Perjalanan Mentari Ramadhan
(bagian terakhir)
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Mentari Ramadhan
Perjalanananmu menyegarkan saya
Adalah engkau
Mengunjungi mereka
Di gedung-gedung yang mengatur
Hayat hidup banyak orang
Supaya ada kebajikan yang membaharui
Menuntun saya berjalan pulang
Tidak tertarik sedikitpun
Berselingkuh dengan iklan-iklan
Penuh godaan membelit
Semuanya bersaing
Mengapa kota saya
Tidak menyisakan keindahan dari kekosongan
Tanpa penawaran
Merayu-rayu
Kusuyukuri ruang-ruang yang kosong
Tanpa iklan di halaman kampus
Supaya masih terbesit
Celaan untuk berpikir
Bukan dari uang untuk semuanya yang hidup
Oleh semangat memacu mentari bangkit
Di hati
demi sebuah keiklasan
tanpa nama berbagi dengan sesama
Di atas pencakar langit
Wajah klasik kota saya
Mengubah meninggalkan keakraban sesama
Hanya karena pembangunan turisme
Keramahan sehari-hari tersingkir
Yogya saya di manakah engkau sekarang?
Seperti gedung-gedung serupa
Se Indonesia
Dari sini ada banyak kecurangan
Mengatur anggaran-anggaran
Untuk kepentingan sendiri
Cuma diberi label anggaran rakyat semesta
Tapi pengelola meraup seluruhnya
Menyisakan remah-remah
Supaya misinya tercapai
Melewati selokan Mataram
Kubaca spanduk
Seembun pagi tiba
Ramadhan membawa kelahiran baru
Apakah ini harapan semua
Menjadi adil dan lurus di hadapan Sang Pencipta?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar