Petisi
Warganegara NKRI untuk Papua dalam Morning News (7 April 2013)
Hindari
Perbantahan Jumlah Korban Busung Lapar Papua, Rakyat Tambrauw Perlu Penanganan Kesehatan
Darurat!
Oleh
Farsijana Adeney-Risakotta
Bencana
nasional, kematian massal yang sedang terjadi di Papua masih belum tertanggani
dengan baik. Suara Pembaharuan online menerbitkan hasil wawancara dengan Wakil
Ketua DPR Papua Barat, Demianus Djimy Idjie. Djimy Idjie meminta Menteri
Kesehatan segera turun tangan apabila gubernur maupun bupati Tambrauw lambat
merespon kejadian ini.
Keterlambatan
penanganan disinyalir berhubungan dengan perdebatan benar salah terkait dengan
jumlah korban busung lapar. Menurut Abner Korwa, Ketua LSM Belantara Provinsi Papua Barat, pemerintah
daerah tidak mempercayai tentang kasus busung lapar yang dilaporkannya.
Laporannya terkait dengan kematian 95 orang yang berasal dari Kampung Baddei, kampung Jokjoker dan Kampung Kosefo di Kabupaten Tambrauw, Propinsi Papua Barat. Sementara masih ada dua kampung yang
sedang dilanda wabah, juga belum terjangkau.
Konstant Magablo, Ketua Asosiasi Masyarakat Adaat Nusantara (AMAN) Sorong
Raya menjelaskan bahwa ada kemungkinan korban yang meninggal bisa bertambah.
Diduga penyebab pertambahan korban disebabkan karena bantuan tim medis langsung
ke daerah bencana busung lapar hanya dilakukan tiga hari dimulai dari tanggal
26-29 Maret.
Perdebatan
benar salah tentang jumlah korban busung lapar memang bertentangan dengan
kebijakan kesehatan yang sedang dicanangkan oleh pemerintah daerah. Program
jaminan kesehatan gratis untuk penduduk Papua bahkan diperlakukan secara
istimewa kepada penduduk pedalaman. Mengingat letak geografis yang sulit,
pemerintah melalui Jaminan kesehatan Papua (Jamkespam) menyediakan bantuan
transport kepada penduduk pedalaman yang harus mendapat penanganan darurat
kesehatan. Dana bantuan transport kepada penduduk pedalaman dikelola melalui
Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B).
Saat ini, seperti
dilaporkan oleh Tabloid Jubi Online bahwa Tim UP4B sedang berada di lapangan
untuk mengecek secara langsung desa-desa yang terkena wabah busung lapar.
Kehadiran Tim UP4B ke lapangan sudah
merupakan kewajibannya karena UP4B
memang mengelola anggaran transportasi kesehatan untuk penduduk pedalaman. Tim UP4B yang merupakan penggabungan aparat
kesehatan lokal dan nasional, diharapkan segera menanggani permasalahan yang
sedang dihadapi warga masyarakat dengan menjadikan kasus busung lapar dalam
kategori “bencana” yang harus ditanggani segera.
Endang R
Sedyaningsih, Menkes, sebelum meninggal dunia pernah berkunjung ke Papua dan
menyampaikan idenya untuk pengadaan layanan kesehatan terbang (flying health
care) mengatasi kesulitan geografis di daerah pedalaman. Layanan ini adalah
rumah sakit darurat yang dilengkapi dengan peralatan medis dan menetap selama
2-3 bulan. Kapasitas perawatan bisa menjangkau 10-30 orang. Menurut Petisi
Warganegara NKRI untuk Papua, mengingat
situasi wabah, rumah sakit terbang perlu menambah kapasitas perawatan sehingga
memungkinkan menerima pasien dalam jumlah yang lebih banyak.
Sumber
berita:
1.
Pemerintah
Gratiskan Pendudukan Papua Berobat Lewat Jamkespam http://www.starberita.com/index.php?option-com_content&view=articleid=50493%3Apemerintah-gratiskan-penduduk-papua-berobat-lew...
2.
DPRD:
Mereka itu Manusia, Bukan Binatang http://www.suarapembaharuan.com/nasional/dprd-mereka-itu-manusia-bukan-binatang/33383
3.
Pedui
Kasus Gizi Buruk di Tambrauw, TIM UP4B turun lapangan http://tabloidjubi.com/2013/04/06/peduli-kasus-gisi-buruk-di-tambrauw-tim-up4b-turun-lapangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar