusus, dalam jejaring keagamaan tertentu juga. Ketika berbagai identitas politik diberikan
pada seseorang di dalam konteks NKRI, menurut saya, bukan sekedar sebagai alat
untuk mengelompokkan diri dalam kelompok tertentu tetapi juga sebagai alat
untuk mengerti apa arti identitas yang saya terima tsb. Menjadi seorang
Indonesia, sebenarnya berarti apa? Apa arti menjadi seorang Indonesia dalam
konteks bernegara Pancasila di samping pegangan mendalam pada agama masing-masing.
Pertanyaan-pertanyaan ini saya membahas untuk saya mengerti sendiri kemudian
saya membagikannya kepada warga Facebook yang ada dalam jejaring saya.
Tulisan-tulisan ini bisa ditemukan pada blog (http://farsijanaindonesiauntuksemua.blogspot.com).
Petisi
Warganegara NKRI untuk Papua juga lahir dari diskusi di account Facebook saya.
Teman-teman bisa membaca lagi pada profil dan pengantar Petisi Warganegara NKRI
untuk Papua. Saya ingin menjelaskan bahwa sifat Petisi Warganegara NKRI untuk
Papua yang sangat dinamis, beda dengan bentuk Petisi pada umumnya, bertujuan
untuk memfasilitasi pendidikan politik kepada warganegara NKRI yang mendukung
Petisi ini. Kesempatan ini sangat dimungkinkan karena tersedianya jejaring
sosial maya. Jejaring ini memberikan banyak manfaat kepada warganegara NKRI
terutama dalam pencapaian pendidikan politik seperti saya menggambarkannya di
atas. Pendidikan di manapun saat ini sangat mahal, tetapi pada Forum Petisi Warganegara
NKRI untuk Papua, warganegara NKRI memperolehnya gratis. Insitiatif Petisi yang
sangat spontan karena kegelisahan warganegara terhadap situasi berbangsa dan
kekerasan negara kepada Papua menjadi pendorong untuk saya berbagi dengan
teman-teman semua. Bukan hanya saya, telah banyak teman-teman pendukung yang
terlibat membagi berbagai pikiran, pengalaman dan bahan-bahan untuk
menghidupkan Forum Petisi. Saya secara khusus sudah menulis tentang hal ini
dalam tulisan lainnya ( “Merefleksikan Perjalanan Petisi Warganegara NKRI untuk
Papua”). Tulisan ini bisa dijumpai pada blog ( http://farsijanaindonesiauntuksemua.blogspot.com).
Mengoptimalkan
peranan warganegara NKRI untuk mendukung Petisi Warganegara NKRI untuk Papua
sangat penting dilakukan secara tersistematis. Untuk itu, saya juga melakukan
diskusi dengan beberapa tokoh langsung dari Papua, baik melalui percakapan
telepon maupun secara online di Facebook. Dua tulisan yang disebut sebagai
berita siang (tanggal 2 Juli 2012 ) dan
berita pagi (tanggl 5 Juli 2012) dibuat untuk maksud menambah wawasan kita
bersama tentang situasi terakhir dan apa yang bisa dilakukan oleh Petisi
Warganegara NKRI untuk Papua supaya masalah Papua bisa diselesaikan dengan
bijaksana oleh Pemerintah RI dan DPR RI. Kedua berita ini juga bisa diakses
pada blog ( http://farsijanaindonesiauntuksemua.blogspot.com).
Upaya penambahan moderator sedang dipersiapkan supaya makin banyak teman-teman
yang bisa membantu Nano Apituley dan saya sebagai moderator dari Petisi
Warganegara NKRI untuk Papua. Nama-nama yang sudah diusulkan adalah Si Flo
Patteipeloihy, Bramantyo Prajisusilo, Marijke Bangun. Kami juga ingin
mengusulkan Arifah Rahmawati dan Erich Kaunang sebagai moderator bersama dengan
teman-teman lain yang namanya sudah kami umumkan.
Diharapkan
pada minggu ketiga kedepan, fokus pendidikan politik akan terkait dengan
pembahasan mengenai upaya membawa Petisi Warganegara NKRI untuk Papua kepada
Pemerintah RI dan DPR R. Saya harap bisa memfasilitasi diskusi dengan
melibatkan jejaring lebih luas seperti teman-teman dari Koalisi Perempuan
Indonesia di Sekretaris Nasional di Jakarta untuk mendiskusikan kemungkinan
kerjasama dengan Kaukus Perempuan Parlemen di DPR RI tentang dukungan terhadap
Petisi Warganegara NKRI untuk Papua. GKR Hemas sebagai wakil DIY untuk DPD RI
bisa menjadi jalur bagi Petisi Warganegara NKRI untuk Papua mempersiapkan
dirinya untuk bisa mendapat dukungan
seluas-luasnya oleh seluruh warganegara NKRI. Dukungan ini berbasis pada
setiap individu warganegara. Yel-yel yang disampaikan Petisi Warganegara NKRI
untuk Papua selama dua minggu ini adalah One Person One Like, marilah setiap
warganegara NKRI memberikan jempolnya kepada Petisi Warganegara NKRI untuk
Papua (http://www.facebook.com/petisi.untuk.papua).
Dukungan semua pihak secara individu sebagai warganegara NKRI membedakan status
dan fungsi Petisi Warganegara NKRI untuk Papua dengan berbagai petisi lain yang
tampil dalam upaya untuk mendorong perdamaian di Papua.
Saya akan
menutup tulisan ini, saya berharap siapa saja yang membaca tulisan ini,
merefleksikannya mendalam bahwa memberikan suara anda sebagai seorang
warganegara NKRI untuk Petisi Warganegara NKRI untuk Papua adalah bukti tentang
kepeduliaannya untuk Indonesia. Kelas menengah NKRI untuk Papua adalah termasuk
didalamnya diri anda sendiri sebagai seorang yang berada dalam jejaring sosial
maya. Kepedulian tersebut membuat penguna jejaring sosial maya makin bermakna
dalam mengoptimalkan peran sosialnya untuk mendorong partisipasi dirinya
sendiri dalam pembangunan nasional. Marilah bergabung dengan Petisi Warganegara
NKRI untuk Papua, karena kepedulian anda sangat dibutuhkan untuk mendorong
Pemerintah RI dan DPR RI melakukan langkah yang tepat dalam memfasilitasi
penyelesaian masalah Papua. Upaya
pengawalan ini akan mendewasakan proses berdemokrasi di Indonesia sebagai
kelanjutan dari Gerakan Reformasi yang sudah dicapai bersama. Terima kasih
banyak untuk semua pengertian dan dukungan yang diberikan oleh setiap insan
warganegara NKRI untuk Petisi Warganegara NKRI untuk Papua (http://www.facebook.com/petisi.untuk.papua
). Salam solidaritas NKRI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar