Translate

Kamis, 28 November 2013

Thanksgiving merayakan kehidupan dan perdamaian dengan sesama


 Thanksgiving merayakan kehidupan dan perdamaian dengan sesama

 Oleh Farsijana Adeney-Risakotta

Hari ini di Amerika Serikat, kami memperingati Thanksgiving yang adalah hari nasional. Ketika perayaan hari ulang tahun Columbus mulai diperingati oleh masyarakat Amerika Serikat, ada banyak protes. Protes terkait dengan pemahaman sejarah bahwa Columbus adalah pembuka jalan bagi perjalanan orang-orang Eropa pindah ke Amerika Serikat dan dilihat sebagai awal penindasan bagi masyarakat asli yang sudah ada di sini.

Mereka yang lebih dulu ada di sini disebut First Nation, sebagaimana dipopulerkan di Kanada, tetapi di Amerika Serikat tetap disebut penduduk asli atau orang-orang Indian. Thanksgiving sebagai suatu peringatan tidak sedikitpun ditolak oleh masyarakat di Amerika Serikat. Perayaan Thanksgiving adalah bagian dari pengakuan baik para pendatang maupun penduduk asli tentang kemurahan Sang Pencipta yang memungkinkan kehidupan ini terus berlanjut.

Thanksgiving berkaitan dengan ucapan syukur sesudah masa panen  terakhir sebelum datangnya musim dingin. Indonesia tidak mengalami musim dingin. Tetapi setiap pergantian musim, dari musim kemarau ke musim hujan di mana aktivitas petani tidak bisa maksimal untuk memanen hasil buminya, petani-petani merayakan hari thanksgiving. Di gunung kidul, di Yogyakarta, hari thanksgiving disebut hari Rasula, di mana para petani sesudah panen selesai melakukan doa.Perayaan Rasula dihubungkan dengan hari kelahiran Nabi Muhamad SAW.

Dimulai dari ladang dan kebun orang-orang  menaikan doa mereka sambil menaburkan air and bibit yang sudah tua dengan harapan masa panen akan datang lagi dan kelimpahan dari bumi akan tiba untuk menghidupkan manusia. Kegiatan doa di ladang dan kebun dilakukan masing-masing keluarga, kadang-kadang bisa bersama-sama. Misalkan ibu-ibu menari untuk menyampaikan ucapan syukur bagi hasil panen yang sudah melimpah. Ketika masa paceklik tiba, para petani tetap bersyukur. Mereka hidup sederhana dengan sangat hati-hati menggunakan stok padi dan makanan ubi-ubian yang ada, supaya tidak kehabisan pangan.  Pada masa inilah di antara petani saling berbagi makanan.

Thanksgiving sebagai perayaan di Amerika Serikat dan Kanada dilakukan dengan latar belakang praktek pertanian yang hampir mirip di Indonesia. Tradisi ini sudah dipraktekkan di Eropa seperti di Belanda ketika para imigran dari Inggeris berlabuh di Leiden dalam perjalanan ke Amerika Serikat di awal abad ke 17.  Imigran yang datang di Amerika Serikat pertama-tama ke New England. Boston saat ini masih menyimpan tanda topi dari kelompok puritan Kristen yang datang dari Inggris ke benua Amerika Serikat, pada Massachusetts Turnpike Tolls. Kelompok Puritan ini disebut Plymouth.



Mereka adalah kaum protestan yang berjuang untuk melindungi ajaran agama yang berbeda dari kaum bangsawan. Kaum puritan adalah masyarakat petani biasa. Transformasi kelas terjadi di Eropa terutama setelah Reformasi Protestanisme yang dipelopori oleh Martin Luther.  Inti ajaran Kristen dikembalikan dengan mencontohi kehidupan gereja mula-mula di mana setiap orang mempunyai akses kepada ajaran Kristen dengan membaca langsung kepada Alkitab, yang darinya iman bertumbuh karena kasih kemurahan dari Tuhan sendiri.

Thanksgiving mulai dirayakan di Amerika Serikat ketika para imigran tiba pertama-tama di New England yaitu daerah yang sangat indah karena dikelilingi oleh bukit-bukit, sungai-sungai dan danau-danau. Orang-orang tiba dalam keadaan kelaparan, tidak ada makanan kemudian disediakan makanan oleh penduduk asli. Mereka datang membawa turkey yaitu ayam liar yang hidup di hutan-hutan di seluruh benua Amerika. Apa saja yang mereka makan mereka membawa dan berbagi dengan imigran-imigran itu. Ada petatas, kentang, bit dan sebagainya. Mereka juga mengajarkan bagaimana mencari ikan, udang di sungai dan mengolahnya.  Kebaikan penduduk asli dirayakan sebagai berkat yang disyukur dengan mengundang semua orang dalam keluarga dan tetangga untuk makan bersama.

 


 


Thanksgiving memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk bersyukur dalam caranya. Menurut saya, Thanksgiving mungkin satu-satunya perayaan di Amerika Serikat yang tetap dipelihara sedekat mungkin sesuai dengan tradisi yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Di Amerika Serikat, Thanksgiving dirayakan pada hari Kamis dari minggu terakhir bulan November. Sedang di Kanada dirayakan pada minggu kedua bulan Oktober. Pada hari Thanksgiving akan ada makanan yang melimpah. Anggota keluarga akan mempersiapkan berbagai macam makanan yang harus tersedia sebagai menu untuk thanksgiving.

Thanksgiving menjadi perayaan untuk semua orang, bukan lagi adalah perayaan keagamaan. Thanksgiving merupakan perayaan terkait dengan pengakuan bersama mengenai hakekat kehidupan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kehidupan yang terus berjalan dengan berbagai gejolak yang ada. Merayakan thanksgiving memungkinkan orang-orang untuk duduk bersama mengakui kesederajatan dan keindahan untuk berbagi.

Menu utama adalah turkey atau kalkun panggang yang dimasak di oven setelah dibumbui dengan rempah-rempah yang diolah dalam bentuk campuran yang disebut “staffing”. Staffing adalah roti yang dicampur bumbu-bumbu segar seperti bawang putih, bawang bombai, celery, dan lain-lain yang dimasukkan dalam tubuh turkey yang dijahit untuk dipanggang di oven dengan temperatur yang sangat rendah selama beberapa jam kurang lebih 8 jam.

Berat turkey tergantung jumlah orang yang makan. Untuk 12 orang mungkin perlu turkey sebesar 14,5 pounds. 2.2 pounds sama dengan 1 kg. Jadi 14,5 kira-kira 7 kg lebih. Memasak turkey yang besar perlu waktu sehingga dari pagi sudah dipanggang dengan api kecil sejak pagi dengan mencocokan waktu untuk makannya. Ketika orang-orang duduk di atas meja, maka kalkun panggang dikeluarkan dari oven untuk disajikan di tengah meja.   

Biasanya Thanksgiving dirayakan sebagai makan malam. Keluarga pak Bernie merayakan sekitar jam 3 sore. Tetapi bisa juga pada jam 5 sore. Jam 5 sore di Pantai Timur berbeda dengan di Pantai Barat. Di Boston sekarang jam 5 sore sudah seperti jam 7 malam di Indonesia. Pengurangan satu jam pada awal bulan November berpengaruh untuk mengurangi lamanya malam daripada siang. Tapi di pantai barat seperti di California yang berbeda tiga jam dari Boston masih terang pada jam 5 sore.
 

Kalkun panggang dimakan dengan petatas yang dihaluskan menjadi pure, ditambah kentang yang juga dihalus ( pure). Saya paling senang lihat piring orang yang membuat danau karena pure kentang atau petatas diisi dengan kaldu dari kalkun panggang. Disaji dengan Canberry saus. Pokoknya ada macam-macam makan yang membuat meja makan penuh dan indah.

Hari ini kami akan merayakan Thanksgiving dengan pak Robert Hefner, ibu Nancy Smith-Hefner dan keluarganya. Jadi lebih baik saya berhenti disini untuk menunggu kira-kira penyajian tradisional menurut keluarga Hefner-Smith apa ya. Sebenarnya bu Nancy sudah mengirimkan daftar menunya – wah ternyata sangat banyak ya makanan yang sedang dipersiapkan bu Nancy!
 

Bu Nancy mengatakan kita harus datang dengan sungguh-sungguh rasa lapar.  Tradisi makan dengan rasa lapar untuk menghayati kasih sayang penduduk asli dan cinta kasih Tuhan yang memberikan makanan melimpah kepada manusia. Makan dalam keadaan lapar juga membuat makanan yangn disajikan terasa enak, seperti ketika berpuasa.  Akan ada banyak makanan yang kemudian di simpan atau di berikan kepada anggota keluarga untuk dibawa pulang sebagai left over yang akan dinikmati untuk beberapa hari. Selamat merayakan Thanksgiving.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar