Saya menonton John sedang menari dengan keponakannya |
Seminyak Samudera Semesta
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Tak pernah saya bayangkan tempat ini bernama Seminyak
Berkali-kali saya kembali ke sini
Tiada yang tahu artinya
Juga mereka yang asli dari sini
Di hari keseratus sesudah adik saya berpulang
Dari tempat berbeda ia dibaringkan di pekuburan Karanggayam Yogya
Sekarang saya bertemu dengannya di Seminyak Bali
Seminyak nama yang menyimpan makna dari pengalaman mendalam
Di ufuk barat sebelah Seminyak
Terpantul mentari timur menebarkan warna jejingga di langit
Bukan cahaya mengkilau
Melainkan keredupan bentangkan sinar lembut mentari pagi
Lawatan saya dimulai dari sini
Pepasiran Seminyak
Tampil kuat serupa cermin jingga
Menembusi butiran pasir
Bisa saya lihat
Adinda berbaring di kedalaman tanah
Wajah senyum memantul keluar dari pecahan ombak
Pelan-pelan mengering meninggalkan ruang bercermin di permukaan pepasiran
Seminyak menjadi sangat jelas dalam diri
Seminyak menderetkan garis-garis sinar
Seperti tangan-tangan yang bercanda menarik
Kaki-kaki pejalan bersatu dengan buih memutih pecahan ombak
Seminyak pepasiran mengundang saya mendekat
Pada pepasiran cermin
Saya melihat pendoa meneteskan minyak suci ke dalam air meninggalkan kebeningan semesta
Sehingga orang-orang menyebutnya Seminyak
John Franklin Christian Risakotta
Di Seminyak saya ingat tiga tahun berlalu
Ketika Gaby, Tirza dan Hanna bermain pasir-pasiran denganmu
Engkau tanpa takut menguburkan dirimu dalam lembaran pepasiran dari lemparan tangan mereka
Seratus harimu sekarang saya rayakan di Seminyak
Sepanjang cerita dirimu yang mengalir berlayar keluar lautan selatan dari Parangtritis di Yogya
Lelautan yang engkau selalu kembali ke sana
Menontonnya dari tebing di Pondok Jati Rasa, rumah pusaka yang engkau pindahkan ke sana
Seminyak bermakna sekarang
Saya mengerti artinya sesudah engkau adinda berbaring damai dalam pelukan bumi
Seminyak menyambut perjalanan ziarahmu dalam gemuruh gelombang, gemuruh hatimu
Debarannya yang saya rasakan seperti bau napas rokokmu adinda
Seminyak menyapa saya
Pepantaian kala mentari pagi
Pepantaian kala senja sore
Meneteskan cahaya mentari menguduskan seantero semesta dengan minyak sang surya
Kupandangi lagi adinda
Masih tertidur damai
Dari tubuhnya mengalir keluar minyak
Mengalir sejauh Karanggayam ke Parangtritis ke Seminyak
Saya menyentuhmu Seminyak
Saya merasakan kelicinannya lembut
Saya berlari terus berlari seperti adinda berlari riang pulang ke rumah Allah
Mengiramakan derapmu menyatu dengan tarian semesta raya
Seminyak Samudera Indonesia
Sebanyak minyak kehidupan mengalir keluar dari tubuhmu adinda
Seratus hari dirimu berbaring
Sudah saya rasakan kekekalan hidupmu dalam Kristus, Messiah, Yang terminyaki
Sepulang dari Seminyak
Akan saya meminyaki rumahmu dengan pepasiran Seminyak
Sesudah seratus hari yang disyukuri
Mengalirkan doa dan berbagi makanan ke tetangga dan sanak saudara
Menyatukan ritual kehidupan dari keabadian semesta.
John sedang menyelesaikan pemindahan rumah pusaka dari Taji, Prambanan ke Parangtritis |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar