Translate

Senin, 17 Februari 2014

Ngalor Ngilor Nongkrong di Facebook: Dari Advokasi, Amal dan Perubahan Bangsa melalui Pemilu 2014


Ngalor Ngilor Nongkrong di Facebook: Dari Advokasi, Amal dan Perubahan Bangsa melalui Pemilu 2014.

Oleh Farsijana Adeney-Risakotta

 

Sampai sekarang saya masih sulit duduk lama. Tulisan yang panjang belum banyak saya selesaikan. Potongan-potongan tulisan lebih membantu penyembuhan saya. Sambil berjalan atau tidur saya menyelesaikan potongan-potongan tulisan tersebut.  Kesembuhan sesudah kecelakaan mengubah cara kerja dan berdampak terhadap pengolahan aspirasi sahabat-sahabat di Indonesia. Saya seumpama seorang yang sedang menyelam dan bekerja di bawah laut. Di dalam lautan atau di atas awan, tidak penting bagi saya untuk bertanya di mana kabel-kabel jaringan komunikasi digital dibentangkan.  Manfaat yang luarbiasa sedang terjadi adalah membangun kerja-kerja antara negara, daerah, etnis, agama dan usia sedang mengubah cara berkomunikasi manusia saat ini.

Istilah yang digunakan untuk menyebut komunitas dunia maya membuka jalan untuk mengerti bentuk komunitas yang sangat berbeda dengan komunitas dalam real time. Komunitas dunia maya berinteraksi dengan bahasa tulisan, gambaran seperti foto atau lukisan dan suara dalam bentuk video.  Komunitas dunia maya melebihi istilah perkampungan.  Dalam real time, suatu kampung dipahami sebagai teritori yang proses memasukinya harus melalui berbagai tahap yang berlapis-lapis. Pada komunitas dunia maya, kampungnya sangat transparan. Interaksi bisa terjadi tanpa harus melewati proses pertemanan. Karena dalam satu jaringan ada berbagai sub jaringan lain yang akan terlibat dalam interaksi lebih luas atau tidak sama sekali.

Sejak tahun 2007 sesudah diundang oleh teman saya, Shawn Landers, baru sekarang dalam situasi saya mengalami proses penyembuhan dari kecelakaan, pemahaman yang sudah ada tentang komunitas dunia maya lebih dioptimalkan.  Facebook adalah hasil dari kolaborasi sahabat-sahabat Fulbright yang sampai sekarang masih saling menguatkan satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk saling memahami, kerja untuk keadilan dan perdamaian di dunia. Selain, Shawn Landers yang berada di California, Maureen di Scotland, Harun di Pakistan, Saheed di Afrika, telah memberikan inspirasi kepada saya untuk bekerja menguatkan komunitas akar rumput yang ada di Indonesia.

Kerja bersama anak, pemuda dan perempuan di Yogyakarta,  dengan meluaskan dukungan kepada sahabat-sahabat di luar Yogya, seperti di Maluku, Papua, Sumatera, Kalimatan dan Sulawesi telah melahirkan keterhubungan kerja melalui Facebook.  Keterhubungan dibentuk karena ada kerja nyata dalam komunitas di real time. Baru-baru ini, bersama dengan sahabat-sahabat dari Sumatera Utara, Papua, Jakarta, NTT, Yogyakarta, secara bersama-sama saling bahu membahu membangun dukungan untuk membantu pengungsi erupsi Sinabung. Dukungan komunitas sosial maya diorganiser melalui Page Lelang Amal untuk Pengungsi Sinabung yang pengelolanya adalah saya dan ibu Deva Alvina Br. Sebayang. Tetapi gerakan bantuan sosial dari komunitas sosial maya bisa mendapat dukungan dari berbagai pihak karena terbentuk sukarelawan-sukarelawan yang disebut HUB. HUB adalah orang-orang yang menjadi kunci dalam penyebaran berita tentang proses pengumpulan dana publik dari komunitas Dunia maya. Dengan kerja keras dari HUB, seperti mba Vensca Virginia Ginsel yang membawa jaringan Twitternya pada hari pertama Lelang Amal untuk Pengungsi Sinabung, telah menghasilkan dana sebesar Rp 11.000.000,-  Penambahan dana lain dilakukan melalui jaringan pertemanan dari berbagai sahabat yang berada di dalam Indonesia maupun di seluruh dunia.

Pada hari Jumat, tanggal 14 Februari 2014, dana bantuan tersebut yang langsung di kirim kepada bu Deva Alvina Br.Sebayang sudah diserahkan kepada para pengungsi yang berada di Batukarang dan . Jeruk di tanah Karo.  Pengumuman tentang donoratur dan proses penyerahan bantuan bisa dilihat langsung pada page Lelang Amal untuk Pengungsi Sinabung (http://www.facebook.com/pages/Lelang-Amal-Untuk-Pengungsi-Sinabung/241456166034803).

Sementara proses menolong pengungsi Sinabung dilakukan, letusan Kelud telah menyadarkan kita bersama tentang pentingnya warga masyarakat terlibat memperjuangan kepentingannya sendiri. Pengungsi Sinabung perlu mengerti tentang peta daerah bahaya dari kontur fisik gunung Sinabung.  Ketidakpengatahuannya berdampak terhadap kewaspadaan masyarakat terhadap gunung berapi yang dapat menyebabkan mereka cenderung takut. Padahal sebagai orang gunung, masyarakat hidup sehari-hari di gunung, diri mereka adalah bagian dari gunung. Gunung telah memberikan banyak berkat kepada masyarakat. Pengawalan dalam menguatkan pemahaman terhadap hak-haknya dilakukan dalam nongkrong-nongkrong di Facebook. Saya sangat bersyukur bisa bersama-sama dengan sahabat-sahabat di Indonesia melewati masa-masa kritis yang sedang dialami di tanah air.

Kelud sebagai suatu fenomena vulkanologi ternyata mengantarkan perluasan percakapan untuk memahami tindakan tafsir simbolik yang menjelaskan tentang penamaan Kelud. Kelud dalam bahasa Jawa berarti bebersih. Penamaannya dilakukan karena secara kenyataan ketika Kelud meletus, abunya juga menutupi seluruh pulau Jawa. Masyarakat bersusah payah membersihkan daerahnya masing-masing.

Kelud meletus sebelum Pemilu 2014 diartikan oleh masyarakat dalam dunia nongkrong-nongkrong FB sebagai peringatan kepada Indonesia. Tanggungjawab presiden SBY dalam membangun bangsa dan negara sedang diusi melalui letusan Kelud.  Alasan-alasan dimunculkan untuk menunjukkan bahwa kelud merupakan peringatan kepada bangsa Indonesia.  Sejak Reformasi sampai saat ini persoalan keterpurukan Indonesia belum selesai. Indonesia masih mengalami berbagai masalah yang kebanyakan orang melihat sebagai bagian dari kepemimpinan Presiden SBY yang lemah.

Wacana pemimpin alternatif mulai mengulir untuk dibahas. Sekarang tinggal 51 hari sebelum Pemilu 2014, pada bulan April 2014. Dalam pembahasan tsb, semakin jelas tentang sikap penolakan generasi muda untuk menolak mengikuti Pemilu. Golong putih (Golput) tampil menguat disebabkan karena harapan kepada kepemimpinan Indonesia yang baru tanpa sejarah kekerasan, pelanggaran HAM dan Orde Baru terkesan menipis. Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia, yang saat ini mempunyai kandidat populer didukung oleh rakya Indonesia, Yokowi ternyata masih belum jelas tentang keterlibatannya dalam bursa Capres. 

Apatisme terhadap generasi muda inilah mendorong saya untuk mempersiapkan deretan pendidikan pemilih yang komunikatif kepada sahabat-sahabat yang terjaring dalam komunitas sosial media Facebook.

Tulisan ini sekalipun ditulis dalam kurun waktu yang lama karena harus diketik sambil berdiri atau berjalan, saya upayanya untuk diperluas melalui blog Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua. Kiranya dari tulisan ini akan ada kekuatan saya untuk menulis lebih banyak sambil menahan kegelisan dari kesakitan tubuh demi kehidupan demokrasi di Indonesia.  Indonesia seperti bunga yang sangat indah tetapi sekaligus rentan untuk dilindungi bersama. Kampanye kesadaran tentang kerentanan Indonesia saya lakukan dengan melukis sambil menulis potongan-potongan tesis statement yang bisa mendorong pemikiran dan diskusi komunitas FB tentang tanggungjawab bersama membangun Indonesia. Perubahan Indonesia ada di tanganmu sahabat saya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar