Sebuah Persamaan di Antara Kami dan Kamu (A
Common Word), Islam dan Kristen
Refleksi pribadi dari Konsultasi
Nasional Misi 2012
Oleh Farsijana
Adeney-Risakotta
Seminggu
ini Indonesia digoncangkan oleh Irshad Manji yang kehadirannya disponsorin oleh
kelompok muda Islam Indonesia. Kekerasan
menyebabkan kebosanan dan kejenuhan dalam beragama. Semua lelah! Kemarahan
harus dihadapi dengan cinta kasih. Inilah yang sedang dilakukan oleh Irshad
Manji. Bukunya berjudul God, Liberty and Love menghadirkan wajah lembut dari
Islam tentang Allah. Ajaran Islam tentang cinta kepada Allah (mahabbatullah) terkait
juga dengan sikap penyerahan penuh hanya kepada Allah.
Pada saat
kedatangan Irshad Manji di Jakarta dan di Yogya saya sedang menghadiri
Konsultasi Nasional (Konas) Misi gereja-gereja di Indonesia. Kegiatan ini
diorganisir oleh Persekutuan Gereja-gereja (PGI), Dewan Gereja-gereja di Asia
(CCA), dan Badan Dunia gereja-gereja Injili (WRCR). Konas Misi ini sangat penting karena gereja-gereja
diperkenalkan dengan kode etik bergereja dan bermisi sebagai tanggapan terhadap
naskah dari ajakan tentang Sebuah Persamaan di Antara Kami dan Kamu yang diterjemahkan dari “A
Common Word”.
Sejarah “A
Common Word” dimulai sesudah kuliah umum yang disampaikan Paus Benediktus XVI
di Universitas Regensburg, Jerman pada tanggal 13 September 2006. Penggalan dari
perkuliahannya menyakitkan pemimpin dan intelektual Muslim di seluruh dunia. Dalam perkuliahan itu, Paus mengutip tulisan
dari percakapan Kaisar Manuel II dengan seorang Persia.
Kutipan tsb
apabila diterjemahkan secara bebas berbunyi seperti berikut ini. “Apa kebaikan yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
kecuali cara berperang seperti iblis mensifatkan kebinatangan seperti terlihat
pada perintah-perintahnya dalam penyebaran iman dengan pedang”. Kutipan ini langsung dipenggal oleh media tanpa
menjelaskan konteksnya seolah-olah merupakan pernyataan dari Paus.
Hikmat yang
diperoleh dari perkuliahan tersebut, adalah Paus menyadari sudah menyinggung perasaan
kaum Muslim, yang sebenarnya sangat berlawanan dengan iman Katolik dalam
menghargai Islam sebagai agama yang hanya beribadah kepada Allah. Kemudian Paus
menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh umat Muslim. Peristiwa ini
sebenarnya membuka dialog antara Paus, pusat Katolik dunia di Vatikan dengan
Islam.
Sebaliknya
dari kalangan Muslim, sebulan sesudah perkuliahan Paus Benediktus XVI, pada
tanggal 13 Oktober 2012, satu dokumen yang berjudul “A Common Word” disampaikan
sebagai surat terbuka dari 38 ulama dan intelektual Islam dunia kepadanya. Setahun kemudian, dokumen ini telah
ditandatangani oleh kurang lebih 138 ulama dan intelektual Muslim dari seluruh
dunia.
Diakui
belum pernah dalam sejarah sejak kematian Nabi Muhammad SAW, terjadi pertemuan
yang terbesar dari ulama dan intelektual Muslim untuk membahas tentang sebuah
persamaan di antara Islam dan Kristen. Sebagaimana Surat Terbuka sebelumnya,
penanda-tangan pesan ini berasal dari setiap denominasi dan kelompok pemikiran
dalam Islam.
Bentuk akhir dari surat terbuka ini, Sebuah Persamaan di Antara Kami dan Kamu diperlihatkan pada Konferensi dengan tema "Kasih di dalam Al Quran" yang diorganisir oleh Akademi Kerajaan dari Institut Kerajaan Al-Bayt untuk pemikiran Islam di Yordania. Konferensi ini mendapat dukungan penuh dari Yang Mulia Raja Abdullah II.
Bentuk akhir dari surat terbuka ini, Sebuah Persamaan di Antara Kami dan Kamu diperlihatkan pada Konferensi dengan tema "Kasih di dalam Al Quran" yang diorganisir oleh Akademi Kerajaan dari Institut Kerajaan Al-Bayt untuk pemikiran Islam di Yordania. Konferensi ini mendapat dukungan penuh dari Yang Mulia Raja Abdullah II.
Dikatakan
bahwa setiap negara atau wilayah Islam di dunia terwakili dalam pesan ini.
Surat terbuka ini ditujukan kepada para pemimpin semua gereja di seluruh dunia
dan kepada semua umat Nasrani di mana-mana.
Dokumen tsb
mengakui dua hal mendasar dari persamaan Kristen dan Islam adalah terkait
dengan kesatuan Allah dan kasih. Pertama, baik Al Quran maupun Injil
menjelaskan tentang kesatuan Allah ini. Dalam
Surah Al-Ikhlaas, 112:1-2, dikatakan: “Katakanlah (ya Muhammad): Dialah Allah
yang Mahaesa. Allah yang dituju untuk meminta hajat. Sementara dalam Perjanjian
Baru, dokumen “A Common Word” mengutip Injil Markus 12:29: “Yesus Kristus
berkata: “Hukum yang terutama ialah: “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah
kita, Tuhan itu Esa.
Kedua, Surah
Al-Muzzammil, 73:8 mencatat tentang perkataan Nabi Muhammad SAW: “Tidak seorang
pun dari kamu memiliki iman sampai kamu mengasihi sesamamu sebagaimana kamu
mengasihi dirimu sendiri”. Sementara
dalam Injil Markus, sebagaimana dikutip oleh “A Common word”, sesuai dengan Markus
12: 30-31 tertulis: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum kedua ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini”.
Membaca “A
Common Word” untuk saya seperti sedang melihat
tuturan suci dalam Al Quran dan Alkitab diwahyukan
kembali kepada masing-masing umat. Pertama kali saya membaca dokumen ini ketika memulai menulis bersama kolega saya, Ibu Siti Ruhaini dari UIN Sunan Kalijaga untuk buku seri A Common Word dalam bahasa Indonesia. Tetapi penulisannya yang indah menyebabkan setiap kali pembacaan mengharukan hati. Dokumen ini seperti suara Allah yang sedang menyapa umat manusia.
Diperkatakan dalam “A Common word”, tentang ajak kaum Muslim untuk meminta kaum Nasrani bergabung dalam pengakuan tentang kesamaan kedua ajaran mendasar tsb. Menemukan dasar yang sama antara kaum Muslim dan kaum Nasrani walaupun diakui kedua agama ini berbeda secara teologi maupun dalam ritual keagamaannya.
Diperkatakan dalam “A Common word”, tentang ajak kaum Muslim untuk meminta kaum Nasrani bergabung dalam pengakuan tentang kesamaan kedua ajaran mendasar tsb. Menemukan dasar yang sama antara kaum Muslim dan kaum Nasrani walaupun diakui kedua agama ini berbeda secara teologi maupun dalam ritual keagamaannya.
Dokumen Sebuah
Persamaan di Antara Kami ini setidaknya menyediakan pedoman umum dan dasar
teologi yang solid tentang pengajaran dari Al Quran dan Sang Nabi Muhammad SAW
serta hukum-hukum yang diuraikan oleh Isa Al Mesiah AS (Yesus Kristus) dalam
Injil. Diakui adanya perbedaan tetapi Islam dan Kekristenan tidak saja berbagi asal mula Keilahian yang sama dan warisan Ibrahim (Abraham) yang juga sama,
tetapi mengandung dua hukum utama yang sama seperti sudah dijelaskan di atas.
Kaum Muslim
mengakui Yesus Kristus sebagai Mesiah menurut perkataan Al Quran dalam Surah Al
Nisa 4:171: “Isa anak Maryam, hanya rasul Allah dan kalimatNya, disampaikanNya
kalimat itu kepada Maryam beserta roh daripadaNya". Dari dasar inilah para ulama
dan intelektual Islam yang menandatangani "A Common Word" mengundang kaum Nasrani
untuk bergabung bersama kaum Muslim dalam mengakui persamaan di kedua agama
besar ini. Pengakuan persamaan ini harus dilakukan dengan bebas mengikuti apa
yang diperintahkan Allah yang menjaminkan tidak adanya paksaan dalam agama
sebagaimana tertulis dalam Surah Al Baqarah 2:256.
Persamaan
kedua agama ini bukan sekedar untuk berdialog secara sopan santun, tetapi untuk
memelihara perdamaian di dunia ini.
Dengan persenjataan modern yang mengerikan, di mana kaum Muslim dan kaum
Kristiani bersama-sama berjumlah lebih dari setengah populasi dunia. Mereka hidup
saling bersinggung, maka tidak akan ada pihak yang bisa memenangkan dari
konflik atas nama perbedaan agama, Kristen dan Islam.
Inilah
waktunya untuk hidup saling menerima perbedaan tanpa menyebabkan kebencian dan
perselisihan di antara Islam dan Kristen. Karena semua jiwa yang tulus apabila
gagal melakukan segala upaya damai dan berkumpul dengan harmoni, maka akan
menimbulkan bencana bagi manusia itu sendiri.
Kami berfoto bersama mahasiswa-mahasiswi Universitas Muhammadiah Yogyakarta sesudah belajar bersama Pak Bernard Adeney-Risakotta di Pondok Tali Rasa, Yogyakarta |
Dokumen dari
sebuah persamaaan di antara kami dan
mereka telah mendorong Gereja-gereja sedunia (WCC), Aliansi Injil Sedunia
(WEA), dan Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama (PCID) bertemu selama 5 tahun
dalam berbagai tempat untuk mengakomodasi pandangan dan praktek gereja-gereja dari
berbagai benua dengan tradisi budaya yang berbeda-beda.
Pertemuan
demi pertemuan dimulai Lariano, Italia dimana wakil-wakil gereja yang berbeda
bertemu pada tahun 2006 untuk menjelaskan menilai realitas dunia yang berubah.
Konsultasi diteruskan setahun kemudian pada tahun 2007 di Toulouse, Perancis
untuk khusus membahas dan merefleksi tentang keluarga dan masyarakat,
penghormatan terhadap sesama, pemasaran dan persaingan ekonomi serta kekerasan
dan politik. Kemudian diteruskan dengan konsultasi ketiga antara Kristen di
Bangkon pada tanggal 25-28 Januari 2011 yang dihadiri oleh umat kristiani lebih luas meliputi Katolik, Ortodoks, Protestan, Injili dan Pantekosta.
Berbagai
pertemuan tersebut menghasilkan dokumen “Kesaksian Kristiani dalam Kemajemukan Agama Dunia
Rekomendasi Pelaksanaan”. Dokumen ini dirumuskan oleh tiga lembaga dunia
Kristen, yaitu World Council of Churches (WCC), Pontifical Council for
Interreligious Dialogue (PCIP) dan World Evangelical Alliance (WEA).
Dokumen
kesaksian itulah yang didiskusikan oleh Gereja-Gereja dari PGI sehingga bisa merumuskan
praktek baru tentang misi Gereja seperti
tergambar dari refleksi bersama peserta Konsultasi Nasional Pekabaran Injil
yang dilakukan di Semarang tanggal 11 November 2011.
Secara
singkat bisa disampaikan bahwa dalam dokumen “Kesaksian Kristiani” ini. ada 7 butir terkait dengan
dasar kesaksian Kristiani, ada 13 hal terkait dengan pokok-pokok dan ada 6
rekomendasi. Dokumen ini dilampirkan dengan apendiks tentang sejarah memproses
dokumen termasuk juga rujukan untuk berbagai dokumen lain seperti pernikahan
antaragama sebagai hasil rumusan dari berbagai pertemuan sejak tahun1994-1997
dan Keagamaan Afrika yang dihasilkan di antara tahun 2000-2004.
Saya ingin meringkas 13 hal terkait
dengan pokok-pokok yang diturunkan dari 7 butir dasar kesaksian Kristiani sekaligus menjadi fondasi untuk membangun 6 butir rekomendasi. Adapun ketigabelas hal tersebut meliputi:
- Orang Kristen dipanggil untuk mematuhi pokok-pokok dari dokumen Kesaksian.
- Bertindak dalam kasih Allah.
- Meneladani Yesus Kristus
- Orang Kristen dipanggil untuk hidup dalam kebajikan Kristen (Lihat Galatia 5:22)
- Tindakan melayani dan adil
- Penegasan dalam pelayanan penyembuhan yang tidak mengeksploitasi
- Menolak kekerasan dan perusakan dalam semua cara
- Kebebasan beragama dan berkeyakinan
- Saling menghormati dan solidaritas
- Rasa hormat bagi semua orang
- Melepaskan kesaksian palsu
- Memastikan penegasan dan kebebasan pribadi secara penuh terhadap pengubahan agama seseorang
- Membangun hubungan antaragama.
Indonesia sebagai negara Muslim
terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk beragama Kristen yang sama dengan jumlah
populasi di negara Malaysia, merupakan negara yang sangat menentukan perdamaian
bersama di muka bumi. Kesadaran inilah
yang mendorong saya membagikan tulisan ini. Saya berharap pembaca Kristiani
bisa bertanya dari pemimpin gerejanya tentang hasil Konsultasi Nasional Misi
2012.
Sementara kepada saudara/i Muslim sebangsa, saya berharap bisa mencari tahu dari ulama dan intelektual Islam Indonesia tentang dokumen Sebuah Persamaan di Antara Kami. Dokumen ini merupakan undangan terbuka dari ulama dan intelektual Islam sedunia kepada gereja-gereja dan semua orang Nasrani di muka bumi untuk setia terhadap ajaran dari Nabi Muhammad SAW dan Isa Al Mesiah SW.
Kualitas kesetiaan kepada kepada Allah dalam cara umat
mengasihi Allah adalah sama dengan cara mengasihi sesama manusia. Inilah tantangan beragama yang sedang dihadapi oleh kita semua di Indonesia karena adanya kecenderungan untuk mengklaim kebenaran dari perspektifnya sendiri.
Tetapi Allah tidak bosan untuk menyelamatkan manusia dari kekhilafannya. Suatu pencerahan dari kebijakan Allah melalui dokumen Sebuah Persamaan di Antara Kami sedang menunggu kita semua untuk mengikutinya. Inilah jalan Allah yang benar. Jalan menuju kepada kehidupan. Semoga dari Indonesia, persemaian perdamaian disebarkan ke seantero bumi. Amin.
Tetapi Allah tidak bosan untuk menyelamatkan manusia dari kekhilafannya. Suatu pencerahan dari kebijakan Allah melalui dokumen Sebuah Persamaan di Antara Kami sedang menunggu kita semua untuk mengikutinya. Inilah jalan Allah yang benar. Jalan menuju kepada kehidupan. Semoga dari Indonesia, persemaian perdamaian disebarkan ke seantero bumi. Amin.
Masalahnya ialah ayat2 quran yg mencela keyakinan Kristen dan agama Yahudi itu sangat mempengaruhi hubungan umat islam dgn Kristen dan Yahudi. Sedangkan islam sering menyampaikannya melalui berbagai media yg menghasut umat islam itu. Begitupun umat kristen tdk menanggapinya tetapi umat islam yg terus2an menyerang.
BalasHapus