MOP Papua sebagai
alat membangun kesadaran sehat orang asli Papua
Oleh Farsijana
Adeney-Risakotta
MOP Papua masih
menarik untuk dibahas lagi. Di jaringan maya, MOP Papua menjadi incaran pembaca
di seluruh NKRI. Sekalipun MOP Papua belum menjadi tanyangan salah satu program
TV di tanah air, tetapi user internet bisa menikmatinya melalui fasilitas
youtube. Menarik memperhatikan tema-tema MOP Papua yang paling laris diakses
oleh user internet. Ketika saya googling MOP Papua, segera yang muncul MOP
Papua tentang Rumah Sakit. Ternyata kesehatan, pandangan dan praktek dari
kebiasaan-kebiasaan bisa menjadi inspirasi untuk meramu cerita MOP Papua. Menertawakan
kebiasaan-kebiasaan diri sendiri sebagai bagian dari tubuh komunitas
menyebabkan MOP Papua tampil sangat asli, tulus dan lucu.
Istilah MOP
memberikan gambaran kepada seseorang atau sekelompok orang yang menebarkan
kelucuan sehingga menarik semakin banyak orang lain untuk bergabung. Dari
pengertian istilah MOP yang diterima oleh masyarakat secara positif, MOP Papua
bisa digunakan sebagai metode untuk membangun kesadaran bersama di dalam warga
asli Papua untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang merugikan dirinya sebagai
warganegara NKRI. Misalkan masyarakat mempunyai hak untuk menjadi sehat. Sehat
merupakan hak dasar setiap pribadi sekaligus hak kolektif dalam masyarakat.
Upaya memenuhi standar
kesehatan yang harus disiapkan oleh pemerintah seringkali berbenturan dengan pandangan-pandangan yang salah terhadap
efektifitas fasilitas kesehatan yang diberikan kepada masyarakat supaya mereka
sehat. Obat, puskesmas, dokter, perawat merupakan unsur-unsur penting dari
fasilitas kesehatan yang perlu tersedia sebagai prasyaratan pencapaian “kehidupan
yang sehat” dalam suatu masyarakat. Ukuran kesehatan dibangun dari upaya
pengurangan resiko penyebab seseorang atau sekelompok orang menjadi sakit yang
bisa mengantarkan kepada perhentian fungsi klinis dari dari organ tubuh manusia
atau biasa disebut “kematian”. Di
seluruh daerah propinsi Papua dan Papua Barat, laporan-laporan dari
lapangan menunjukkan ketiadaan petugas medis melengkapi puskesmas yang
dibangun di desa-desa terpencil. Akibatnya warga yang sakit sebagai
akibat dari berbagai penyebab termasuk kekurangan asupan gizi tidak bisa
tertangani dengan cepat.
Persoalannya sekarang adalah bagaimana mendapat petugas-petugas medis sebagai penyuluh yang bersedia berkelilingi di desa-desa terpencil. Ketika petugas tersedia, pertanyaan berikut adalah bagaimana program pelayanan kesehatan publik bisa dilakukan untuk memenuhi hak-hak warganegara NKRI di Papua mendapat pelayanan kesehatan. Persiapan yang intens kepada petugas medis supaya mengerti upaya pemberdayaan kebijakan lokal masyarakat dalam membangun kesadaran sehat perlu juga dilakukan secara sistematis. Untuk memenuhi maksud tsb, sangat penting dibahas tentang pendekatan penyuluhan kesehatan secara bermartabat kepada orang asli Papua.
Persoalannya sekarang adalah bagaimana mendapat petugas-petugas medis sebagai penyuluh yang bersedia berkelilingi di desa-desa terpencil. Ketika petugas tersedia, pertanyaan berikut adalah bagaimana program pelayanan kesehatan publik bisa dilakukan untuk memenuhi hak-hak warganegara NKRI di Papua mendapat pelayanan kesehatan. Persiapan yang intens kepada petugas medis supaya mengerti upaya pemberdayaan kebijakan lokal masyarakat dalam membangun kesadaran sehat perlu juga dilakukan secara sistematis. Untuk memenuhi maksud tsb, sangat penting dibahas tentang pendekatan penyuluhan kesehatan secara bermartabat kepada orang asli Papua.
MOP Papua dengan
tema-tema kesehatan merupakan jendela untuk mengintip pandangan dan praktek
orang asli Papua dalam menjaga dirinya secara sehat. MOP Papua dengan judul Rumah Sakit
menunjukkan bahwa orang asli Papua sangat takut pada rumah sakit. Rumah sakit
tampil seperti penjara yang memaksa seseorang harus menerima asupan obat-obat
secara oral maupun dalam bentuk suntikan. Misalkan bisa diamati MOP Papua
berjudul “Minum Obat”, “Mantri Suntik” dan "Takut Suntik". Obat dan suntikan seperti momok
untuk orang asli Papua. Penolakan benda-benda yang dianggap asing dimasukan
dalam tubuh seseorang menyebabkan munculnya anggapan tentang dokter yang bodoh
seperti bisa ditonton dalam MOP Papua “Dokter Bodok”.
Sebagai metode
penyadaran diri, saya berpendapat bahwa MOP Papua dengan tema-tema kesehatan
akan sangat bermanfaat digunakan dalam penyuluhan tentang hidup sehat. MOP
Papua bisa dimainkan kembali dalam pertemuan bersama dengan komunitas dari
orang-orang asli Papua untuk merangsang diskusi terbuka menggali pandangan
sesungguhnya dari mereka terkait dengan kesehatan dan kebijakan publik dibidang
kesehatan.
Penggalian tentang manfaat
kesehatan dari perspektif masyarakat bisa mengkayakan konten MOP Papua terkait
dengan tema-tema tubuh sehat sesudah menggunakan jasa petugas kesehatan, dokter
atau puskesmas. Misalkan MOP Papua dengan judul “Berobat” bisa meneropong kelucuan seseorang sesudah
menerima manfaat penyembuhan dari minum obat dan penyuntikan.
Eksplorasi tentang
sisi kemanfaatan dari menjaga, merawat diri sendiri bisa dikemas dalam MOP
Papua “Berobat”. Penyediaan MOP Papua
dengan tema-tema positif sangat membantu perluasaan sikap penerimaan dari orang
asli Papua terhadap metode hidup sehat yang dihubungkan dengan keharusan
berobat ketika sakit. MOP Papua terkait dengan “Gaya hidup sehat” bisa juga
dibangun dari praktek masyarakat asli sendiri. Eksplorasi dapat dilakukan
dengan memperhatikan kebiasaan-kebiasaan lokal dalam upaya menjaga hidup sehat.
Misalkan, bagaimana orang asli Papua
mengerti tentang pentingnya mengkonsumsi makanan yang bervariasi, pola penataan
rumah sehat, cara merawat diri dan anggota keluarga secara sehat, dan lainnya.
Pilihan penggunaan
MOP Papua sebagai alat sosialisasi kesehatan masyarakat akan sangat bermanfaat
bagi mereka karena pendekatannya yang tidak bersifat top down, otoriter seperti
biasanya dilakukan dengan cara-cara penyuluhan langsung yang memandang rendah
terhadap cara hidup orang asli Papua. Dengan menonton lelucon yang diarahkan
kepada diri sendiri, orang asli Papua akan terdorong untuk melakukan perubahan
tanpa unsur paksaan yang merendahkan martabat mereka sebagai manusia dengan
kebijaksanaan lokal yang ada selama ini.
Perluasan MOP Papua
juga bisa dilakukan dengan radio tanpa harus ditampilkan dalam bentuk gambar
seperti tersedia dalam kemasan youtube. Ketika jaringan radio belum menjangkau
masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman, masih dimungkinkan penyampaian MOP
Papua melalui perangkat stereo, di mana pemutarannya bisa dilakukan dengan
tape. MOP Papua diputarkan ketika seorang
penyuluh datang membawa tape dalam pertemuan rutin yang dijadwalkan bersama
masyarakat untuk membahas topik-topik penting terkait dengan kesehatannya.
Potensi MOP Papua
yang ternyata bisa diakses dan dinikmati oleh seluruh warganegara NKRI,
seharusnya bisa bermanfaat kepada orang asli Papua sendiri. Karena itu, Petisi
Warganegara NKRI untuk Papua mendorong generasi muda Papua untuk melakukan
perubahan di Papua dengan menggunakan MOP Papua. Garapan tema-tema yang relevan
bisa diteruskan, sementara tema-tema yang sudah ada dapat mulai digunakan untuk
oleh petugas-petugas penyuluh atau sukarelawan kesehatan yang bersedia
melakukan pelayanan kesehatan masyarakat di daerah-daerah pedalaman di seluruh
propinsi Papua dan Papua Barat. Inilah saatnya melayani kepada saudara-saudara
asli Papua.
Tanggungjawab itu sudah ada di antara basudara-basudara generasi
muda Papua, maka sambutlah dengan pujian kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk
hikmat yang diberikan kepada orang Papua sehingga bisa terus melucu ala Papua.
very true that health is wealth but the state fails to see the need and at the same time the needy also fails to claim their own basic rights. In this case people who are educated about the concern can delegate the needs of the people to the responsible authority. God Blessings
BalasHapus