Translate

Jumat, 25 Mei 2012

Perjalanan Iman Perjalanan Mendunia


Perjalanan Iman Perjalanan Mendunia. Catatan tertinggal dari Seminyak.
Bagian Pertama: Iman peziarah


Oleh Farsijana Adeney-Risakotta


Peziarahan adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan perjalanan suci seseorang untuk bertemu dengan kekudusan.  Setiap orang membuat makna suci untuk dirinya. Peziarahan merupakan bagian dari perjalanan seseorang menjawab pertanyaan eksistensial tentang dari mana manusia datang dan kemana ia pergi. Dalam peziarahan manusia membawa dirinya bertemu dengan kekuatan yang melebihi dirinya sendiri. 

Peziarahan sebagai tindakan berjalan seringkali dilakukan secara sendiri-sendiri tetapi juga terjadi dengan dalam kebersamaan. Manusia berjalan mengunjungi pusat-pusat ziarah untuk menemukan kembali narasi dan pengalaman kudus. Ingatan dengan narasi suci dari masa lalu diperlukan untuk menyucikan dunia yang menghidupkan manusia saat ini. Perziarahan merupakan praktek iman yang sangat tua dalam sejarah peradaban manusia. 


Penetapan tempat ziarah terjadi dalam pengalaman bersama yang langka, yang menggetarkan. Misalkan di daerah yang kering karena sulit ditemukan sumber air, tetapi di antara tempat itu ada mata air, maka tempat yang langka ini dianggap mempunyai kekuatan. Sungai, gunung, samudera, danau, dan alam di sekitarnya bisa diterima sebagai daerah yang kudus, karena keistimewaan-keistimewaannya.


Sekularisasi yang terjadi di dalam kehidupan manusia, bisa mempengaruhi hilangnya kesucian dari suatu tempat. Kekuatan yang dianggap sebagai bagian dari dunia roh mengandung gaib, keajaiban, bisa dirasakan sebagai fenomena alam yang biasa. 


Dunia yang dulu ditempuh dalam waktu berhari-hari dengan kapal, sekarang adalah alam tanpa jarak. Perjalanan makin mudah dengan pesawat. Bahkan dengan internet, skype, orang bisa terhubungkan. Manusia berjalan tapi mungkin peziarahan tidak terjadi.


Tinggal beberapa hari di Bali sesudah film Eat, Pray, Love yang mulai diputar pada bulan Agustus 2010 di seluruh dunia menghadirkan makna yang berbeda kepada saya. Terutama sesudah saya menonton filmnya kemudian datang lagi berkunjung ke Bali.


Film ini memilih Bali menjadi salah satu tempat sebagai pusat ziarah dunia.  Pulau Dewata, the Island of Goddess menjadi tempat di mana orang-orang dari berbagai dunia berziarah. 


Film Eat, Pray, Love yang disutradarai oleh Ryan Murphy dan dimainkan oleh Julia Roberts menjelaskan kesatuan alam dan manusia yang memberikan inspirasi kepada banyak orang untuk menemukan perjalanan dirinya kepada kesucian.  Film ini diangkat dari novel Eat, Pray, Love yang ditulis sebagai suatu memoir dari Elizabeth Gilbert.  Tulisan Gilbert dimuat secara berkala sampai 187 seri mingguan di  The New York Times. 


Keindahan dalam kata-kata dan pengalaman manusia seperti dijelaskan dalam novel diterjemahkan dalam gambar  dari film oleh  Columbia Pictures. Gambarannya menghidupkan  kehidupan dan romantisme tentang Italia, India dan Indonesia. Roma, New Dehli dan  Bali menghadirkan dirinya sebagai tempat-tempat  peziarah manusia modern.  


Manusia berbeda dari sekedar mesin. Manusia membangun makna hidup. Suatu makna yang menenangkan dirinya sesudah dalam waktu yang panjang terus dijalani sampai penemuan diri tiba. Dengan Sang Pencipta manusia berelasi.  Tetapi relasi manusia dengan Sang Pencipta bisa tampil secara mekanik. Kerutinan tanpa makna hanya sebagai tradisi dapat menghilangkan kedalaman pengertian dan menyebabkan manusia terasing dari Sang Pencipta.  Relasi dengan Sang Pencipta yang memusatkan pada pengalaman kesadaran bisa hadir tanpa makna. 


Pertanyaannya apakah Bali memberikan inspirasi bagaimana manusia memelihara imannya? Keluasan orang-orang Bali dalam mengekspresikan imannya, dalam cara menghadirkan teritori kudus di mana-mana manusia berada sebenarnya menggetarkan bagi para peziarah yang memasuki Bali dengan kehampaan. Dirinya adalah mesin tua yang sedang menghangus. 


Mendaratkan tubuh peziarah berdekatan pada pohon raksasa yang diberikan kain penutup auranya, menindiskan kaki pada pepasiran di sepanjang pantai seakan menggetarkan bagian tubuh yang kaku serupa mesin. Sang peziarah seolah-olah bisa kembali menemukan dirinya yang sudah hilang.


Mensejajarkan Bali dengan Roma seolah-olah menghadirkan tentang masa lalu peziarah. Kekuasaan Roma, dalam kekudusannya dengan tampilan akar peradaban yang menyebarkan spiritualitas dan pengalaman keseluruh dunia telah membawa peziarah kembali untuk mengerti tentang dirinya. 


Pijakannya sekarang adalah produk dari masa lalu tetapi juga masa kini yang telah membebaskannya. Pernah berada di Roma, saya bisa membayangkan getaran yang muncul dari peziarah yang terkagum-kagum kepada kekayaan gereja di Vatikan. Penggambaran tentang Allah yang terpancar dalam kemaharajaan dari urapan ukiran emas bertahta. Iman yang mengunci pada ruang dengan tatanan kekuasaan terstruktur dalam bangunan ibadah. Ingatan bersama tentang dirinya, dari sejarah masa lalu, sejarah bersama sebagai seorang kristiani terpaku di sana. Peziarah mengunjungi dirinya dalam teritori suci, yang menyimpan semua kegelisahan. 


Pengalaman ini sangat berbeda dengan peziarahan yang memusatkan pada alam semesta. India, New Delhi yang mengalirkan sungai Gangga. Wajah kemiskinan dan kerumitan penduduk India seolah-olah menghadirkan getaran permenungan diri. Meditasi ada dalam cara untuk melihat pusat dunia dipindahkan dari bangunan kepada tubuh.


Di Bali, pusat dunia ada pada alam semesta yang menyentuh diri peziarah dengan sesamanya yang dewasa dari penderitaan. Setiap kata-kata bijak mendorong pemenungan yang menggetarkan. Manusia yang saling membutuhkan menyatakan cinta kasih. Spiritualitas bukan hanya kekaguman semesta tetapi kebaikan diri dalam berbagi dengan sesama. Sentuhan-sentuhan persahabatan dari masyarakat lokal yang memberikan penjelasan tentang ritual agama mereka mengkayakan perjalanan iman peziarah.


Ketika duduk memandang senja sore, menikmati alunan musik, bukan saja lidah mengunyah La Plancha (barbeque) seafood tetapi jiwa dikenyangkan karena pengertian yang semakin jelas dalam benak sendiri.   


 
La Plancha, salah satu aroma Spanyol seolah mengubah Bali menjadi dirinya yang lain. Di Bali ternyata peziarah bisa menemukan akar dirinya. Penggabungannya bisa terjadi secara alamiah. La Plancha, restoran Spanyol di sepanjang Seminyak seolah-olah menghadirkan lagi perjalanan saya keliling Spanyol belajar bersama suami tentang Alhamra, Cordoba, Granada, Seville di Andalusia, Madrid dengan kekuasaannya yang menyebar sampai ke benua Amerika dan Asia.  


Suatu perjalanan yang dilakukan sebagai tanda munculnya kekuasaan baru selain Vatikan, negara di dalam Roma.  Kekuasaan ini tampil mendorong munculnya pertanyaan individu yang ingin melonggarkan pengaruh kuat dari institusi iman demi keotentikan imannya sendiri di hadapan Sang Pencipta. Mungkin karena itu, Julia Roberts sesudah memainkan film Eat Pray Love kemudian mengumumkan dirinya menjadi seorang penganut agama Hindu.

Suara lepasan ombak dan gambaran memutih memecah di tepian pantai. Saya membiarkan diri berziarah dalam hati, mengangkat pengalaman hati sejajar dengan kesadaran ingatan supaya lebih peka tentang perjalanan iman sesama manusia.  Apakah ini cara menghormati mereka dengan membuka ruang diri saya melintasi kesadaran yang ada dalam hati dan penalarannya tentang apa yang disebut sebagai iman? Saya bertanya sehingga jawabannya masih harus diteruskan!



2 komentar:

  1. Bu Farsi, sy daftar sbg pengikut di Blog ibu Farsi. dan sy sudah baca tulisan di atas ini. Menarik sekali...kebetulan sy juga punya catatan khusus mengenai FILM EAT PRAY LOVE itu... hanya sy blm publish di blog pribadi saya... oh iya: saya FRANSISKUS BORGIAS M. (Peserta kuliah ibu bersama prof.Heidi di ICRS thn 2010 silam). Frans BM.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Frans tentu saja saya ingat bapak. Semakin banyak refleksi tentang film East Pray Love semakin menarik pak. Tulisannya belum selesai. Ini baru suatu permulaan. Sebagai suatu perjalanan, penceritaan tentang iman perlu waktu dalam kematangan menjelaskan. Demi penghargaan kepada pengalaman hati dan kehidupan manusia. Harap semakin banyak orang yang bersedia berbagi dan terhubung dengan tulisan dalam tema ini. Salam. f

      Hapus