Menunggu semua anggota keluarga tiba!
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Grandma, begitu saya selalu memanggilnya. Mengikuti cara anak-anak Rina dan Glen menyapa mother Ruth Temple Adeney. David, Isobel dan Robbie, ketiga anak-anak Rina dan Glen, bersama kedua orang tua mereka yang sehari-hari merawat grandma. David sekarang berumur 14 tahun. Kedua orang tuanya, Rina dan Glen mulai merawat sebelum David lahir.
Saya ingat diusia 85 tahun, grandma masih menyopir kendaraan. Tanda-tanda demensia tiba ketika ia mengendarai kendaraan kemudian lupa jalan pulang ke rumah. Grandma masih menyopir beberapa kali sampai akhirnya ia harus belajar untuk merelakan dirinya berhenti menyopir. Tiba saatnya Rina dan Glen diundang untuk tinggal bersama grandma untuk merawatnya. Pernikahan mereka memasuki tahun kedua ketika David lahir. Bersama dengan bayi mungil David, mereka mulai tinggal menemani grandma di tahun 1994.
Pernah tersirat dalam diri saya, Glen, seorang sarjana hukum dan ahli Cina, jebolan UC Berkeley yang mengadvokasi banyak kasus-kasus hukum di kalangan komunitas Tionghoa di California, sangat berpengaruh menyumbangkan umur panjang bagi grandma hidup.
Dua tahun lalu ketika kami tinggal di Berkeley untuk sabbatical year, saya mengagumi cara Glen merawat grandma. Glen masih membiarkan grandma menggunakan pakaian sendiri sambil membantu menyempurnakan letak pakaiannya.
Setiap pagi kira-kira 20 menit Glen berjalan bersama grandma. Kemudian grandma berjemur di halaman depan rumahnya sampai tertidur. Sesudah itu grandma di bawa pindah ke dalam rumah. Ia baru pergi ke tempat tidur sesudah makan sore. Dengan cara ini, grandma bisa tidur mendalam sepanjang malam. Suatu solusi yang baik untuk orang lanjut usia yang sering menjadikan malam seperti siang dan siang menjadi malam.
Ketika Glen harus bekerja dengan menghadiri kasus-kasus pembelaan di pengadilan, grandma dikirimkan ke sekolah yang bernama West County Adult Day Care Center. Pusat Perawatan orang tua ini dikelola oleh yayasan yang pembiayaan anggarannya didukung dari pemerintah lokal. Mobil khusus dari the day care center akan menjemput grandma di pagi hari dan membawanya pulang di sore hari.
Tetapi awal tahun ini, grandma jatuh sehingga pinggangnya patah. Pemulihannya memerlukan waktu baik sesudah sebulan di rumah sakit kemudian pulang ke rumah. Kematiannya tanggal 1 September 2011 terjadi ketika Glen baru saja menggantikan matras yang dipesan atas rekomendasi dari Rumah Sakit.
Glen menjadi bagian dari keluarga Adeney karena keahliaannya dalam budaya dan bahasa Cina. Ketika itu, David Adeney memerlukan asisten untuk membantu meneruskan kerja-kerjanya dengan komunitas Cina di daratan Cina maupun di Amerika Serikat. David dan Ruth Adeney adalah orang tua dari suami saya, Bernard Adeney-Risakotta. Mereka bertemu di Cina. David berasal dari keluarga aristokrasi Inggris yang bekerja dengan gerakan mahasiswa di Cina sebelum revolusi kebudayaan. Ibunda Ruth berasal dari keluarga petani di Minesota, di bagian utara dari daerah yang terkenal dengan sebutan Mid West.
Grandma ke Cina ketika berusia 22 tahun. Ia berangkat bersama banyak perempuan lain yang dicatat sebagai pioneer-pioneer perempuan dari Amerika Utara yang kerja dengan kemanusiaan di banyak pedesaan di Cina. Di Shanghai, Bernie dilahirkan 63 tahun lalu. Foto-foto Bernie ketika bayi sampai kanak-kanak sangat mengemaskan. Bayi gemuk yang lucu. Pada tahun 2008, Bernie dan saya menyusuri jejak kehidupannya sejak dilahirkan di Cina, kemudian ke Hongkong untuk belajar di SMP.
Tahun 2005 Bernie mendapat penghargaan alumnae of the year sehingga kami bisa mengunjungi sekolah SMU di Morrison Academy di Taichung, Taiwan. Walaupun beberapa kali tinggal di Illinois pada masa kecilnya, Bernie mulai belajar tentang AS sesudah menjadi mahasiswa S1 di Universitas Winsconsin dengan major pada Studi Asia.
Rina adalah anak Indonesia yang diangkat oleh Bernard dan Frances ketika mereka baru mempunyai anak kecil, Jen Marion, yang lahir di Singapore, 39 tahun lalu. Tahun 2009, Rina, Glen dan ketiga anak-anaknya mengunjungi kami di Yogyakarta, kemudian kami membawa mereka mengunjungi panti asuhan Bala Keselamatan di Surabaya di mana Rina, bayi berumur 3 bulan diadopsi oleh Bernard dan Frances pada tahun 1972. Frances dan Bernie bercerei tahun 1995. Bersama suaminya, Terry Muck, mantan editor Christian Today, majalah popular tentang kehidupan kekeristenan di AS dan dunia, Frances menetap di Louisville, Kentucky sambil mengajar di seminari. Frances yang menulis beberapa buku, bersama Bernie dulu adalah guru saya ketika sedang belajar S2 di Program Paska Sarjana Agama dan Masyarakat UKSW, Salatiga.
Rina sekarang bekerja sebagai kepala Sekolah dari Mustard Seed Pre School di Berkeley. Jen Marion sekarang tinggal di Washington DC bekerja dengan USAID yang diharapkan bisa menggunakan keahliannya sebagai seorang ahli lingkungan dan biolog. Marion, yang lebih senang dipanggil dengan nama berbau Spanyola daripada Jennifer, adalah seorang pekerja kerja. Ia memperoleh gelar doktor di Duke University dari penelitiannya tentang hutan di pinggiran sungan Amazon Brazil. Tahun lalu ia berada di Kalimantan beberapa bulan untuk penelitian dengan membandingkan ekosistem hutan berpasir di Amazon dan di sekitar sungai Kapuas di Kalimantan Tengah. Ia memulai karier akademisnya dari menjadi guru "hard sciences" di SMU untuk sekolah dua bahasa, Inggris dan Spanyol di daerah kaum miskin di pinggiran Los Angeles.
Adik mereka yang bungsu, Peter Adeney, adalah seorang antropolog lulusan dari UC Santa Cruz yang memilih bekerja sebagai street performer, seniman dan penari supaya bisa tinggal di Eropa dan berjalan keliling dunia untuk mengikuti berbagai festival. Walaupun ia berjalan ke mana-mana di seluruh dunia, Berkeley adalah rumahnya karena di sini tali pusarnya ditanam.
Ketika kami hidup di Amsterdam dan Copenhagen, Peter tinggal bersama kami. Menonton pertunjukkannya di jalan-jalan di Amsterdam dan Copenhagen sangat menarik Peter mempunyai kharisma untuk mengendalikan penonton dengan penampilannya sebagai tokoh bernama "Pete sweet". Peter sekarang menetap di kota Florence, Firenze, Italia untuk menyelesaikan sekolah menjadi instruktur dari pendidikan yang disebut “Alexander Technique”.
Ketika saya menikah dengan Bernie tahun 1997, hampir 14 tahun lalu, saya bisa merasakan aroma dari Asia di rumah grandma di Berkeley. Banyak tulisan Tionghoa menghiasi dekorasi rumah mereka. Makanan-makanan yang di Indonesia hanya bisa dimakan ketika saya ke Jakarta seperti di Pecinan, Glodok, Jakarta ada di rumah mereka. Bahkan ketika kami menikah di Berkeley, kami berbelanja makanan di China Town dan menyajikan lumpia, pot sticker dan lainnya yang sangat khas Tionghoa.
Berkeley menjadi rumah untuk Rina, ketika semua kakak, adik dan orangtuanya masing-masing bekerja di berbagai tempat. Berkeley menyediakan kehidupan yang berwarna untuk Rina. Sebagai kota pendidikan, seperti Yogyakarta, Berkeley menjaminkan kesetaraan kepada semua warga negaranya. Rina merasa betah di Berkeley, sama seperti kota-kota lain di California yang menerima berbagai etnis dari seluruh dunia menjadi warganegara AS. Di rumah ini, keluarga datang untuk merayakan Thanksgiving, Christmas dan Easter (Paskah).
Di tangan Rina dan Glen, rumah grandma disulap menjadi rumah keluarga muda yang indah dan akrab. Keahliaan Rina memasak makanan dari berbagai bangsa dengan kualitas "gourmet" menyebabkan setiap anggota keluarga rindu pulang ke Berkeley. Rindu Berkeley, adalah rindu juga masa kecil Rina dan saudara-saudarinya karena di sini mereka dibesarkan dan selalu mampir di rumah grandma. Rumah orangtuanya berdekatan dengan rumah grandma.Sesudah David Adeney "pensiun" dari tugasnya di Asia, mereka memilih Berkeley, 35 tahun lalu untuk tinggal dekat dengan cucu-cucunya.
Di pagi hari tanggal 1 September 2011 waktu Yogyakarta, ketika kami baru selesai sarapan pagi bersama dan akan bersiap-siap mengunjungi keluarga kami yang muslim di Taji, Prambanan dan di Yogyakarta, saya menerima telpon dari Rina. Rina mengatakan:" Can I talk with dad"? Katanya:" Please, it is urgent!". Hati saya berdetak. Saya panggil Bernie. Tetap berada di samping Bernie ketika mengamati mukanya yang berubah memucat. Saya tahu sesuatu sedang terjadi dengan grandma. Dari telpon saya dengar Rina sedang menangis. Saya mulai mengerti. She has gone.
Bernie bersaudara empat orang. Rosemary kakak yang paling tua sudah meninggal. Kakak kedua, John Adeney, seorang insinyur yang memilih berkarier di Jerman, sekarang menetap di Munich, Jerman Barat dan mempunyai empat cucu dari menantu seorang Jerman, bernama Astrid. John dan Carol mempunyai seorang anak lelaki yang sangat lebih keInggerisan dan keJermanan dari pada seorang Amerika Utara. Keith belajar sejak kecil di Inggeris kemudian ke Jerman mengikuti orang tuanya yang sudah lebih dulu bekerja di Munich. Saya ingat kami merayakan the White Christmas di Munich dan membuat snow ball sambil meluncur di dekat perbukitan memutih dari salju di dekat rumah mereka di Munich. Bernie adalah yang bungsu dari empat bersaudara.
Kakaknya sesudah John adalah Michael yang menetap di Seattle, Washington State. Michael menikah dengan Miriam Adeney, seorang antropolog yang banyak menulis buku salah satunya "Daughters of Islam.Building Bridges with Muslim Women (2002), punya tiga anak lelaki, dan tiga cucu. Buku ini memancing diskusi dan kritik baik dari kalangan Kristen maupun Muslim.
Dalam perjalanan ke San Fransisco kemudian ke Berkeley menghadiri pemakaman grandma, kami harus menunggu pesawat tujuh jam di Seattle. Jadi Michael datang ke airport menyemput kami untuk makan siang bersama dengan anak-anaknya sambil menengok Michael junior dan Chathrine yang baru melahirkan Tommy, bayinya ke dua beberapa bulan lalu. Mariam baru memulai perjalanannya 5 minggu ke Borneo sebelum grandma meninggal.
Tadi siang, 5 September waktu Berkeley, John dan Carol baru tiba dari Jerman. Kami tiba hari Sabtu malam, tanggal 3 September di Berkeley, atau hari Minggu tanggal 4 September waktu Yogyakarta. Besok Michael tiba dari Seattle. Hari Rabu malam, Peter, Khaterine, pacarnya akan tiba. Frances Adeney akan tiba hari Kamis. Jen Marion akan tiba hari Jumat pagi. Sesudah semua anggota keluarga tiba, hari Jumat siang, upacara kramasi jenasah grandma akan dilakukan. Hari Minggu, tanggal 11 September 2011, ibadah syukur dan penghormatan grandma akan diselenggarakan di gereja Covenant di Berkeley.
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Grandma, begitu saya selalu memanggilnya. Mengikuti cara anak-anak Rina dan Glen menyapa mother Ruth Temple Adeney. David, Isobel dan Robbie, ketiga anak-anak Rina dan Glen, bersama kedua orang tua mereka yang sehari-hari merawat grandma. David sekarang berumur 14 tahun. Kedua orang tuanya, Rina dan Glen mulai merawat sebelum David lahir.
Saya ingat diusia 85 tahun, grandma masih menyopir kendaraan. Tanda-tanda demensia tiba ketika ia mengendarai kendaraan kemudian lupa jalan pulang ke rumah. Grandma masih menyopir beberapa kali sampai akhirnya ia harus belajar untuk merelakan dirinya berhenti menyopir. Tiba saatnya Rina dan Glen diundang untuk tinggal bersama grandma untuk merawatnya. Pernikahan mereka memasuki tahun kedua ketika David lahir. Bersama dengan bayi mungil David, mereka mulai tinggal menemani grandma di tahun 1994.
Pernah tersirat dalam diri saya, Glen, seorang sarjana hukum dan ahli Cina, jebolan UC Berkeley yang mengadvokasi banyak kasus-kasus hukum di kalangan komunitas Tionghoa di California, sangat berpengaruh menyumbangkan umur panjang bagi grandma hidup.
Dua tahun lalu ketika kami tinggal di Berkeley untuk sabbatical year, saya mengagumi cara Glen merawat grandma. Glen masih membiarkan grandma menggunakan pakaian sendiri sambil membantu menyempurnakan letak pakaiannya.
Setiap pagi kira-kira 20 menit Glen berjalan bersama grandma. Kemudian grandma berjemur di halaman depan rumahnya sampai tertidur. Sesudah itu grandma di bawa pindah ke dalam rumah. Ia baru pergi ke tempat tidur sesudah makan sore. Dengan cara ini, grandma bisa tidur mendalam sepanjang malam. Suatu solusi yang baik untuk orang lanjut usia yang sering menjadikan malam seperti siang dan siang menjadi malam.
Ketika Glen harus bekerja dengan menghadiri kasus-kasus pembelaan di pengadilan, grandma dikirimkan ke sekolah yang bernama West County Adult Day Care Center. Pusat Perawatan orang tua ini dikelola oleh yayasan yang pembiayaan anggarannya didukung dari pemerintah lokal. Mobil khusus dari the day care center akan menjemput grandma di pagi hari dan membawanya pulang di sore hari.
Tetapi awal tahun ini, grandma jatuh sehingga pinggangnya patah. Pemulihannya memerlukan waktu baik sesudah sebulan di rumah sakit kemudian pulang ke rumah. Kematiannya tanggal 1 September 2011 terjadi ketika Glen baru saja menggantikan matras yang dipesan atas rekomendasi dari Rumah Sakit.
Glen menjadi bagian dari keluarga Adeney karena keahliaannya dalam budaya dan bahasa Cina. Ketika itu, David Adeney memerlukan asisten untuk membantu meneruskan kerja-kerjanya dengan komunitas Cina di daratan Cina maupun di Amerika Serikat. David dan Ruth Adeney adalah orang tua dari suami saya, Bernard Adeney-Risakotta. Mereka bertemu di Cina. David berasal dari keluarga aristokrasi Inggris yang bekerja dengan gerakan mahasiswa di Cina sebelum revolusi kebudayaan. Ibunda Ruth berasal dari keluarga petani di Minesota, di bagian utara dari daerah yang terkenal dengan sebutan Mid West.
Grandma ke Cina ketika berusia 22 tahun. Ia berangkat bersama banyak perempuan lain yang dicatat sebagai pioneer-pioneer perempuan dari Amerika Utara yang kerja dengan kemanusiaan di banyak pedesaan di Cina. Di Shanghai, Bernie dilahirkan 63 tahun lalu. Foto-foto Bernie ketika bayi sampai kanak-kanak sangat mengemaskan. Bayi gemuk yang lucu. Pada tahun 2008, Bernie dan saya menyusuri jejak kehidupannya sejak dilahirkan di Cina, kemudian ke Hongkong untuk belajar di SMP.
Tahun 2005 Bernie mendapat penghargaan alumnae of the year sehingga kami bisa mengunjungi sekolah SMU di Morrison Academy di Taichung, Taiwan. Walaupun beberapa kali tinggal di Illinois pada masa kecilnya, Bernie mulai belajar tentang AS sesudah menjadi mahasiswa S1 di Universitas Winsconsin dengan major pada Studi Asia.
Rina adalah anak Indonesia yang diangkat oleh Bernard dan Frances ketika mereka baru mempunyai anak kecil, Jen Marion, yang lahir di Singapore, 39 tahun lalu. Tahun 2009, Rina, Glen dan ketiga anak-anaknya mengunjungi kami di Yogyakarta, kemudian kami membawa mereka mengunjungi panti asuhan Bala Keselamatan di Surabaya di mana Rina, bayi berumur 3 bulan diadopsi oleh Bernard dan Frances pada tahun 1972. Frances dan Bernie bercerei tahun 1995. Bersama suaminya, Terry Muck, mantan editor Christian Today, majalah popular tentang kehidupan kekeristenan di AS dan dunia, Frances menetap di Louisville, Kentucky sambil mengajar di seminari. Frances yang menulis beberapa buku, bersama Bernie dulu adalah guru saya ketika sedang belajar S2 di Program Paska Sarjana Agama dan Masyarakat UKSW, Salatiga.
Rina sekarang bekerja sebagai kepala Sekolah dari Mustard Seed Pre School di Berkeley. Jen Marion sekarang tinggal di Washington DC bekerja dengan USAID yang diharapkan bisa menggunakan keahliannya sebagai seorang ahli lingkungan dan biolog. Marion, yang lebih senang dipanggil dengan nama berbau Spanyola daripada Jennifer, adalah seorang pekerja kerja. Ia memperoleh gelar doktor di Duke University dari penelitiannya tentang hutan di pinggiran sungan Amazon Brazil. Tahun lalu ia berada di Kalimantan beberapa bulan untuk penelitian dengan membandingkan ekosistem hutan berpasir di Amazon dan di sekitar sungai Kapuas di Kalimantan Tengah. Ia memulai karier akademisnya dari menjadi guru "hard sciences" di SMU untuk sekolah dua bahasa, Inggris dan Spanyol di daerah kaum miskin di pinggiran Los Angeles.
Adik mereka yang bungsu, Peter Adeney, adalah seorang antropolog lulusan dari UC Santa Cruz yang memilih bekerja sebagai street performer, seniman dan penari supaya bisa tinggal di Eropa dan berjalan keliling dunia untuk mengikuti berbagai festival. Walaupun ia berjalan ke mana-mana di seluruh dunia, Berkeley adalah rumahnya karena di sini tali pusarnya ditanam.
Ketika kami hidup di Amsterdam dan Copenhagen, Peter tinggal bersama kami. Menonton pertunjukkannya di jalan-jalan di Amsterdam dan Copenhagen sangat menarik Peter mempunyai kharisma untuk mengendalikan penonton dengan penampilannya sebagai tokoh bernama "Pete sweet". Peter sekarang menetap di kota Florence, Firenze, Italia untuk menyelesaikan sekolah menjadi instruktur dari pendidikan yang disebut “Alexander Technique”.
Ketika saya menikah dengan Bernie tahun 1997, hampir 14 tahun lalu, saya bisa merasakan aroma dari Asia di rumah grandma di Berkeley. Banyak tulisan Tionghoa menghiasi dekorasi rumah mereka. Makanan-makanan yang di Indonesia hanya bisa dimakan ketika saya ke Jakarta seperti di Pecinan, Glodok, Jakarta ada di rumah mereka. Bahkan ketika kami menikah di Berkeley, kami berbelanja makanan di China Town dan menyajikan lumpia, pot sticker dan lainnya yang sangat khas Tionghoa.
Berkeley menjadi rumah untuk Rina, ketika semua kakak, adik dan orangtuanya masing-masing bekerja di berbagai tempat. Berkeley menyediakan kehidupan yang berwarna untuk Rina. Sebagai kota pendidikan, seperti Yogyakarta, Berkeley menjaminkan kesetaraan kepada semua warga negaranya. Rina merasa betah di Berkeley, sama seperti kota-kota lain di California yang menerima berbagai etnis dari seluruh dunia menjadi warganegara AS. Di rumah ini, keluarga datang untuk merayakan Thanksgiving, Christmas dan Easter (Paskah).
Di tangan Rina dan Glen, rumah grandma disulap menjadi rumah keluarga muda yang indah dan akrab. Keahliaan Rina memasak makanan dari berbagai bangsa dengan kualitas "gourmet" menyebabkan setiap anggota keluarga rindu pulang ke Berkeley. Rindu Berkeley, adalah rindu juga masa kecil Rina dan saudara-saudarinya karena di sini mereka dibesarkan dan selalu mampir di rumah grandma. Rumah orangtuanya berdekatan dengan rumah grandma.Sesudah David Adeney "pensiun" dari tugasnya di Asia, mereka memilih Berkeley, 35 tahun lalu untuk tinggal dekat dengan cucu-cucunya.
Di pagi hari tanggal 1 September 2011 waktu Yogyakarta, ketika kami baru selesai sarapan pagi bersama dan akan bersiap-siap mengunjungi keluarga kami yang muslim di Taji, Prambanan dan di Yogyakarta, saya menerima telpon dari Rina. Rina mengatakan:" Can I talk with dad"? Katanya:" Please, it is urgent!". Hati saya berdetak. Saya panggil Bernie. Tetap berada di samping Bernie ketika mengamati mukanya yang berubah memucat. Saya tahu sesuatu sedang terjadi dengan grandma. Dari telpon saya dengar Rina sedang menangis. Saya mulai mengerti. She has gone.
Bernie bersaudara empat orang. Rosemary kakak yang paling tua sudah meninggal. Kakak kedua, John Adeney, seorang insinyur yang memilih berkarier di Jerman, sekarang menetap di Munich, Jerman Barat dan mempunyai empat cucu dari menantu seorang Jerman, bernama Astrid. John dan Carol mempunyai seorang anak lelaki yang sangat lebih keInggerisan dan keJermanan dari pada seorang Amerika Utara. Keith belajar sejak kecil di Inggeris kemudian ke Jerman mengikuti orang tuanya yang sudah lebih dulu bekerja di Munich. Saya ingat kami merayakan the White Christmas di Munich dan membuat snow ball sambil meluncur di dekat perbukitan memutih dari salju di dekat rumah mereka di Munich. Bernie adalah yang bungsu dari empat bersaudara.
Kakaknya sesudah John adalah Michael yang menetap di Seattle, Washington State. Michael menikah dengan Miriam Adeney, seorang antropolog yang banyak menulis buku salah satunya "Daughters of Islam.Building Bridges with Muslim Women (2002), punya tiga anak lelaki, dan tiga cucu. Buku ini memancing diskusi dan kritik baik dari kalangan Kristen maupun Muslim.
Dalam perjalanan ke San Fransisco kemudian ke Berkeley menghadiri pemakaman grandma, kami harus menunggu pesawat tujuh jam di Seattle. Jadi Michael datang ke airport menyemput kami untuk makan siang bersama dengan anak-anaknya sambil menengok Michael junior dan Chathrine yang baru melahirkan Tommy, bayinya ke dua beberapa bulan lalu. Mariam baru memulai perjalanannya 5 minggu ke Borneo sebelum grandma meninggal.
Tadi siang, 5 September waktu Berkeley, John dan Carol baru tiba dari Jerman. Kami tiba hari Sabtu malam, tanggal 3 September di Berkeley, atau hari Minggu tanggal 4 September waktu Yogyakarta. Besok Michael tiba dari Seattle. Hari Rabu malam, Peter, Khaterine, pacarnya akan tiba. Frances Adeney akan tiba hari Kamis. Jen Marion akan tiba hari Jumat pagi. Sesudah semua anggota keluarga tiba, hari Jumat siang, upacara kramasi jenasah grandma akan dilakukan. Hari Minggu, tanggal 11 September 2011, ibadah syukur dan penghormatan grandma akan diselenggarakan di gereja Covenant di Berkeley.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar