Tanda-tanda
kedekatan dengan grandma melintasi benua
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
99 tahun
umur grandma ketika berita kematiannya tiba kepada kami. Dua hari sebelumnya, di pagi tanggal 30
Agustus 2011, kami sedang makan pagi yang dipersiapkan oleh suami. Bernie juga yang menata meja makan dengan indah. Semua dipanggil untuk duduk makan pagi bersama. Di tengah meja saya melihat botol madu sedang ditiris. Saya takut botol yang dibalik dengan tutup menungging sebagai
landasan bisa jatuh memecahkan piring-piring di sekitarnya. Jadi saya mengatakan kepada suami, saya lihat cara itu
seperti permainan anak-anak.
Bernie tertawa terbahak-bahak! Kemudian ia menjawab bahwa dirinya mewarisi cara hidup dari ibunya yang selalu hidup hemat. Sesudah itu, Bernie bercerita tentang kehidupan grandma. Grandma menurunkan sikap kehati-hatiannya dengan uang. Dengan spiritualitas pietisme seperti digambarkan oleh Max Weber dalam bukunya “Protestant Ethics”, grandma menolak menyajikan coca cola kepada keluarganya. Coca cola adalah lambang kenikmatan dan kemewahan.
Bernie tertawa terbahak-bahak! Kemudian ia menjawab bahwa dirinya mewarisi cara hidup dari ibunya yang selalu hidup hemat. Sesudah itu, Bernie bercerita tentang kehidupan grandma. Grandma menurunkan sikap kehati-hatiannya dengan uang. Dengan spiritualitas pietisme seperti digambarkan oleh Max Weber dalam bukunya “Protestant Ethics”, grandma menolak menyajikan coca cola kepada keluarganya. Coca cola adalah lambang kenikmatan dan kemewahan.
Majelis
gereja Kristen Jawa Sarimulya dan Pdt Gunawan datang mendoakan kami ketika kami sedang makan
malam. GKJ Sarimulyo adalah gereja kami
di Yogya. Mereka bertanya tentang tanda-tanda yang kami terima sebelum kematian
grandama. Suami saya mengatakan tidak ada. Kemudian saya mengingatkan suami
tentang peristiwa makan pagi pada tanggal 30 Agustus itu. Sesudah Bernie selesai bercerita tentang
peristiwa itu, majelis gereja mengatakan bahwa itulah tanda-tanda yang mereka
maksudkan.
Orang Jawa
apakah dia seorang Kristiani, Muslim atau Kejawen mencari tanda-tanda terutama
apabila terkait dengan kematian. Kedekatan antara anak dan orang tua, ketika
kematian menimpa salah satu dari mereka, ada tanda yang bisa dirasakan. Untuk
suami saya, kejadian di meja makan mungkin dianggap hal yang biasa, karena
sering kami membawa ingatan masa lalu dari cerita keluarga dalam kebersamaan ketika
makan bersama. Tetapi sebenarnya di bawah sadar, ada ikatan bathin. Jadi cerita-cerita yang ditarik masuk dalam masa sekarang sebenarnya sekaligus
mengikat pada kejadian-kejadian yang sesudah terjadi tetapi baru disadari yang ternyata
sudah diberitakan lebih dulu melalui
tanda yang kemaknaannya belum disadari sepenuhnya.
Pertanyaan
dari majelis jemaat itu mengingatkan saya kepada kejadian yang terjadi dengan
diri sendiri. Ketika kami memastikan bahwa tanggal 2 September 2011, di subuh
hari, kami akan berangkat ke USA, saya harus mempersiapkan berbagai hal supaya
bisa disampaikan ke berbagai orang yang bekerja dengan saya. Pada waktu itu saya membersihkan dompet kain
dimana berbagai nota-nota belanja dikumpulkan.
Di sana saya kaget menemukan salah satu dari anting-anting berwarna hitam. Saya ingat saya meletakkannya di sana, ketika menyadari bahwa saya kehilangan satu anting saat menyopir. Kejadian itu terjadi hari Kamis, tanggal 26 Agustus 2011. Tetapi karena saya sibuk, saya tidak mempersoalkan tentang satu anting sebelah yang hilang. Walaupun saya sempat kaget dan takut akan terjadi sesuatu.
Di sana saya kaget menemukan salah satu dari anting-anting berwarna hitam. Saya ingat saya meletakkannya di sana, ketika menyadari bahwa saya kehilangan satu anting saat menyopir. Kejadian itu terjadi hari Kamis, tanggal 26 Agustus 2011. Tetapi karena saya sibuk, saya tidak mempersoalkan tentang satu anting sebelah yang hilang. Walaupun saya sempat kaget dan takut akan terjadi sesuatu.
Beberapa
kali tanda kehilangan, kematian dari orang-orang terdekat datang kepada saya
dengan cara secara tiba-tiba barang-barang yang saya sedang gunakan
hilang. Kematian ayahanda juga ditandai
ketika saya kehilangan ikatan pinggang yang diberikan kepadanya kepada saya
waktu masih remaja. Saya tidak tahu di
mana ia hilang. Tetapi sesudah turun dari bus ketika masih belajar dan tinggal
di Jakarta, saya sadar kehilangan ikat pinggang. Saya ceritakan kekecewaan hati
saya kepada ayahanda, yang pada waktu itu kelihatan masih sehat. Dua hari
kemudian ayahanda meninggal.
Pada hari
saya kehilangan anting sebelah, saya mampir di Mirota batik sesudah pulang dari
kantor. Saya ke sana untuk memulai mencari oleh-oleh yang akan saya kirimkan
melalui suami karena akan berangkat ke AS bulan November nanti. Memang bulan
November masih jauh tetapi saya entah mengapa ingin ke sana mencari selendang
yang khusus untuk grandma. Jadi tiba di
Mirota batik, saya senang mendapatkan satu selendang yang dibordir, berwarna
biru laut tua. Bordirnya putih dengan umbai-umbai di kedua ujungnya. Saya tahu
itu warna kesukaan grandma.
Kemudian
saya mengambilnya bersama dengan satu selendang yang unik, sangat nyeni
seolah-olah goresan-goresan biru dilukis di atas kain berwarna kekuningan
oranje. Warna dan penampakkan selendang ini sangat cocok dengan selera seni
dari anak Rina, Isabel yang akan berulang tahun ke-12 tanggal 3 September. Jadi saya
kemudian membeli kedua selendang tersebut. Kedua selendang inilah yang sudah
ada di rumah sehingga langsung dibawa ketika kami harus tiba-tiba berangkat ke
Berkeley.
Ketika
anggota keluarga yang tinggal jauh berulang tahun, kebiasaan di keluarga kami
adalah mendoakan mereka dan membuat nasi kuning. Saya terpikir akan membuat
nasi kuning kepada Isabel dan mengirimkan hadiahnya pada bulan November ketika
grandpanesia berangkat ke AS. Cucu-cucu dari suami saya memanggil Bernie dengan
sebutan “grandpanesia” yang berarti kakek di Indonesia dan saya dipanggil Ibu.
99 tahun
hidup grandma. Saya seperti memasuki cerita kehidupan grandma sejak ia berumur
0 tahun sampai 99 tahun. September adalah bulan kelahirannya. Grandma selalu
katakan bahwa Bernie adalah hadiah Tuhan kepadanya. Sesudah ia
melahirkan bayi lucu yang diberikan nama Bernard Temple Adeney, tanggal 28
September 1948, esok harinya ia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-36.
Sesudah tiba di Berkeley, kami diberitahu oleh Glen bahwa ia menemukan buku album foto yang dibuat oleh Bernie sebagai persembahan hadiah pernikahan 50 tahun orang tuanya. Dalam foto album itu ada cerita grandma sejak sebelum ia dilahirkan sampai dengan perjalanannya bersama David Adeney dan semua anak-anaknya ke seluruh dunia.
Sesudah tiba di Berkeley, kami diberitahu oleh Glen bahwa ia menemukan buku album foto yang dibuat oleh Bernie sebagai persembahan hadiah pernikahan 50 tahun orang tuanya. Dalam foto album itu ada cerita grandma sejak sebelum ia dilahirkan sampai dengan perjalanannya bersama David Adeney dan semua anak-anaknya ke seluruh dunia.
Bernie
sebenarnya sudah dipersiapkan oleh Tuhan untuk menerima kematian ibunya. Hari Minggu tanggal 28 Agustus 2011 Bernie
diminta berkhotbah di Yogyakarta International Congregation di Hotel Yogya
Plaza. Saya menghadiri kebaktian
bersamanya. Khotbahnya tentang pemanggilan Musa oleh Tuhan untuk memulai tugasnya
membawa keluar Israel dari Mesir. Bacaan
dari Kitab Keluaran 3:1-14 sangat menarik karena cerita tentang Musa adalah cerita
tentang pemanggilan Allah kepada seorang manusia yang merasa belum siap
menyanggupi permohonan Allah menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Musa adalah tipe pribadi yang kagok.
Tetapi Tuhan menyakinkan Musa untuk menerima panggilan tersebut dengan mengatakan bahwa penugasan itu berasal dari Allah sendiri. Musa ingin tanda bahwa penugasan itu adalah dari Allah. Karena itu Allah mengatakan Aku adalah Aku yang memanggil engkau. Tanda menjadi penting untuk Musa, terutama untuk menyampaikan penugasan Allah kepadanya sehingga bisa dipercayai oleh bangsa Israel yang ada dipembuangan di Mesir. Ketika itu, status bangsa Israel adalah budak-budak yang dibutuhkan oleh Firaun untuk membangun Mesir. Tanda penyertaan Allah kepada Musa adalah sebenarnya tanda penyertaan Allah kepada Bernie.
Tetapi Tuhan menyakinkan Musa untuk menerima panggilan tersebut dengan mengatakan bahwa penugasan itu berasal dari Allah sendiri. Musa ingin tanda bahwa penugasan itu adalah dari Allah. Karena itu Allah mengatakan Aku adalah Aku yang memanggil engkau. Tanda menjadi penting untuk Musa, terutama untuk menyampaikan penugasan Allah kepadanya sehingga bisa dipercayai oleh bangsa Israel yang ada dipembuangan di Mesir. Ketika itu, status bangsa Israel adalah budak-budak yang dibutuhkan oleh Firaun untuk membangun Mesir. Tanda penyertaan Allah kepada Musa adalah sebenarnya tanda penyertaan Allah kepada Bernie.
Sebenarnya
hari Minggu tanggal 4 September 2011, Bernie dijadwalkan berkhotbah di GKJ
Sarimulyo. Bernie sudah memilih perikop pembacaan untuk khotbah dari kelanjutan
dari pembacaan kitab Keluaran seperti yang tertulis pada daftar bacaan Alkitab
sepanjang tahun dari gereja-gereja sedunia seperti yang dicatat oleh kalender
gereja Presbyterian Church di AS. Khotbah sudah siap. Majelis menelepon meminta
bacaan perikopnya. Bernie masih harus memberikan daftar lagu-lagu ketika berita
kematian grandma tiba.
Diapit di
antara dua penugasan berkhotbah di gereja, seolah-olah Tuhan mempersiapkan
Bernie untuk menghadapi berita kematian ibundanya. Ketika ayahnya meninggal 17
tahun lalu, Bernie juga dijadwalkan berkhotbah di gereja GKI di Salatiga.
Sesudah berkhotbah pada hari Kenaikan Yesus Kristus, Bernie baru berangkat ke
airport di Solo. Kali ini, jarak antara waktu berkhotbah dengan berita
meninggalnya grandma agak jauh sehingga harus berangkat sebelum berkhotbah.
Kami
menceritakan semua tanda-tanda ini kepada majelis jemaat GKJ Sarimulya yang
mengunjungi kami di malam itu. Mereka datang memberikan kekuatan kepada kami.
Pdt Gunawan adalah mahasiswa saya dulu di fakultas Teologi UKDW. Ia sekarang
adalah salah satu Pendeta jemaat kami. Ia datang membawa kami dalam doa, menguatkan kami
untuk menjalani perjalanan panjang kembali ke Berkeley. Mendoakan kami supaya
kami tenang dalam kasih Allah mengiring pulang grandma. Saya meminta utusan
gereja yang berjumlah kira-kira 6 orang untuk menyanyi sesudah berdoa. Mereka
menyanyi lagu berbahasa Jawa, “Atiku tentram karo Gusti Yesus”.
Sesudah kami, kakak dan adik-adik saya, serta anak-anak mereka makan malam bersama, baru majelis gereja tiba di rumah. Lebih awal, saya sudah memimpin ibadah singkat dalam keluarga untuk menguatkan suami saya yang merasa sekarang sudah menjadi anak yatim piatu. Saya membaca dari kitab Mazmur 129 tentang bagaimana Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk melayani sesamanya. Kami merenungkan grandma yang diberikan kesempatan melayani keluarganya sehingga usianya yang ke-99.
Sesudah kami, kakak dan adik-adik saya, serta anak-anak mereka makan malam bersama, baru majelis gereja tiba di rumah. Lebih awal, saya sudah memimpin ibadah singkat dalam keluarga untuk menguatkan suami saya yang merasa sekarang sudah menjadi anak yatim piatu. Saya membaca dari kitab Mazmur 129 tentang bagaimana Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk melayani sesamanya. Kami merenungkan grandma yang diberikan kesempatan melayani keluarganya sehingga usianya yang ke-99.
Walaupun
grandma sepertinya sudah hidup dalam dunianya sendiri, karena demensia,
penyakit orang tua yang membuatnya lupa, grandma kadang-kadang terbangun dari
tidurnya di kursi roda dan tersenyum. Saya masih ingat senyumnya yang kuat dan
lembut sambil memegang tangannya erat seolah-olah tidak merelakan Bernie
kembali ke Indonesia. Bernie membiarkan tangannya dipegang erat oleh ibundanya
dan kemudian memeluknya mendalam.
Grandma juga tersenyum setiap kali saya merawatnya. Ia paling senang kalau saya memasak kepada keluarga dan mereka semua datang ke apartemen kami untuk makan malam bersama. Kelembutan mata grandma terpancar keluar. Hati seorang ibu, hati seorang grandma menyentuh hati saya, hati seorang anak, anak menantu. Saya menciumnya. Ia menutup matanya tersenyum. Tahun lalu saya menyenguk grandma ketika ada tugas ke USA.
Grandma juga tersenyum setiap kali saya merawatnya. Ia paling senang kalau saya memasak kepada keluarga dan mereka semua datang ke apartemen kami untuk makan malam bersama. Kelembutan mata grandma terpancar keluar. Hati seorang ibu, hati seorang grandma menyentuh hati saya, hati seorang anak, anak menantu. Saya menciumnya. Ia menutup matanya tersenyum. Tahun lalu saya menyenguk grandma ketika ada tugas ke USA.
Diantara
kakak beradik dari Bernie, mereka sempat merencanakan untuk akan melakukan
ibadah syukur apabila grandma berusia 100 tahun. Semua anggota keluarga
diberitahu tentang rencana ibadah syukur sehingga mereka bisa menabung untuk
datang pada hari ulang tahun grandma tanggal 29 September 2012. Tetapi Tuhan
mempunyai rencana lain dengan grandma.
Dipagi hari
sebelum grandma meninggal, Glen berbicara dengan seorang tetangga yang
mempunyai anggota keluarga hidup sampai berusia 110 tahun. Ibu tersebut
mengatakan bahwa kita tidak pernah tahu cara Tuhan memanggil kita pulang.
Saudaranya yang meninggal di usia 110 tahun meninggal sesudah ia buta, bisu,
tuli dan lumpuh. Ibu itu mengatakan melewati usia 100 tahun seolah-olah
saudaranya itu akan hidup selamanya. Ia masih kuat sampai akhirnya semua
indranya menumpul sehingga sulit berkomunikasi dengan anggota keluarganya. Pada
saat itulah, saudaranya dipanggil pulang.
Cinta kasih
membuat manusia hidup umur panjang. Tetapi Tuhan punya rencana yang terindah
untuk setiap insan ciptaanNya. Tuhan yang menciptakan, Tuhan yang mengambil.
Itulah iman yang kami terima dari Allah.
Hari Minggu kami dihiburkan oleh khotbah dari Pdt jemaat grandma, Pdt
Andrew tentang perihal kekuatiran. Kesusahan sehari cukup untuk sehari walaupun ada banyak kesukaran setiap waktu. Kata-kata firman Allah seolah-olah hanya hiburan bagi mereka yang susah. Tetapi kata-kata itu adalah kehidupan.
Mengundang Allah, mengundang Kristus masuk dalam kesusahan kita, menolong kita meneruskan kehidupan. Penderitaan yang manusia hadapi sudah dilewati dalam penderitaan Kristus yang mendatangkan kebangkitan. Hidup sampai kematian Yesus adalah tampilan dari hidup sampai kematian manusia seperti terlihat dalam lingkaran kehidupan kita. Pembacaan dari Matius 12 mengajarkan kita untuk menyerahkan hidup sepenuhnya dalam tangan Allah.
Kristus yang bangkit mengubah kematian fana manusia menjadi kehidupan selama-lamanya bersama Allah. Inilah harapan abadi dari hidup dalam Tuhan. Mengingat harapan ini, mengingatkan saya kepada iman grandma. Ia selalu bernyanyi juga ketika ingatannya mulai menghilang. Walaupun yang tertinggal hanyalah keyakinannya tentang kasih Kristus yang abadi kepadanya.
Mengundang Allah, mengundang Kristus masuk dalam kesusahan kita, menolong kita meneruskan kehidupan. Penderitaan yang manusia hadapi sudah dilewati dalam penderitaan Kristus yang mendatangkan kebangkitan. Hidup sampai kematian Yesus adalah tampilan dari hidup sampai kematian manusia seperti terlihat dalam lingkaran kehidupan kita. Pembacaan dari Matius 12 mengajarkan kita untuk menyerahkan hidup sepenuhnya dalam tangan Allah.
Kristus yang bangkit mengubah kematian fana manusia menjadi kehidupan selama-lamanya bersama Allah. Inilah harapan abadi dari hidup dalam Tuhan. Mengingat harapan ini, mengingatkan saya kepada iman grandma. Ia selalu bernyanyi juga ketika ingatannya mulai menghilang. Walaupun yang tertinggal hanyalah keyakinannya tentang kasih Kristus yang abadi kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar