Translate

Senin, 03 September 2012

Menggambarkan lorong hati manusia


Menggambarkan lorong hati manusia
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta 

Saya bukan Tuhan. Saya juga bukan seorang hakim. Saya memberikan judul tulisan ini untuk mengerti diri sendiri sebagai manusia. Tulisan bukan untuk menghukum. Walaupun saya tahu ada banyak kemajuan dicapai manusia karena berinteraksi dengan tulisan-tulisan yang mendalam. Ketika saya menulis, saya sedang memasuki lorong misteri dalam diri sendiri. Mungkin judul tulisan ini sangat luas sekali. Saya biarkan saja judul ini seluas lautan selatan. Kadang-kadang saya sendiri tenggelam dalam hati. Saya bisa sangat sedih. Tetapi seringkali saya juga bisa tenggelam dalam imajinasi berpikir yang mendalam. Saya tersesat dengan prasangka yang saya bangun dari pemikiran sendiri. Jadi saya tegaskan, saya menulis untuk memeriksa bagian hati manusia.

Hati adalah istilah yang penting dalam bahasa Indonesia. Hati dipilih sebagai kata untuk menjelaskan perasaan manusia. Kita menyebut hati untuk menunjukkan titik pusat dari garis sejajar menurun sesudah mulut. Hati sebagai pusat menghubungkan antara otak-mulut-dan kemaluan manusia.  Hati bukan lever sebagai istilah kedokteran untuk menyebut “hati” yang berhubungan dengan penyakit hepatitis. Ketika saya sadar tentang penyebutan hati untuk menjelaskan heart, maka dalam bahasa Indonesia, hati dimaksudkan untuk menjelaskan jantung.  Bahasa Indonesia yang dipilih untuk menjelaskan jantung, sebenarnya menurut saya berhubungan dengan pengertian yang muncul dari pengalaman manusia mengungkapkan “perasaannya”.  Mungkin orang Indonesia menyebut hati untuk menjelaskan apa yang dirasakan atau perasaan hatinya. Getaran penuh ketika gembira, sedih dan tenang sangat terasa di bagian tengah, di belahan antara penampang dada manusia. Di sinilah penggambaran tentang hati dimaksudkan.

Sekalipun kemudian benar yang dimaksudkan dalam bahasa adalah menjelaskan perasaan hati, tetapi menurut saya, ungkapan tersebut lebih menunjukkan penjelasan yang menunjukkan keterlibatan secara komprehensif dari fungsi otak, perasaan (emosi), pemikiran yang mengandung fungsi kritis dan gerakan sebagai ekspresi kesatuan otot ketubuhan manusia.  Inilah yang saya maksudkan dengan “lorong hati”. Menjelaskannya, saya perlu mengerti proses otak merumuskan perintah yang membangun pengertian sehingga seseorang bisa merespon dengan tenang, gugup, marah atau tampil secara kritis memposisikan dirinya memberikan reaksi terhadap sesuatu yang dihadapinya. Menjelaskan lorong hati adalah suatu pertanggungjawaban intelektual yang mengandung penjelasan logis, gambaran yang jelas, runtun dan sistematis.

Manusialah adalah ciptaan Sang Pencipta yang sangat unik. Teori evolusi menjelaskan tentang proses alamiah yang terjadi beratus ribu tahun lalu sampai terbentuk manusia yang hidup abad milinium ini.  Menurut Richard Dawkins, penulis terkenal The Selfish Gene, tubuh, jiwa, roh manusia bisa habis, yang tertinggal hanya gen, akan hidup selamanya. Dawkins menghadirkan pengalaman lorong hati yang menakutkan bagi agama-agama karena menghilangkan asumsi tentang Sang Pencipta yang membentuk manusia menyerupai rupaNya sendiri.

Agama-agama mempercayai tentang Sang Pencipta yang berperan dalam membentuk manusia sebagai ciptaanNya. Penjelasan agama-agama juga bisa  tampil sangat kuno terutama apabila klaim dari ajarannya ditarik untuk menjelaskan penciptaan semesta dan dunia manusia. Usia agama bisa muda tetapi klaim ajaran diikat dengan proses awal penciptaan sebagai cara menghadirkan keterhubungan masa sekarang dengan masa lalu.

Pertanyaan tentang asal usul manusia secara filosofis, setidaknya yang bisa didokumentasikan sehingga dapat dipelajari sampai sekarang,  dibahas sejak periode filsuf klasik Yunani. Manusia yang bertanya tentang asal usul dirinya dan bagaimana ia berinteraksi dengan alam semesta. Ketika penjelasannya mulai menyentuh manusia dengan sesamanya, studi-studi antropologi dan sosiologi lingkungan tampil menjawab pertanyaan tentang fungsi sosial manusia dan ketergantungannya satu dengan lainnya.  Untuk maksud itu, suatu perpustakaan, dengan ribuan buku telah  berusaha menjelaskan secara tuntas pertanyaan asal usul manusia dan institusi yang dibangunnya.

Saya ingin meninggalkan diskusi tsb. Sekarang yang ingin saya teliti adalah manusia hidup pada jaman modern ini. Saya bisa bayangkan manusia sesudah abad komputer berkembang lebih pesat dari sebelumnya. Orang tua yang membesarkan anaknya pada jaman ini mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi kesanggupan anak untuk melakukan lompatan-lompatan yang sangat dasyat dalam hidupnya. Orang tua dan anak, keduanya perlu belajar bersama untuk memasuki masa pembebasan informasi yang sangat mendalam hanya terjadi saat ini. Pada masa inilah juga seseorang dengan sangat mudah bisa berhubungan dengan orang lain yang sealiran pemikiran untuk menguatkan pemahaman bahkan meneguhkan arah perjuangannya. Ide-ide tersedia dengan bebas untuk mempengaruhi manusia. Perolehannya bukan hanya melalui komunikasi lisan, tetapi dalam bacaan-bacaan bersifat elektronik maupun tampil dalam bentuk cetakan buku.

Lalu bagaimana penggambaran lorong hati manusia bisa dijelaskan di dunia modern? Apakah lorong hati bisa setua dunia ini?  Kematangan seseorang dalam mengolah informasi menjadi suatu pengetahuan sangat beragam.  Lorong hati seseorang bisa dikemas dengan suasana yang gembira, sedih, melankolis, tenang,  semangat, agresif sampai pada terburu-buru. Penelitian psikologis menjawab perbedaan tipe perilaku seseorang yang sangat berhubungan dengan sejarah diri dalam interaksi dengan sejarah lain yang membesarkannya. Manusia bisa menjelaskan tentang siapa dirinya dan bagaimana ia dibentuk.

Akumulasi penjelasan tentang manusia, yang diturunkan dari abad ke abad seolah-olah mengupdate posisi manusia, juga lorong hatinya. Sehingga mungkin ada penjelasan yang belum pernah bisa dirumuskan dalam bahasa, karena belum terlihat dan dimengerti, kemudian akan tiba seseorang bisa menguraikannya. Lorong hati manusia sebuah misteri yang terus diuraikan ke dalam pengalaman bahasa manusia sehingga bisa diterima sebagai suatu fakta yang pernah hidup.

Tetapi saya ingin memulai bercerita tentang anjing saya. Ia dipanggil  Ronde. Tapi nama sebenarnyanya adalah La Ronde. Ketika ia tiba di rumah kami kira-kira lima tahun lalu, ia dipanggil Bunder karena diambil dari daerah di sekitar Bunder, hutan UGM di Gunung Kidul. Bunder dulu tinggal dengan seorang pemilik, seorang mahasiswa yang sangat menyayanginya. Rumah kostnya sempit jadi Bunder selalu diikat. Ketika Bunder di bawa ke rumah kami, bulu-bulu di bagian sekitar pantatnya gundul.

Pemiliknya akan pindah ke tempat kost baru yang lebih dekat dengan kampus tetapi makin terbatas untuk memelihara anjing. Ada larangan penghuni kost membawa piaraan. Jadi kemudian melalui tetangga kami, pemilik ini datang dengan Bunder untuk meminta kami membelinya. Ketika tiba di rumah kami, Bunder langsung lari mengelilingi halaman rumah kami. Perilakunya menunjukkan namanya sendiri, Bunder, ia lari mengelilingi rumah kami. Terbesit dalam diri saya, sebaiknya ia diberikan nama yang cocok dengan karakternya seperti nama baptisan. Saya kemudian memberikan namanya La Ronde untuk menunjukan dua maksud sekaligus, karaktek dan nama baptisnya. La Ronde adakah kata dari bahasa Perancis yang berarti bulat, mengelilingi. Ronde dipakai di Jawa untuk menamakan sejenis minuman seperti sekoteng cuma kue berisi selei kacang berwarna putih dibuat bulat-bulat kecil. Di Maluku, untuk menyebut maksud "jalan-jalan" dipakai istilah ronda-ronda, dari kata round, mengelilingi.

Ronde seperti seorang bayi. Ia bertumbuh besar dan gendut. Ia selalu jogging dengan suami saya. Tetapi hanya setiap saya kembali ke rumah, Ronde seperti seorang bayi. Ia akan bertarung dengan PRT saya untuk membuka pintu. Ia penjaga kami. Ia bisa mencium jauh sebelum saya tiba di rumah dan sudah mencakar melompat memberitahu bahwa saya akan tiba. Kalau saya sudah memarkir kendaraan, saya harus datang kepadanya membelai. Saya bisa merasakan “lorong hati”nya. Kecuali Ronde tidak bisa berkata-kata tetapi saya tahu ia membutuhkan kasih sayang dari saya. Saya membelai dan memberikan tangan untuk menyalaminya. Kemudian ia akan mengisinkan saya masuk ke dalam rumah. Ronde mengerti ketika saya berbahasa Indonesia dan Inggeris kepadanya.

Ronde mengajarkan kepada anak-anak saya, mereka yang datang menari, anak-anak kemenakan saya, tentang cinta kasih, kejujuran, kepolosan hati, dan peneguhan diri. Ronde sangat senang kalau saya memberikannya semangat dan berkata jujur bahwa saya capek hari ini sehingga tidak bisa membelainya lama.  Hati Ronde polos. Anak-anak belajar berkomunikasi dengan tenang dan ramah satu sama lain karena mereka melihat bahwa hanya dengan cara ini mereka bisa mengelus, membelai Ronde. Apabila mereka takut, Ronde bisa gelisah bahkan marah kepada mereka. Jadi mereka belajar tenang supaya bisa bermain dengan Ronde.

Mengerti “lorong hati” manusia bisa dilakukan dengan kejujuran dan kebersahajaan. Penderitaan dan kegembiraan dalam hidup manusia adalah cerminan dari duka dan suka kita sendiri. Mendekati manusia untuk mengenal “lorong hati” adalah mendekati diri sendiri untuk menemukan diri kita sendiri. Kadang kala seseorang sangat takut untuk berhadapan dengan dirinya sendiri. Kalau bisa berlari, maunya segera pergi sehingga tidak berjumpa dengan dirinya sendiri.  Hanya mereka yang berani melihat dirinya sendiri yang bisa menjawab pertanyaan tentang apa itu “lorong hati”.

Abraham Maslow, seorang psikolog yang lahir di awal abad ke-20 berhasil memasuki “lorong hati” manusia untuk memotret manusia dari segi kebutuhan yang harus dipenuhi supaya dirinya merasa tenang. Ketika pembidangan dari kepribadian manusia masih dikacau dengan pertanyaan yang terlalu utuh, siapakah saya, Maslow sudah memikirkan tentang berbagai tahapan dari kebutuhan manusia yang sangat berpengaruh membentuk seseorang menjadi dirinya. Gambaran kebutuhan manusia bisa mendekati apa yang saya maksudkan dengan lorong hati manusia.

Lorong hati manusia ditentukan pertama-tama dari apa yang manusia terima untuk mencukupi fungsi fisiologinya seperti makanan, minuman, perumahan termasuk kebutuhan seks. Kebutuhan ini ternyata belum cukup menjaminkan ketenangan kepadanya. Pada tahap kedua, manusia perlu berbagi dalam jejaring sosial sehingga ada rasa keamanan secara finansial. Apabila seseorang tidak berkontribusi dalam tanggungjawab sosial untuk mendukung seseorang lain, namanya tidak dicatat dan kesempatan untuk ditolong sudah tertutup. Tahap ketiga berkaitan dengan kebutuhan untuk dikasihi dan merasa memiliki mereka yang disayanginya.  Tahap keempat berkaitan dengan pemenuhan harga diri seseorang. Setiap orang terdorong untuk diakui sebagai yang paling terbaik. Kebutuhan pengakuan ini mendorong seseorang mencapai prestasi yang paling tinggi. Tahap terakhir ada kemampuan untuk mengaktualisasikan diri seutuhnya dengan cara memberikan makna mendalam untuk setiap upaya yang dilakukannya.

Berhadapan dengan lorong hati sendiri, sikap kejujuran dan kebersahajaan sangat penting sehingga upaya untuk memenuhi kebutuhan bisa dilakukan dari apa yang ada pada diri sendiri. Kejujuran erat hubungan dengan integritas yang menguatkan seseorang berdiri teguh tak dipengaruhi oleh lingkungan yang menggodanya. Ketika diperhadapkan pada situasi yang sulit, dengan kejujuran dan integritas seseorang kuat tak tergoyahkan. Kebutuhan manusia bisa membentang seperti lautan yang luas tak terjangkau. Kehadiran iklan-iklan dan berbagai kemudahan pembelanjaan dapat membesarkan kebutuhan manusia. Tetapi dalam kejujuran dan kebersahajaan, manusia bisa menempatkan dirinya mengisi kebutuhan hidupnya.

Penggambaran “lorong hati” ini bisa terjadi karena saya sedang menulis dengan hati.  Saya selalu mendekati kehidupan dengan hati. Penggambaran “lorong hati” yang kompleks ketika dilakukan dengan hati akan lebih kaya. Kerumitan hati seseorang dalam membuat keputusan bisa tergambar secara mendalam. Saya mendapat banyak manfaat dari cara Maslow menggambarkan tentang kebutuhan manusia yang terkait dengan hati. Tetapi penggambaran ini sangat kering terutama ketika saya harus menulis tentang manusia. Piramida kebutuhan harus bisa dijelaskan sehingga menimbulkan getaran yang terlihat langsung dengan hati. Menjelaskan tentang kebutuhan-kebutuhan manusia apabila dilakukan hanya sekedar seperti mengkalkulasi uang, terasa mengeringkan dan mereduksi kedalaman dan kekompleksitas manusia.

Michael Foucault seorang kritikus posmo, warganegara Perancis, melakukan banyak riset terkait untuk menjawab bagaimana motivasi seseorang maupun institusi membentuk kebiasaan dalam masyarakat. Melakukan riset ini, Foucault memilih untuk masuk mendalam dengan mengalami sendiri kejadian-kejadian yang menggetarkan pengalamannya. Suatu pengalaman yang ketika terjadi akan mengubah pandangan terhadap kebenaran yang pernah terjadi bahkan dicatat. Proses permenungan untuk mengerti dengan cara menguraikan pengalaman seperti yang dimaksudkan Foucault bisa dipertanggungjawabkan secara logis. Misalkan, dari pengalamannya sebagai seorang homoseksual, kemudian Foucault bisa membangun argumentasi yang terkait tentang politik identitas. Adanya kekuasaan yang makin besar semakin kuat bisa memaksa pembentukan identitas seseorang. Perlawanan bisa dilakukan ketika pengalaman yang sebelumnya berada terbentuk sebagai suatu “sejarah” akhirnya tampil menggugat kenyataan dari kebenaran yang terbangun dalam relasi kuasa yang sudah terjadi.

Menulis dengan hati, terutama menulis tentang lorong hati merupakan bagian dari perjalanan spiritual saya untuk mengerti kehidupan yang mengerikan dipilih oleh seseorang atau sekelompok orang. Penggambarannya bisa menakutkan kepada mereka yang akan membaca seolah-olah diri mereka sedang ditantang dengan pengungkapan kenyataan yang ditekan ditutupi. Tetapi saya menulis bukan untuk menyenangkan pembaca. Saya menulis untuk mengerti lorong hati manusia, termasuk ketika penelusurannya menemukan bagian yang dianggap “gelap” dalam konstruksi masyarakat. Mereka yang terbiasa mengatakan apa yang normal dan yang tidak layak.  Menulis dengan hati tidak bertujuan untuk menunjukkan ketidaklayakan terhadap pembedaan yang normal dan yang tidak. Tugas saya adalah mengungkapkannya. Saya harus melakukannya, karena hanya dengan cara itu, lorong hati saya juga terbuka terhadap kenyataan pengalaman yang mengerikan yang tidak banyak sesama tertarik melakukannya. Seram, terlalu seram!  

Jadi apa kesimpulannya. Ini permulaan saya menguraikan kegelisahan diri, untuk harus memulai memasuki lebih mendalam upaya penggalian lorong hati manusia. Mungkin cara ini akan lebih menenangkan saya dari pada sekedar menuduh karena tampilan fenomena kehidupan dan praktek hidup yang berbeda sedang saya perangi. Menulis dengan hati akan menolong mengungkapkan lorong hati manusia yang ditakuti, karena konstruksi tentang dunia yang ada, dunia yang dipercayai hanya ada dalam penjelasan yang lazim.  Saya bisa menyebut apa saja penjelasan lazim yang memastikan apa yang tepat untuk hidup manusia. Tetapi saya tidak mau melakukannya saat ini karena caranya bertentangan dengan maksud mengungkapan lorong hati manusia.  Selama cara pengungkapannya dilakukan dalam bahasa yang bisa menjelaskan lorong hati, saya akan tenang. Ini sudah cukup untuk menyakinkan saya tentang menghadirkan suatu tindakan dalam pengalaman bahasa yang mendalam sehingga lorong hati mengangnga membuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar