Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua
Laporan untuk Koalisi Perempuan Indonesia Wil.DIY
Ketua LPM ISI DIY berharap masyarakat bisa menggunakan kesempatan pelatihan membatik, yang akan dilakukan dalam sepuluh kali tatap muka. Diharapkan dari pelatihan ini bisa muncul corak khusus batik Patehan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan seni dan budaya lainnya atas usulan masyarakat bisa disampaikan kepada LPM ISI DIY di setiap awal bulan Januari untuk tahun anggaran baru. Kegiatan-kegiatan tsb bisa berupa pelatihan griya, seni rupa, seni peran, rekam media dan perintisan UKM.
Laporan untuk Koalisi Perempuan Indonesia Wil.DIY
Membawa kembali semangat membatik di Kelurahan Patehan,
Kecamatan Keraton, DIY
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Perempuan Indonesia adalah soko guru pembangunan nasional.
Keterlibatan perempuan dalam melakukan kegiatan-kegiatan pemeliharaan anggota
keluarga tidak dihitung secara ekonomi. Di atas tugas-tugas domestik, perempuan
terutama dari kelas menengah ke bawah berfungsi ganda karena mencari nafkah
untuk mendukung kebutuhan keluarga. Penyadaran hak-hak politik perempuan untuk
terlibat mengatur kehidupan bersama harus diikuti dengan peningkatan kemampuan
perempuan dalam pengelolaan kegiatan ekonomi yang pada umumnya dilakukan di
sekitar rumah tempatnya tinggal.
Terkait dengan tujuan ini, Pelatihan Membatik yang
diselenggarakan oleh Institut Seni Indonesia bekerjasama dengan Kelurahan
Patehan Kecamatan Kraton, dan didampingi oleh Koalisi Perempuan Indonesia
Wilayah DIY kiranya diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan perempuan terhadap
ketrampilan membatik dan penguatan kapasitas dirinya dalam memperjuangkan
kepentingan bersama untuk mengembangan usaha batik tsb.
Penyerahan Penyuluh, ibu Djandjang, dosen Institut Seni
Indonesia DIY untuk melakukan Pelatihan Membatik , dilakukan oleh Ketua LPM
Institut Seni Indonesia, Bpk Dr Sunarto M.Hum kepada Bapak Lurah Kelurahan Patehan, Bapak Widodo, pada hari Rabu,
tanggal 24 April 2013 di kantor Kelurahan Patehan.
Pak Lurah membuka kegiatan dengan berterima kasih kepada ISI
DIY yang sudah memilih Patehan sebagai tempat untuk membangkitkan kembali
kejayaan masa lalu usaha batik Patehan. Patehan pernah terkenal dengan industri
rumah tangga batik. Akan tetapi industri
ini runtuh karena persaingan yang tidak sehat dilakukan oleh pemandu wisata
dalam menggiring pembeli ke tempat produksi batik yang bisa memberikan fee
tertinggi.
Monopoli dari kebijakan
pemberian fee tinggi berpengaruh terhadap permainan harga jual batik. Pemandu
wisata seringkali mematok harga jual batik tinggi dibandingkan dengan harga
yang ditetapkan toko rekomendasinya.
Keuntungan yang diraih pemandu wisata ternyata bersifat individu dan
mematikan industri batik lokal.
Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah DIY, yang dihadiri oleh
Sekretaris Wilayah, Farsijana Adeney-Risakotta berharap bisa bersama dengan
Kelurahan Patehan mengawal kebijakan perbaikan usaha masyarakat untuk mendukung
pariwisata di DIY. Komitmen ini terkait
dengan kebijakan perlindungan usaha dan
aturan pemandu wisata yang bisa diusulkan untuk dibahas oleh wakil-wakil rakyat
di DPRD DIY. Selain itu penguatan kapasitas ibu-ibu untuk bisa hadir dalam
pertemuan-pertemuan publik di tingkat dusun dan desa dalam menyuarakan
kepentingannya juga harus dilakukan dengan strategis.
Diakui Farsijana
bahwa kegiatan pelatihan membatik adalah hasil dari persahabatan yang sudah
dibangun di antara Koalisi Perempuan Indonesia Wil DIY dengan bu Djandjang,
yang bersama dengan dosen perempuan ISI lainnya pernah mengikuti pameran
berjudul Seni Limbah dan Ekspresi Perempuan anti Kekerasan yang dilaksanakan di
Bentara Budaya tanggal 4-7 Februari 2011. Pameran ini diorganisir oleh Farsijana dengan
sponsor dari Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah DIY.
Ibu Djandjang sebagai seorang ahli batik telah memberikan waktunya untuk memberdayakan perempuan DIY. Keahlian bu Djandang tidak bisa diukur dengan uang. Karena itu, bu Djandjang berharap pelatihan ini bisa menjadi awal yang baik untuk dimanfaatkan oleh ibu-ibu yang berasal dari RW 04 dan 05. Sekalipun jumlah pesertanya terbatas, hanya sepuluh orang, sesuai dengan anggaran yang tersedia dari LPM ISI DIY, bu Djandjang berharap ada partisipasi dari peserta. ISI DIY menyediakan kebutuhan perbatikan termasuk alat-alatnya yang akan disumbangkan kepada peserta.
Ketua LPM ISI DIY berharap masyarakat bisa menggunakan kesempatan pelatihan membatik, yang akan dilakukan dalam sepuluh kali tatap muka. Diharapkan dari pelatihan ini bisa muncul corak khusus batik Patehan. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan seni dan budaya lainnya atas usulan masyarakat bisa disampaikan kepada LPM ISI DIY di setiap awal bulan Januari untuk tahun anggaran baru. Kegiatan-kegiatan tsb bisa berupa pelatihan griya, seni rupa, seni peran, rekam media dan perintisan UKM.
Acara yang dihadiri oleh ibu-ibu dari RW 04 dan RW 05
Keluruah Patehan akan diteruskan dengan pelaksanaan pelatihan di Kantor Koalisi
Perempuan Indonesia Wilayah DIY dimulai hari Jumat, 26 April 2013. Koalisi Perempuan Indonesia Wil DIY selain menyediakan ruangan untuk pelatihan juga berpartisipasi dalam penyediaan konsumsi dan dana usaha dengan anggaran terbatas kepada ibu-ibu peserta.
Koalisi Perempuan Indonesia Wil DIY berterima kasih kepada pak Lurah, Ketua LPM ISI DIY dan ibu Djandjang untuk terwujudnya kerjasama ini. Secara khusus penghargaan diberikan kepada bu Siti Murkanti yang akan mewakili Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah DIY untuk mengawal pelatihan membatik ini.
Koalisi Perempuan Indonesia Wil DIY berterima kasih kepada pak Lurah, Ketua LPM ISI DIY dan ibu Djandjang untuk terwujudnya kerjasama ini. Secara khusus penghargaan diberikan kepada bu Siti Murkanti yang akan mewakili Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah DIY untuk mengawal pelatihan membatik ini.
DIRUT BTN MARYONO KEMBALI JADI KETUA IKATAN ALUMNI UNDIP
BalasHapus