Translate

Selasa, 16 Agustus 2011

Merenungkan Kemerdekaan Indonesia ke 66 di bulan Ramadhan 2011

Merenungkan Kemerdekaan Indonesia ke 66 di bulan Ramadhan 2011
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta*)

Setiap merayakan hari kemerdekaan RI, saya ingat seorang perempuan yang menjahit bendera merah putih. Ibu Fatmawati Soekarno, perempuan muslim yang taat adalah penjahit bendera pusaka Merah Putih yang dikibarkan pertama kali pada saat proklamasi Republik Indonesia diumumkan ke dunia. Sejak awal kemerdekaan keterlibatan perempuan telah terlihat. Pemimpin bangsa, kaum lelaki memikirkan secara konten dari isi kenegaraan Indonesia baru. Pancasila dirumuskan sebagai hasil pemikiran bersama. Soekarno, Muhammad Yamin, dua tokoh yang dikenang memberikan kontribusi terbesar bagi pemikiran ideologi negara. Bersama, Muhammad Hatta, Ahmad Soebarjo, Soekarno, menyempurnakan teks proklamasi.

Bersama pemuda-pemuda yang dipimpin oleh Sukarni, pengawalan rencana proklamasi dilakukan dengan matang termasuk menculik Soekarno kemudian dibawa ke Rengasdengklok untuk memastikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Peristiwa kemerdekaan bergulir cepat terutama sesudah pemerintahan Jepang di Indonesia berantakan karena kekalahannya dalam Perang Dunia ke-2. Jadi tanggal 17 Agustus 1945, pada hari Jumat Legi di bulan Ramadhan proklamasi Kemerdekaan bangsa dilaksanakan.

Sejarah mencatat bahwa diperlukan sekitar 37 tahun sejak deklarasi Budi Utomo sebelum kemerdekaan Indonesia tercapai. Dari gerakan Budi Utomo ke Kemerdekaan Indonesia ada banyak perkembangan ideologi yang terjadi. Pada era ini , masa Budi Utomo sampai dengan Sumpah Pemuda pendasaran pergerakan kemerdekaan bersifat agamis dan kesukuan. Gerakan ini terlihat dari berbagai organisasi masyarakat yang dibentuk dengan mengikatkan diri pada sejarah kesukuan dan agama.

Soekarno muda yang terlahir dalam masa pergolakan dari tarikan ideologi kesukuan, keagamaan dan humanism sekular mampu memadukan dengan cerdas nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi penyatuan Indonesia yang bersifat lokal sekaligus global. Minatnya kepada sejarah pemikiran bangsa-bangsa, Soekarno memfasilitasi penggalian ide-ide yang telah berada dalam praktek kehidupan bersama di negara jajahan Belanda. Soekarnopun sadar bahwa Belanda dan kemudian Jepanglah yang turut mempersatukan keIndonesiaan.

Peranan Belanda penting dalam menyatukan teritori kedirgantaraan di atas payung kepentingan ekonomi dari the United Dutch East India Company. Sesudah kebangkrutan VOC, pemerintah Belanda mengambil alih penguasaan daerah kepulauan nusantara ini, yang kemudian di tahun 1942 kepemilikannya diambil paksa oleh pendudukan Jepang. Belanda di depak seperti anjing-anjing liar oleh Jepang yang menganggap dirinya sebagai matahari dari timur, sang pembebas semua penjajahan barat di Asia.

Ide-ide besar sebagai representasi dari praktek kehidupan sehari-hari perlu dikenal dalam tradisi, agama dan kemoderan manusia di Indonesia sebelum kemudian diterima sebagai ideologi yang mengikat semua. Pengakuan tentang kemuliaan yang akan dicapai dari Indonesia merupakan bagian dari nilai-nilai yang ada dalam tradisi dan agama-agama besar yang telah menjadi jati diri orang-orang di nusantara. Indonesia adalah nama diri yang dipilih, suatu nama yang sudah diterima dalam perdagangan para saudagar untuk menyebut daerah kepulauan kaya dengan rempah-rempah di sebelah selatan India.

Nama ini berakar dalam sejarah daerah-daerah, sejarah pergerakan keagamaan yang sangat menginspirasikan pemikiran baru dari eksistensi dan identitas yang diterima sebagai bangsa yang bebas dan merdeka. Inspirasinya mengalir dari semangat hak-hak dasar kehidupan yang dijaminkan negara kepada semua warganegaranya. Hak-hak ini meliputi hak untuk hidup dengan kepercayaannya, agama yang diyakininya. Hak-hak untuk diperlakukan sebagai manusia. Hak-haku untuk bersatu sebagai warganegara Indonesia, dan hak-hak bermusyawarah bermufakat dan untuk mencapai keadilan sosial.

Sekarang Indonesia sudah 66 tahun. Ide-ide kenegaraan dan ideologi negara sudah teruji berkali-kali. Pemikir dan bapak bangsa seperti Soekarno pernah gagal karena kesetiaannya pada ideologi yang dipercayainya. Pilihan terhadap sosialisme dalam bentukan ekstrim komunis merupakan reaksi terhadap dominasi dan penjajahan barat. Soekarno melakukannya dengan konsekuensi mendapat tekanan dari negara-negara sekutu yang berjuang untuk menghancurkan komunisme karena ajarannya menolak eksistensi agama. Ujian Pancasila terjadi dengan peristiwa tahun 1965. Dampak dari gerakan anti 30 September PKI mengantar pada penguatan legitimasi kepemimpinan militer di bawah pemerintah Soeharto selama 32 tahun.

Reformasi adalah masa kita saat ini. Merayakan kemerdekaan Indonesia pada masa reformasi adalah berarti mengembalikan Indonesia pada cita-cita awal kemerdekaan. Itu juga berarti upaya untuk belajar dari masa lalu, pemerintahan otoritas yang melemahkan partisipasi masyarakat untuk membangun sistem demokrasi negara yang kuat. Tiga belas tahun masa reformasi berlangsung, Indonesia sudah menemukan bentuk demokrasi, tetapi proses ini masih meninggalkan pertanyaan besar kepada kita semua.

Bukti demokrasi dalam politik negara adalah pemilihan dan pembatasan jabatan kepala negara dan wakil rakyat. Amandemen UUD 1945 dilakukan untuk menampung aspirasi dari ide-ide terhadap suatu praktek yang dibayangkan mengandung pengertian demokrasi. Selain itu, pemilu dan pemiluka yang adalah produk dari demokrasi ternyata menghasilkan harga yang mahal dalam politik negara. Termasuk adanya dugaan maraknya korupsi karena tekanan pemenangan dari kompetisi tajam selama pemilu/pemilukada.

Di bulan Ramadhan 2011, yang seluruhnya terjadi pada bulan Agustus, bisakah kita bertanya apa yang diridhoi Allah untuk umat Muslim dan umat beragama lain merefleksi dirinya terkait dengan persoalan bersama bangsa. Sejak digulirkan oleh Marzuki Ali untuk permohonan maaf kepada koruptor sampai dengan penemuan Nazaruddin, pelarian koruptor kasus gedung atletik Sea Games, anggota wakil rakyat dari partai Demokrat, kita semua bertanya apa ada tanda untuk pembaharuan Indonesia di bulan Ramadhan 2011?

Reformasi yang menyebabkan transparansi dan keterbukaan dalam membangun ketata negaraan bangsa perlu terus dikawal sehingga menjadi komitmen setiap anak bangsa. Di berbagai artikel saya yang di tulis untuk blog “Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua”, saya sudah menjelaskan tentang pentingnya kewaspadaan terhadap politik korupsi. Penampakan dari politik korupsi terlihat pada istilah
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Kedua, membangun sikap yang sehat dalam berelasi dengan uang. Kita semua perlu uang, tetapi uang adalah mammon karena ia bisa mengubah sikap hati manusia dengan sangat gampang. Alasan-alasan yang terkait dengan penderitaan, kesakitan, membantu biaya sekolah anak bisa menjadi bumerang untuk mengubah seorang yang berhati suci menjadi seorang koruptor. Godaan di lingkaran kekuasaan sangat besar terutama untuk menyogok pengetokan anggaran yang ternyata dari ketokan itu harus diberikan biaya administrasi,biasa sosialisasi yang semuanya sebenarnya representasi dari korupsi.

Ketiga, sistem sudah dibuat tetapi manusia Indonesia tahu mengakalinya. Misalkan fungsi anggota dewan ada tiga yaitu fungsi legilasi, penganggaran dan kontrol. Tetapi dengan banyaknya koruptor yang tertangkap ketika menjabat sebagai wakil rakyat di DPR dan DPRD, maka kita bertanya bagaimana dengan sistemnya? Apakah sistem harus diperketat? Jelas sekali diperlukan konsistensi untuk memastikan tidak ada uang yang digelembungkan. Karena itu, sistem evaluasi dan monitoring dengan melibatkan warga masyarakat dan instansi yang berwenang sangat diperlukan dalam membantu menegakkan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Keempat, kefitraan manusia. Kefitraan manusia ada ketika manusia menjalani kehidupannya dalam terang Ilahi. Ketika manusia berdiri di hadapan Allah sekaligus ingin mengambil hak dari sesamanya, maka saat itu manusia ini sedang kehilangan kefitraannya. Kefitraan itu muncul karena manusia bisa melihat ada jalan yang menuju terang atau sebaliknya.

Kesetiaan pada nilai kehidupan merupakan pegangan yang diperlukan oleh kita semua. Tidak salah apabila refleksi ini dibangun dengan mengambil contoh ketegasan prinsip dari Fatmawati. Sebagai seorang muslim yang taat, Fatmawati mengerti bahwa keadilan yang diperjuangkan Soekarno kepada Indonesia harus dimulai dari rumah tangganya sendiri. Pada saat prinsip ini tidak terlihat, Fatmawati memilih untuk berpisah ketika Soekarno berkeinginan melakukan poligami. Cintanya kepada Soekarno utuh tetapi ia tidak tunduk kepada praktek keadilan dari interpretasi sepihak yang sebenarnya tidak adil. Ketika Soekarno meninggal ia mengirimkan karangan bunga dengan tulisan “Tjindamu yang selalu mendjiwai rakyat. Tjinta Fat”.

Indonesia perlu pemimpin yang memberikan inspirasi karena mengerti nilai-nilai untuk tidak saling mempertentangkan. Mendorong orang lain untuk melakukan kebaikan merupakan suatu rahmat yang penting untuk fondasi membangun bersama untuk saling mengingatkan dan tidak saling menjebak. Seorang pemimpin yang tegas menegakan keadilan kepada dan demokrasi berasas partisiptasi masyarakat yang sesuai dengan konstitusi negara.

Indonesia perlu warganya yang setia pada pemahaman nilai tradisi, agama dan ideologi apapun sehingga masing-masing membangun tujuan mendorong orang lain untuk melakukan kebaikan yang sama untuk semua. Laki-laki dan perempuan terpanggil meneruskan perjalan bangsa negara Indonesia. Tua, pemuda dan anak-anak tanpa pandang bulu berpacu berulang kali menyempurnakan cita-cita kemerdekaan bangsa.

Kefitraan inilah yang sangat mendekatkan orang dari berbagai agama untuk bisa bekerja sama mengatasi persoalan bangsa. Sebagai seorang Kristiani, gerakan anti korupsi merupakan tugas yang perlu saya renungkan dan siasati dalam kehidupan pergerakan saya sehari-hari.

Menulis sejak hari pertama untuk menghormati bulan suci Ramadhan 2011 dengan tema Korupsi merupakan suatu berkat yang saya bisa lihat sebagai bagian dari tanggungjawab saya bersama dengan yang lain untuk berhati-hati dan berusaha mencari jalan membangun Indonesia yang sesuai dengan perintah Allah kepada semua umat untuk melakukannya. Kepada Indonesia inilah, saya ingin memberikan bunga cinta seperti bu Fatmawati memberikan kepada Soekarno. Cuma bunga saya adalah bunga kelahiran semangat baru untuk Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua. Selamat HUT Indonesia untuk semua.

*) Penulis adalah blogger tiga blog Farsidarasjana, a cliff house in java, empowering women transforming myself

Tidak ada komentar:

Posting Komentar