Translate

Sabtu, 18 Agustus 2012

Gema Takbir Gema Fitrah




Gema Takbir Gema Fitrah
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta


Menaiki bebukitan Galunggung
Sudah menunggu pelangi membusur
Tanda Allah melawat umatNya
Saya ingat cerita perjanjian nabi Nuh dengan Allah
Pelangi sebelum takbiran tiba
Menenangkan sejati saya
Ya Allah, Engkau bersama umatMu dalam pelawatan Ramadhan


Gema takbiran akhirnya tiba
Dari bawah lembah getaran bedug masih sayup terdengar
Di antara deringnya panggilan adzan
Menyuarakan kemahakuasaan keakbaran Allah Pencipta
Serupa getaran air bawah lautan mengirimkan berita kemenangan
Hidup tulus muka dengan muka bersama Allah
Sedang terjadi saat ini



Di kota yang dulu pernah hancur
Ketika gema takbir di mulai
Orang-orang sedang merayakan kemenangannya
Atas jalan hidup yang sedang dipilihnya
Kemudian prahara nestapa menimpa
Serupa manusia melemparkan dirinya mendalam
Kebinasaan menarik menerkam


Segala daya pertautan dengan Sang Pencipta melonggar
Ketika dalam kesakitan kepahitan dibayar dengan kekejaman
Mata ganti mata
Gigi ganti gigi
Tragedi kekhilafan mengukir melukai bathin
Menggantung sebagai peringatan


Tetapi hanya baru kemarin
Segalanya terasa lengkap ketika tangan Sang Pencipta
Memporakporandakan kota tercinta ini
Bukan dengan tangan mereka yang pernah menistakan sesama
Dalam konflik Maluku yang panjang


Tetapi baru saja
Semua orang terjaga tentang keakbaran Allah
Air bah melanda pegunungan
Sungai-sungai menguap
Seperti arus lautan menghantam tanpa pandang bulu
Di seluruh negeri, di seantero kepulauan
Di gunung , di perbukitan dan di bagian pantai
Datangnya seperti pencuri
Bencana badang
Semua nyawa melenyap sekejap serupa sampah menghanyut
Sia-sia


Dari lembah-lembah terdengar kidung
Suara anak-anak bertanya: “Siapakah yang melakukan kekerasan ini?”
Berpakaian putih, berpakaian merah
Mereka, anak-anak saya mengkidungkan
“bersujud kepada Allah
Bersyukur sepanjang waktu
Setiap napasmu seluruh hidupmu semoga diberkati Allah”
Hanya kemarin saya mendengar lagi kidung yang sama
Anak-anak Kristiani melantunkan lagu Alhamdulilah
pada buka puasa Heka Leka


Mereka bukan propanganda
Mereka anak-anak tulus
Mewartakan pertobatan
Seperti tanda-tanda alam yang sekarang sedang ditakuti
Allah yang sedang murka
Bulan Ramadhan, bulan pengampunan
Kiranya doa umat, doa saya didengar Allah


“Alhamdulilah wa syukurilah
Bersyukur kepadamu ya Allah
Kau jadikan Kami saudara
Indah dalam kebersamaan
Semoga dirimu
Semoga langkahmu
Diiringi oleh rahmatNya”
Saya sudah meneteskan air mata sesudah lagu selesai
Suara malaikat kecil saya, suara anak-anak
Menggemakan pesan Allah pemulihan kasih sayang sejati


Gema takbiran gema kemenangan
Siapakah yang bisa menahan diri untuk tidak memuliakan Allah?
Sang Pencipta menunggu manusia
Menyapa memuliakan napas hidup anugerahNya
Kemanakah saya melarikan diri
Kesanalah naluri mengikuti
Saya menulis mengukir kesedihan anak-anak negeri
Salam sarani menobatkan diri


Cukupkan kekerasan hati menggerogoti keangguhan diri
Sebelum tiba hari kesengsaraan maha dasyat
Semua mengumandangkan pertobatan
Mau apa bertarung atas nama Allah
Kecuali bersujud merendah ke hadiratNya


“Bersabar taat pada Allah
Menjaga keiklasanNya
Semoga dirimu, semoga langkahmu
Diiringi oleh rahmatNya
Setiap napasmu seluruh hidupmu
Semoga diberkati Allah”
Suara malaikat kecil saya, suara anak-anak saya
Menggema sekuat gema adzan memanggil bersujud
Muka-muka iklas sedang berdoa kusut kepada Allah
Bawalah pulang fitrah Allah hidup dengan sesama


Gema takbiran memanggil semua umat
Mengagungkan karya ciptaanNya
Kelangkaan ini
Makan dan tidur bersama dengan saudara-saudara muslim
Di kota yang pernah hancur karena alasan agama
Sekarang di kota ini saya menulis
Mengukirkan hati fitrah
Dengan kasih sayang



Saudara-saudara saya
Muslim dan kristen hidup bersama
Untuk memuliakan Allah
Sebelum tiba  kesusahan  menghayutkan
Keindahan yang sudah diberikan saat ini


Gema takbiran
Gema pertobatan
Gema kemenangan
Yang memerdekaan sejati diri
Membawa fitrah Allah hidup
Bersama dengan adil dan damai
Merahmani seluruh jagad semesta


"Selamat Idul Fitri I Syawal 1433 H
Mohon Maaf lahir dan Bathin”


Ambon, 19 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar