Buku Petisi Warganegara NKRI untuk Papua
Kata Pengantar
Oleh
Librano Louis Apituley
Dengan memuji syukur kepada Tuhan YME, kata pengantar ini akan menjadi suatu
tuturan yang mengharukan bagi kita semua. Bersyukur untuk berkat Tuhan
sehingga gerakan penguatan masyarakat sipil mengawal kebijakan publik,
mendorong pemerintah RI memfasilitasi perdamaian di tanah Papua bisa terus
berlanjut.
Kisahnya berawal dari komentar saya pada sebuah postingan status pada tanggal
19 Juni 2012 di halaman muka akun Facebook Ibu Farsijana Adeney-Risakotta,
yang saya sapa dengan nama panggilan Usi Nona, yang mengkritisi pernyataan
Wakil Menteri Pertahanan - Letnan Jendral TNI Sjafrie Sjamsoeddin di harian
nasional Kompas tanggal 19 Juni 2012 tentang masalah keamanan di Papua, dari
interaksi komentar status tersebut munculah komentar ajakan dari Usi Nona untuk
melakukan suatu tindakan nyata untuk mendesak pemerintah memberhentikan
kekerasaan di Papua. Dengan melalui sejumlah diskusi, akhirnya kami berdua
sepakat untuk membuat sebuah Page di Facebook dengan nama "Petisi
Warganegara NKRI Untuk Papua". Page "Petisi Warganegara NKRI Untuk Papua"
yang bertujuan untuk menggalang dukungan dari masyarakat pengguna media
sosial Facebook ini di perkenalkan ke publik pertama kali pada tanggal 20 Juni
2012 dengan Usi Nona dan saya sebagai Moderator-nya.
Keputusan menggalang dukungan untuk Papua dengan membuat Page "Petisi
Warganegara NKRI Untuk Papua" di sebuah media sosial internet karena kami
memahami dan melihat potensi luas penyebaran informasi, potensi kemungkinan
dukungan yang besar dari total sekitar 4000an orang teman (dan keterhubunganya)
pada akun Usi Nona dan akun saya, juga kenyataan pengguna internet di Indonesia
63 juta pengguna(data 2012, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia/APJII), dengan 82,5% nya adalah mengakses Facebook. Sasaran
strategis-positif lainnya yang ingin di lakukan dan di capai melalui Page "Petisi
Warganegara NKRI Untuk Papua" adalah memberikan alternatif pandangan
objektif dalam konteks pemahaman Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI
kepada masyarakat luas dalam memahami kondisi Papua dengan segala
kompleksitas masalahnya di tengah-tengah begitu banyak portal/blog/berita/artikel
online dalam dan luar negeri yang negatif, tidak objektif dan bukan/bertentangan
dengan konteks pemahaman NKRI.
3 bulan pertama sejak di perkenalkan, Page "Petisi Warganegara NKRI Untuk
Papua" telah di akses oleh pengguna media sosial di 11 negara di 4 benua
(termasuk negara sangat berpengaruh dalam politik dunia - Amerika Serikat), 18
kota di Indonesia (termasuk kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan
Yogyakarta sebagai kota pelajar). Suatu dampak yang cukup signifikan. Dengan
pola penggalangan dukungan yang edukatif, komunikatif, partisipatif, persuasif
lewat status-status, lewat tulisan-tulisan artikel yang produktif dan penyampaian
isyu-isyu mendasar mayoritas dari tulisan-tulisan Usi Nona, berdasarkan data
terakhir (5 Mei 2013), terdapat 635 orang yang memberikan konfirmasi setuju,
total 692.638 orang mengakses (terinteraksi) dengan Page "Petisi Warganegara
NKRI Untuk Papua".
Petisi Warganegara NKRI untuk Papua juga melakukan diskusi-diskusi yang
disebut “kopi darat”, seperti dilakukan di Yogyakarta. Usi Nona mengorganisir
diskusi yang melibatkan mahasiswa/i Papua yang tergabung dalam Forum
Mahasiswa-Mahasiswi Papua (Formapa). Mereka juga dilibatkan untuk
beraudiensi dengan anggota DPRD DIY pada sarasehan hari Ibu 2012 yang
mengangkat topik Penguatan Kapasitas Anggota DPRD dan Masyarakat Sipil
dalam Pemberantasan Korupsi dan Mengawal Kebijakan Publik. Tujuannya adalah
penguatan kapasitas sumberdaya masyarakat Papua sehingga bisa melakukan
pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi mengawal kebijakan publik di
tanah Papua.
Angka sebagai data alat ukur hasil suatu usaha adalah penting dalam melihat
sejauh mana dampak yang sudah di berikan dan yang terasakan. Tetapi bagi kami
adalah jauh lebih penting dan fokus pada proses pembelajaran, pembentukan
pemahaman, perubahan paradigma, edukasi, membangun kesadaran akan krisis
dan keperdulian bahwa Papua adalah bagian integral dan tidak terpisahkan dari
NKRI, bahwa saudara-saudara Papua punya hak yang sama untuk hidup layak dan
damai di Bumi Pertiwi.
Untuk buku ini, kami, usi Nona dan saya berbagi tugas. Saya mempersiapkan front
dan back cover. Front Cover terdiri dari tiga unsur foto yaitu foto Waigeo Aljui
panoramic Bay, Raja Ampat Islands sebagai latar belakang, foto seorang laki-laki
Papua yang berdiri sedang meniup bia dan foto bendera merah putih dan burung
Garuda Pancasila.
Back Cover - terdiri dari foto seorang wanita Papua sebagai foto utama ("Papuan
beauty" by Jacob Duijzer) dan foto sekumpulan anak-anak. Desain pada Front
Cover mengandung pengertian bahwa seluruh warga NKRI - termasuk orang
Papua berseru dan meminta perhatian pemerintah RI. Seruan mereka terlihat
langsung pada dukungan kepada Petisi Warganegara NKRI untuk Papua.
Semuanya berkomitmen hidup di bawah satu bendera - bendera merah putih
berdasarkan nilai-nilai luhur dari Pancasila sebagai Ideologi Dasar bersama.
Sedangkan makna Back Cover adalah harapan penuh dari keyakinan pemenuhan
keadilan, kesejahteraan dan perdamaian sedang dinanti-nantikan juga oleh
perempuan dan anak-anak di tanah Papua.
Harapan usi Nona dan saya, buku Petisi Warganegara NKRI untuk Papua dapat
mewakili pengawalan masyarakat sipil di Indonesia dalam kebijakan pemerintah
memfasilitasi penegakan-penegakan perdamaian di tanah Papua. Buku ini akan
diserahkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk turut bersama-sama
dengan seluruh insan Indonesia melakukan keadilan dan kesejahteraan di Papua.
Damailah Papua, damailah Indonesia.
Salam solidaritas NKRI!
(Librano Louis Apituley - Kreator &Moderator Page "Petisi Warganegara NKRI Untuk
Papua"-Facebook, Trainer, Consultant, Motivational Speaker, Managing Director
"EnergyGiver" Consultant-Jakarta )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar