Translate

Sabtu, 04 Agustus 2012

Jemari Kasih Ramadhan


Jemari Kasih Ramadhan

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta



Hampir pasti ia tertidur

Di atas motor kakeknya

Tangan mungilnya melepas

Genggaman melilit pinggang kakeknya



Memandang refleksi dari badan mobil di sampingnya

Tangan kakek mengulur ke belakang meraih tubuh kecil mendekap

Motor berpacu melewati kerumunan keramaian berbuka bersama



Seorang ibu berjalan akrab bersama anak gadisnya

Mereka jalan-jalan mencari makanan berbuka puasa

Keramaian jualan jajan rakyat

Di sepanjang kampung



Di depan teras rumahnya

Mereka duduk bersila menanti datangnya panggilan kemenangan

Saling bersandaran kedua pundak menopang

Panggilan adzan menyambutnya berdiri meraih

Secangkir air putih meneguk raga



Dari jauh bebauan menyedap

mengharumkan jalan kampung

Setiap rumah menyambut detik kemenangan

Kami menakar adonan

Membuat kolak

Membungkus setiap paket

Mengantar ke rumah tetangga



Dari dapur

Perempuan-perempuan mendekatkan iman

dengan bebauan menyelera

Melewati keinginan tubuh

Ketingkat roh mengubah keharuman

menjadi syukur merasuki iman



Tangan-tangan kecil

Tangan-tangan besar

Tangan-tangan manusia

Jemari umat pendoa

Saling berpegangan mereka berjalan

Beriringan ke mesjid kampung



Saling menjabat

Mereka menuntun

Menyucikan diri

Memulai ziarah di rumah Sang Pencipta

Mewudhu mengingatkan kesadaran



Tangan-tangan memanjatkan doa berjemaah

Kasih sayang Allah menggenangi mata

Bersyukur detik kemenangan

Mengangkat jiwa ke alam sorga


Tangan-tangan menyatukan

Dalam piring kebersamaan

Mengiklaskan tubuh mengisi dirinya lagi

Ketika umat meleburkan kasih

berbagi di antara sesama



Saya mensyukuri kebaikan terpancar dari sesama

Ibadah sejati menguatkannya

Menerima saya berbagi

Dalam tradisi iman berbeda seorang Kristiani

Merayakan pengalaman mengimani Sang Pencipta



Kami merayakan

Kemurahan Allah

Kampung mengimani Allah

Meneguhkan jalan bersama

Umat manusia

Mengabadikan kasih sejatiNya








Tidak ada komentar:

Posting Komentar