Dua tulisan dari blog “Indonesiaku Indonesiamu
Indonesia untuk semua” menduduki peringkat tertinggi dalam jejaring maya Papua
Oleh Farsijana Adeney-Risakotta
Siang tadi sebenarnya saya sudah selesaikan
pengetikan dan terjemahan untuk figur ketiga dari Kisah Hidup Tokoh-Tokoh Papua
yaitu Willem Rumsawir, yang disunting oleh Charles Fahardian (West Papua:
2007). Tetapi sebelum saya posting, saya
melakukan perubahan terhadap tata letak blog “PIZZA (Peace Incredible Zoom Zone
Authenticity) supaya bisa diperlihatkan kepada publik tentang jumlah pembaca
dan entri populernya. Saya juga mensinkronkan semua blog saya dalam kendali
Google + yang menyediakan fasilitas keterhubungan dengan berbagai portal lain
yang menjelaskan tentang berbagai pekerjaan saya bersama masyarakat maupun
secara akademis.
Saya cukup puas dengan penataan kendali
pengoperasian kerja saya di dunia maya. Kebahagiaan saya terbesar adalah semua
yang saya kerjakan tidak mempunyai ongkos. Saya merasa telah menggunakan sistem
internet dengan sangat baik. Dibutuhkan kecerdasan untuk mengerti logika kerja
dari sistem blogging yang ternyata menyediakan sangat banyak kemungkinan untuk
mewadahi pemikiran dan kerja-kerja nyata saya untuk tujuan perdamaian di
Indonesia dengan dampaknya ke berbagai tempat lain di dunia ini.
Apakah dengan demikian saya menjadi makin
matang dalam mengendalikan pengoperasian komunikasi di dunia maya? Pertanyaan
ini penting saya renungkan! Saya sungguh-sungguh ingin membagikan
tulisan-tulisan yang berangkat dari kegelisahan
diri yang ketika dituangkan sebagai suatu tulisan bisa tampil menguatkan diri
sendiri maupun orang lain. Saat ini kelihatannya Papua menyita seluruh raga dan
jiwa saya.
Tetapi saya bukan robot terutama dalam situasi
menderita patah tulang belakng (T11 dan L4).
Saya juga harus kuat secara rohani dan jasmani untuk bisa mengolah
dengan bijaksana dan cerdas kegelisahan diri sehingga berwujud dalam kata-kata
yang membawa kepada kehidupan. Karena
itu saya menyelip beberapa tulisan-tulisan pribadi sebagai refleksi di antara
publikasi dari Kisah Hidup Pemimpin Papua. Perjalanan untuk menyelesaikan kisah
ini akan sangat panjang. Baru sekarang
saya sadar bahwa ada 12 tokoh Papua yang harus saya ketik dan terjemahkan ke
dalam bahasa Inggeris. Dua darinya sudah dipublikasikan sejak saya keluar dari
rumah sakit. Anehnya, saya diberitahu oleh dokter tentang lamanya waktu
penggunaan body brace (perisai) untuk melindungi kerapuhan tulang belakang adalah
kira-kira 12 minggu. Apakah ini nasib saya, setiap minggu menerbitkan satu Kisah
Hidup Pemimpin Papua?
Saya sadar tentang penyembuhan diri yang harus
dibebaskan dari tekanan apapun. Padahal cerita-cerita tokoh Papua penuh dengan
tekanan, seluruh emosi dan keterkejutan tampil menguat dalam diri saya. Membawa
kesadaran ini dalam dunia tulisan menolong saya mewaspadai keterjebakan
terhadap kelemahan diri sendiri sebagai seorang manusia. Syukurlah keterbatasan
fisik saya saat ini menolong saya bekerja seperti kura-kura. Saya tahu saya
sekarang adalah mama kura-kura. Saya menyebut diri sendiri dalam bahasa
Inggeris, sebagai Mama Turtle. Kalau saya sudah capek mengetik, saya berdiri
dan senam yang saya sebut “Dancing of Mama Turtle”. Tapi ceritanya tidak harus
sekarang, saya akan membaginya kapan-kapan. Sekarang saya mau memfokus dulu
tentang Papua.
Mungkin untuk saudara-saudara Papua perjuangan
menegakkan keadilan dan perdamaian sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari
sehingga seluruh perjuangannya di arahkan ke sana. Saya pikir tidak ada
perbedaan antara saya dengan perjuangan saudara-saudara Papua, terutama sejak
saya memutuskan memasuki pergumulan itu melalui gerakan membangun kesadaran
bersama warganegara NKRI terhadap situasi di Papua melalui “Petisi Warganegara
NKRI untuk Papua”. Tetapi saya harus
mengakui, bahwa perjuangan itu bukan sekedar menulis membangun argumentasi melainkan
harus juga diimbangi dengan kegiatan-kegiatan langsung bersama para pendukung
Petisi Warganegara NKRI untuk Papua. Ketika saya di Yogyakarta, saya melakukan
hal itu. Beberapa kali pertemuan dan diskusi dilakukan termasuk penyelenggaran Festival Perdamaian Papua pada bulan Mei 2013. Sekarang situasi akan berbeda sehingga sangat sulit membangun
komunikasi yang langsung menyentuh akar rumput.
Akan tetapi pengamatan saya ini ternyata harus
diperbaiki, karena gerakan dari interaksi dengan para pendukung Petisi
Warganegara NKRI untuk Papua masih tetap ada. Tanda-tanda itu bisa terlihat
dari pemberian dukungan yang terus mengalir melalui tangan-tangan pendukung
Petisi Warganegara NKRI untuk Papua yang mengklik LIKES terhadap page Petisi.
Untuk itu saya sangat berterima kasih.
Tetapi tanda lain yang sangat mengejutkan adalah
bahwa tanggapan terhadap posting saya terakhir ini malahan datang dari warga
Papua itu sendiri. Ada dua posting yang hari ini menempati urutan teratas.
Pertama, dengan menggunakan kata kunci “Benny Giay”, maka segera terlihat
posting saya dengan judul Suara Kenabian
Pdt Benny Giay kembalikan komitmen bersama untuk kesejahteraan, keadilan dan
perdamaian di tanah Papua, berada pada urutan ke-2 dalam pencarian
melalui Googling.
Kedua, ketika kata kunci Benny Giay Papua diketik pada Google Search, segera terlihat dua
hal. Pertama, Kisah Hidup Pemimpin Papua:
Benny Giay yang diterbitkan melalui
blog "Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua" berada pada peringkat
teratas tetapi sayangnya pencopotan tulisan tersebut dilakukan tanpa
menjelaskan sumbernya yang sebenarnya. Peringkat Pertama tsb menunjukkan bahwa
tulisan dengan judul "Kisah Hidup Pemimpin Papua: Benny Giay" dipublikasikan oleh http://suarakolaitag.blogspot.com . Sesudah saya periksa dokumennya, ternyata yang
diambil dari blog saya, tetapi yang tertulis sumbernya berasal dari Sumber: http://tigidoovoice.blogspot.com/.
Kedua, saya mencoba membuka http yang tertulis pada sumber tersebut tetapi penelusuran itu tidak membawa saya kepada artikel Kisah Hidup Pemimpin Papua: Benny Giay yang adalah berasal dari
blog saya. Foto-foto di bawah ini memperlihatkan maksud yang saya jelaskan di
atas.
Kata kunci Benny Giay
Kata Kunci Benny Giay Papua
Penalayangan pada blog http://suarakolaitag.blogspot.com
Penalayangan pada http://tigidoovoice.blogspot.com/
Apa yang bisa saya simpulkan? Menurut saya,
orang-orang Papua sendiri belum banyak yang tahu tentang siapakah Pdt Benny
Giay? Saya sungguh berterima kasih bahwa
cerita tentang Benny Giay harus mengalami perjalanan yang panjang dari Papua ke
Santa Barbara kemudian ke Boston di mana saya melakukan pengetikan, penterjemahannya dan mempublikasi kembali
melalui posting di dua blog saya yang akhirnya bisa dibaca oleh orang-orang Papua melalui internet pada blog "Indonesiaku Indonesiamu Indonesia untuk semua". Saya bersyukur bahwa kedua tulisan
saya sekarang dibaca oleh sesama warganegara NKRI di tanah Papua.
Tujuan penulisan saya adalah membiarkan suara
seasli-aslinya dari orang Papua diperdengarkan. Tujuan ini adalah juga tujuan
dari penyunting buku Kisah Hidup Tokoh-Tokoh Papua yaitu Charles Farhardian.
Tanpa kerja kerasnya bertahun-tahun, saya maupun orang-orang Papua tidak pernah
akan tahu pandangan, pergumulan dan harapan dari pemimpin-pemimpin Papua
tersebut. Karena itu, saya berharap
saudara-saudara Papua bisa memperhatikan cara pengutipannya supaya sumber asli
di mana tulisan tersebut diambil tetap diikutkan dengan sendiri. Ini juga untuk menghindari kesalahpahaman ketika tulisan diambil keluar
dari konteksnya. Ada masih banyak Kisah
Hidup Pemimpin Papua yang harus saya publikasikan. Saya berharap di masa depan
hal-hal yang tadi didiskusikan tidak terjadi lagi. Sesudah Amelia Jigabalom,
Benny Giay, masih adalah 10 nama pemimpin yang belum saya posting. Saya sudah
berjanji untuk melakukannya ke-12 figur pemimpin Papua sebagai tanda terima
kasih kepada Tuhan karena penyelamatanNya bagi kami dari kecelakaan yang
mahadasyat.
Saya berharap tulisan-tulisan dari tokoh-tokoh
Papua ini akan memberikan pendalaman iman kepada sesama warganegara NKRI di
Papua. Perjuangan penegakan keadilan dan perdamaian masih panjang, sehingga
pengendalian diri dengan tujuan membangun kesatuan dari seluruh orang Papua
untuk menyiapkan tanah Papua melakukan dialog dengan pemerintah harusnya tampil
menguatkan saudara-saudara sekalian. Saya tahu, tulisan ini akan dibaca oleh
semua orang di Indonesia, sampai dipelosok di tanah Papua.
Ketika dunia diubah oleh teknologi komunikasi,
bentuk-bentuk kekejaman, kelaliman yang dulu bisa terjadi terutama menyebabkan
warga sipil meninggal di Papua, sekarang ini tidak bisa lagi terjadi. Kalaupun
peristiwa itu terjadi, akan segera di seluruh dunia tahu tentang apa yang
terjadi di Papua. Jadi perjuangan saudara-saudara di Papua tidaklah sendirian.
Menurut saya, perjuangan saudara-saudara adalah perjuangan orang-orang asli Papua, baik Kristen dan
Islam untuk membangun kembali tanah Papua, mengakrabkan tanah Papua sampai
keberpihakan itu datang lagi kepada bangsa Papua. Tanah Papua tidak melupakan
anak-anaknya yang kepadanya pewarisan kelimpahan sudah diturunkan kepada semua
orang yang percaya bahwa cinta kasih adalah kekuatan yang menghapuskan semua
ketakutan karena kepercayaan mendalam pada Sang Pencipta, Tuhan pemberi
kehidupan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar