Perjalanan Mentari Ramadhan
(bagian pertama)
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Sayup-sayup
pantulan adzan
Memantul dinding
tebing
Bedug Ramadhan
Menggema
Perjalanan
mentari
Memulai ziarah
Membagi rahmat
Saur saur
saur
Sebelum mentari
Di batas
cakrawala
Memercit surya
kelana
Orang-orang
bangkit
Bertemu Sang
Ilahi
Saya menyukuri
Merawat iman
Juga dengan
cara yang sama
Kristus
berpuasa
Empat puluh
hari
Dalam kesendirianNya
hanya dengan Allah
Semangkok
sup sayur buah tangan suami
Pengalas perut
Sepanjang
hari puasa
Merawat jiwa
Meneguhkan
tubuh
Menyirami
iman
Dengan kasihNya
melimpah
Perjalanan
mentari
Menuntun saya
Menurun
berbukitan
Balik ke
keramaian
Sudah saya
mengalami
Kekuatan rumah
sunyi di bibir tebing
Memindah dalam
diri sendiri
Perjalanan
mentari
Bersisian
mereka di jalan raya
Ada ayam
yang bertanggar dalam kurungan bambu
Dikendarai
dengan motor buntut
Serupa suaranya
senada bunyi knalpot tua
Menuju kota
Mereka berjalan
menawarkan jualan
Sudah ada
segerombolan orang lain
Menunggu di
perempatan
Ayam-ayam
akan jadi santapan berbuka
Ada
bayi-bayi dalam gendongan
Ibunda perkasa
Dililitkan
ke depan dadanya yang tambul
Seperti
anak peluru
Menggoncengkan
bakul sayuran segar
Persiapan
membuka puasa
Sudah dimulai
segera sesudah saur saur saur
Perjalanan
mentari
Menuntun menghangat
Bersisian
berpacu
Menemani saya
Mengubah kebisuan
Dalam imaginasi
kata-kata di dalam diri
Akan saya
tuangkan keintiman ini
Menjadi cerita
untuk sesama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar